Sebelum membaca...
Hai! Di bab ini, saya sisipin lagu instrumental sebagai background sambil baca :))) Ini lagu Great Fairy's Fountain dari The Legend of Zelda, dimainkan oleh PianoDreams. Silakan play video di atas dan dengerin lagunya sambil baca. Enjoy, semoga terhibur!
(, ")
"...kembali hadir di hadapan Anda, bersama saya Fahriza Oekasah, dengan serangkaian informasi yang telah dihimpun oleh tim redaksi kami, antara lain..."
"Hari ini bukan Laras Sjahrir lagi, Mas," ucap Vito, sambil menoleh, menatap Dipa.
"Mmm ..." Dipa hanya menggumam.
Sudah lebih dari seminggu Laras tidak muncul di televisi, terhitung sejak hari di mana Eda mempertemukannya dengan Dipa. Biasanya Laras memang tak seminggu penuh siaran.
Ada hari-hari di mana Fahriza Oekasah atau Dwianto Purnomo yang menggantikannya. Namun, tak pernah terjadi seminggu penuh Laras tak tampil di layar kaca.
Di Instagram pun, Laras sepertinya tidak aktif. Sudah lebih dari seminggu dia tidak memuat foto, video, atau Instagram Story.
Laras juga tidak mengaktifkan fitur photo tagging dari orang lain. Itu sebabnya, Dipa tak tahu apakah dia sedang bersama teman-temannya atau memiliki kegiatan lain selama hilang seminggu.
"Mungkin Laras lagi liburan, Dip," kata Dio, ketika Dipa menceritakan kebingungannya perihal hilangnya Laras.
"Gue message dia juga ngga dibalas, Dip," tambah Eda, yang tengah makan bersama Dipa dan Dio. "Dibaca juga belum."
Kemana Laras, ya? Semakin lama Laras tak ada kabar, Dipa semakin cemas. Mungkinkah sesuatu terjadi pada Laras? Apa Laras menghilang gara-gara ucapan Dipa?
"Mungkin dia lagi di luar negeri atau mana ... sibuk jadi ngga sempat buka Instagram, Dip," ujar Eda.
Untuk kesekian kalinya Dipa memeriksa Instagram Laras. Tak ada foto, tak ada video, tak ada Instagram Story. Dipa menghela napas. Dibukanya foto-foto lama Laras. Mulai dari foto yang terakhir, yakni foto Laras bersama rekan-rekan sekantornya sedang makan di warung bakso. Dipa menyentuh layar ponselnya, hendak melihat foto-foto selanjutnya ketika jarinya tak sengaja menekan tulisan view all 61 comments.
"Mbak ... cepet sembuh, ya."
"Mbak Laras, gws!"
"Aduh, Mbak ... aku udah denger dari anak-anak, cepet sembuh ya, Mbak. Cepet pulih dan kembali siaran."
"Ras, kaget gue denger tentang lo. Get well soon, ya! Semoga lo cepet sehat lagi."
"Laras, kok bisa sih??? Gila ... gue kaget banget pas denger. Cepet sembuh, Ras! Nanti ngebakso lagi."
"Ras ... gila, lo kenapa?? Cepet sembuh ya!"
Dipa mengernyit membaca komentar-komentar tersebut. Ditelusurinya lagi jejak komentar-komentar lain sejak seminggu terakhir. Saat jam istirahat kedua tiba, Dipa segera memberi tahu Eda perihal komentar-komentar itu.
"Berarti Laras ngga siaran karena sakit, Dip?"
"Sepertinya gitu," Dipa mengigit bibir. "Nanti pulang sekolah gue mau ke kantor INC, Da. Gue mau cari tau apa yang terjadi dengan Laras."
"Gue ikut, Dip," ucap Eda. "Gue juga mau tau keadaan Laras."
"Oke. Ketemu di pos satpam ya? Begitu bel, kita langsung jalan."
Maka begitu bel bubar sekolah berbunyi, Dipa dan Eda segera menuruni tangga dan bergegas menuju pos satpam. Dari situ mereka langsung mencari kendaraan untuk mendatangi kantor INC TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [Sudah Terbit]
Teen Fiction[SEGERA TERBIT] Jika kamu dan seorang yang baru saja kamu kenal memenangkan undian seratus juta, apa yang akan kamu lakukan? Well... ngga tau sih denganmu, tapi Pradipta dan Dwenda langsung rebutan. Setelah disita Pak Budi, Dipa dan Eda terpaksa be...