°•¤ Re:XXX • Chapter 44 ¤•°

2.7K 178 50
                                    

Gusti menyeruput cappuccino pesanannya dan memperhatikan Mike yang sedang serius mengetik laporan di laptop miliknya. Keduanya sengaja bertemu lagi di Paradise Cafe, tapi kali ini Mike meminta Gusti menemaninya di sofa yang berada paling pojok di dekat kaca. Selain karena Mike melarang Gusti secara halus untuk tidak merokok, ia juga ingin mengetik laporan Prakerin-nya disitu agar ia bisa mendapatkan ide juga bantuan dari Gusti.

Sedang sibuk mengetik, Mike dikejutkan dengan kedatangan Adam dan juga Sean. Bahkan tak lama, Mike juga menangkap sosok Husein yang berjalan masuk ke dalam toilet.

"Ternyata elu disini, Mike?" Adam bertanya dan duduk di sebelah Mike. Pada saat itulah, mata Adam menangkap sosok Gusti yang duduk di depannya. "Hai. Gue Adam."

Gusti membalas jabatan tangan Adam dan menyebut namanya.

"Muka lu kenapa gak asing ya?"

"Kan Koko sering ketemu setiap kali absen masuk atau pas pulang." Mike menyahut. Matanya fokus menatap layar laptop di hadapannya.

"Walah... Cinlok?" Adam bertanya dengan ekspresi wajah terkejut. Gusti hanya tersenyum dan berusaha menyembunyikan rasa kagetnya. Ia tak pernah menyangka kalau Adam tau mengenai hubungan antara dirinya dengan Mike.

Seorang waiter bernama Arko menghampiri meja mereka lalu menyerahkan buku menu kepada Adam dan Sean.

"Banana Milkshake, satu. Mocha peanut nougat, satu." Sean berujar pada Arko.

"Ice blend coffee, satu. Request Kak Fajar yang bikinin. Bilang aja yang biasa dia bikinin buat Adam. Terus... Belgian chocolate cake, satu." Adam memesan tanpa membuka buku menu. Karena pesanannya tersebut adalah beberapa menu favoritnya sejak menu tersebut dibuat oleh para Chef Pâtissier yang bekerja di Cafe tersebut.

Sebelum Arko pergi, Husein datang dengan langkah cepat.

"Kita pindah ke meja sebelah aja. Karena kita bertiga. Lagian gue juga mau garap laporan." Adam berujar sambil mengeluarkan MacBook miliknya dan meletakannya di meja.

"Koko belum bikin laporan?" Mike bertanya. Dan hanya duduk sambil menatap heran kearah Adam yang pindah ke meja di sebelahnya.

"Laporan apa dulu nih? PR gue banyak." Adam menyahut.

"... Prakerin."

"Jiahahahaha... Kalo itu udah kelar dari kapan tau, Mike. Kenapa? Elu pusing? Keliatan banget dari muka lu."

Mike hanya mengangguk pelan lalu memanyunkan bibirnya. Terlihat imut dimata Gusti yang hanya duduk diam memperhatikan mereka.

"Saya pesan Milkshake juga deh, Kak. Samain aja. Terus... Kak Adam. Ada rekomendasi gak?" Sein berujar dengan wajah bingung.

"Blueberry cheesecake aja. Tiga deh." Adam menyahut.

"Buat gue juga tuh, Kak?" Sean bertanya.

"Kagaklah. Gue dua. Sein satu. Kenapa? Elu mau juga?"

"Entar Koko gemuk loh kalo makan banyak-banyak." Mike menyahut.

"Gampang. Kalo Prakerin udah kelar, gue bakalan nge-gym bareng Joshua."

"Kenapa nunggu selesai Prakerin?" Mike bertanya dengan raut wajah heran.

"Perlu di kasih schedule gue?" Adam balas melempar pertanyaan pada Mike, yang langsung mengangkat kedua tangannya sambil nyengir.

Sementara Mike berpikiran kalau semua hal yang di lakukan oleh Adam adalah demi adik-adiknya, berbeda dengan Gusti. Mengingat ia belum kenal baik dengan Adam, rasanya memang wajar kalau ia merasa Adam adalah sosok orang yang sok sibuk. Padahal kalau ia melihat schedule milik Adam, mungkin Gusti bisa mendadak botak.

°•¤ Re:XXX ¤•° [1st Seasons]Where stories live. Discover now