°•¤ Re:XXX • Chapter 33 ¤•°

2.6K 150 18
                                    

Luis memutuskan untuk masuk ke dalam salah satu toilet yang terlihat sepi di sudut sekolah. Bahkan selama beberapa menit di dalam bilik paling ujung, menghabiskan tangisannya karena ucapan Harry tadi, tidak seorang pun yang terdengar memasuki toilet tersebut.

"Ganteng-ganteng kok cengeng?"

Luis terkejut dan nyaris terjatuh dari dudukan toilet saat seseorang mendadak saja bergelayutan di atas dinding pemisah antara bilik toiletnya dengan bilik sebelah.

"Disini ada setannya loh."

Wajah Luis memucat mendengar kalimat yang terucap dari mulut cowok itu.

"Kalo setannya cakep kayak elu, gue rela-"

"Rela apa? Di sodomi?" cowok itu menyela kalimat Luis. Cowok itu lalu melompat turun, dan berjalan keluar dari dalam biliknya. "Mau buka kuncinya, atau gue nembus aja nih?"

Luis yang awalnya ragu, kini menggeser kunci slot dan membuka pintu biliknya.

"Ngapain nangis disini? Nanti kesambet setan, tau rasa lu!"

"... ..."

"Gak bisa baca, kalo toilet disini lagi rusak? Ayo keluar, nanti dimarahin Adam." Cowok itu kemudian menjulurkan tangannya dan meraih lengan Luis. "Kalo sampe mood dia rusak gara-gara elu, kasian temen-temen yang laen!"

"Oke... Gue kira, elu beneran setan..." Luis menyeka sisa air matanya dengan punggung tangannya.

"Hahahahahaha... Masa ada setan secakep gue?" Cowok itu memainkan alisnya naik turun, dan membuatnya terlihat makin lucu dimata Luis.

'Brondong bening!' jerit Luis dalam hati. 'Tapi... gue yakin, tadi gak denger seorang pun jalan masuk ke dalem... Jangan-jangan dia...'

"Maaalll.... Kemaaalll...!!!"

Seorang cowok lain, berteriak dari kejauhan. Dan saat itulah, Luis sadar, kalau orang yang di panggil adalah cowok cakep yang berdiri di sebelahnya.

"Apaan?" Kemal bertanya heran melihat temannya berseru dari kejauhan sambil berlari.

"Edwin... Dia lagi ribut ama anak sekolah laen tuh."

"Dimana?"

"Kantin."

"Nama lu Kemal?" Luis bertanya pada Kemal, cowok cakep yang sempat ia kira adalah setan tercakep yang pernah ia tau.

"Iya. So?" Kemal menyahut.

"Gue ikut. Karena gue tau, kalo Pak Adam udah marah, bisa jadi berabe semuanya." Luis berlari mengejar Kemal. Luis terheran-heran saat mengikuti Kemal yang kini ada sekitar lima langkah di depannya. 'Heran... Bahkan berlari pun, langkahnya bisa enggak ngeluarin suara... Dia Ninja atau beneran setan?'

"Ada apaan nih?" Kemal berdiri di antara Edwin dan seorang cowok dari sekolah lain yang berdiri berkacak pinggang dengan sikap angkuh.

"Dia ngata-ngatain Edwin mulu, Kak..." jawab seorang teman Edwin yang berdiri di sebelahnya. Kalau Kemal melihat seragamnya, bisa dipastikan dia juga member Pengurus OSIS.

Kemal bertanya heran dan merangkul bahu Edwin, "Ngatain apa?"

"Dia dari tadi ngatain banci kaleng, homo penyakitan ke Edwin dan Genk-nya. Liat aja tuh, baju Edwin sampe basah karena dia yang nabrak Edwin, tapi dia yang marah-marah." Yuri bercerita sambil menunjuk ke seragam Edwin yang terkena noda soft drink.

"Elu homophobic?" Kemal bertanya pada cowok angkuh di depannya. Kemudian Kemal mengeluarkan walkie talkies dari saku celananya. "Dam. Kita ada problem di kantin. Elu bisa meluncur kemari?"

°•¤ Re:XXX ¤•° [1st Seasons]Where stories live. Discover now