"Sori, sori! Lo tau ngga apa yang terjadi? Masa' tadi gue naik mikrolet, mikroletnya berhenti mendadak di tengah jalanan, gara-gara ada penumpang yang mendadak mau melahirkan!"
Dipa, Aulia dan Sultan serempak menarik napas lega ketika melihat Eda akhirnya muncul di detik-detik terakhir, lima menit sebelum lomba dimulai. Rambut Eda berantakan tak keruan. Nafasnya tersengal. Dia segera menarik kursi di sebelah Dipa.
"Da, kirain elo ngga dateng," Aulia mengusap wajahnya.
"Ya jelas gue dateng, Au. Gue udah bangun jam lima, jalan jam enam, ngga taunya-"
"Selamat pagi!"
Cerita Eda terpotong oleh sapaan yang terdengar lewat pengeras suara. Dipa memberi isyarat kepada Eda agar menyimpan ceritanya untuk nanti saja.
"Selamat datang di lomba pengetahuan umum IKom yang diselenggarakan setiap tahunnya. Juara bertahan kita tahun lalu adalah SMA Harapan..."
Aulia terlihat gelisah. Wajahnya terlihat seperti antara menahan senyum dan menahan hajat.
"Tahun lalu kakaknya Aulia yang ikut," bisik Sultan. "Sama kakak gue."
Dipa mengangguk-angguk, sebetulnya tak peduli. Yang dipedulikan Dipa hanya satu: mereka harus menang dan harus berhasil mendapatkan kembali tutup stoples keberuntungan yang disita Pak Budi! Dipa sungguh sudah tak sabar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Kata-kata sambutan panitia terdengar di telinganya hanya sebuah bla bla bla saja.
"Dip," bisik Eda. Dia mencondongkan tubuhnya ke Dipa. "Inget ya kesepakatan kita. Bagi dua!"
Dipa mengangguk.
"Salaman dulu!"
Deg... deg... deg... saat telapak tangan Dipa bersentuhan dengan telapak tangan Eda, jantungnya berdebar keras. Fokus Dip, fokus!
"Kita mulai soal pertama. Kategori Olahraga. Pada tanggal berapakah pasangan ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad berhasil masuk ke babak final Olimpiade tahun 2016?"
TET!
Dipa langsung memencet bel, bahkan sebelum Eda, Aulia atau pun Sultan sempat berpikir. Eda sampai terlonjak dibuatnya.
"16 Agustus!"
"Benar. Sepuluh poin untuk SMA Harapan."
Dipa mengepalkan tangannya penuh semangat. Awal yang bagus, sungguh awal yang bagus.
"Pertanyaan berikutnya. Kategori seni. Sebutkan tokoh-tokoh utama dalam film Indonesia berjudul Tabula-"
TET!
"Hans, Emak, Parmanto dan Natsir!"
"Benar. Sepuluh poin untuk SMA Harapan."
Senyum Dipa merekah. Dia memandang berkeliling, menikmati pandangan takjub dari peserta-peserta lain dan juga anggota timnya sendiri.
"Pertanyaan selanjutnya. Kategori sains. Apa nama fungi yang digunakan untuk produksi tempe?"
Satu detik... dua detik...
TET!
"Rhizopus oligosporus!"
"Benar. Sepuluh poin untuk SMA Bakti Siswa."
Dipa mengusap wajahnya. Kalau pertanyaannya ilmiah seperti itu, dia tidak mungkin bisa menjawabnya. Aulia terlihat menggigit bibir dengan tegang. Eda menelan ludah. Sultan meremas-remas jarinya.
"Pertanyaan berikutnya ..."
"Tenang, Dip," bisik Eda, sambil menepuk punggung tangan Dipa.
Tarik napas ... Dipa mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [Sudah Terbit]
Novela Juvenil[SEGERA TERBIT] Jika kamu dan seorang yang baru saja kamu kenal memenangkan undian seratus juta, apa yang akan kamu lakukan? Well... ngga tau sih denganmu, tapi Pradipta dan Dwenda langsung rebutan. Setelah disita Pak Budi, Dipa dan Eda terpaksa be...