°•¤ Re:XXX • Chapter 84 ¤•°

1.8K 138 12
                                    


"Dam... elu beneran gak marah?" Kemal bertanya sekali lagi pada Adam.

Saat ini mereka sedang berada di Paradise Cafe. Adam baru saja datang bersama dengan Hector, tetapi Kemal yang baru saja pulang kuliah dan mulai melakukan kerja paruh waktunya, langsung menghampiri dan bertanya berulang kali. Ia merasa sangat tidak enak hati dengan Adam.

Bagaimana Kemal tidak enak hati, kalau di malam sebelumnya, ia dilamar Marco. Dengan cincin seharga nyaris seratus lima puluh ribu US-Dollar. Yang merupakan kado dari Adam dan Joshua untuk Marco dan Kemal. Pagi harinya ia di minta untuk memakai salah satu mobil dari Adam. Dan sialnya, mobil tersebut dirusak seseorang siang harinya.

"Elu ngerasa ngerusakin mobil itu, Mal?"

Kemal menggeleng ragu. Dia memang tidak merusak mobil merah tersebut, tetapi saat mobil tersebut dirusak, Kemal yang memakai mobil tersebut. Terlalu banyak kebaikan yang Adam berikan padanya. Meskipun Kemal tau, semua kebaikan Adam itu, tidak mengharapkan pamrih, tetapi ia merasa ikut bertanggung jawab.

"Tenang saja, Kemal. Pelaku perusakan mobil tersebut sudah ditangkap."

Kemal terperangah mendengar penjelasan Hector. Yang berujar diakhiri dengan senyuman tipis. Matanya yang biasa terlihat dingin itu, kini memandangnya dengan hangat. Belum lagi, tepukan pelan yang Hector lakukan di bahunya, terasa menghempaskan semua beban yang Kemal rasakan.

"Cepet juga prosesnya." Kemal berujar dengan suara dan ekspresi wajah terlihat lega.

"Makin cepet, makin baik. Iya kan?" Joshua yang muncul secara tiba-tiba, berujar sambil mengedipkan matanya. Tangannya lalu merangkul pundak Kemal. "Tenang aja. Lagian segila-gilanya elu, gak mungkin sampe ngerusakin barang orang laen."

"Terus gimana? Mereka mau ganti rugi, atau kalian laporkan ke pihak berwajib?" Kemal bertanya lagi. Kali ini ia sudah bisa tersenyum. Sama seperti Adam, Joshua dan Hector yang juga ikut tersenyum sambil saling mencuri pandang.

"Mereka ganti rugi dong. Soalnya orang tua mereka gak mau kasus ini sampai ke ranah hukum." Adam menyahut.

"Huffff... Baguslah kalau begitu." Kemal berujar seraya menepuk punggung Joshua yang berdiri di sampingnya. "Gue balik kerja dulu. Thanks guys."

"Nevermind..." Adam, Joshua dan Hector menyahut kompak.

•••~~•••~~•••~~•••~~•••~~•••

Iddo membuka matanya perlahan. Terkejut menyadari dirinya dalam posisi di ikat sedemikian rupa. Lebih parahnya, dan ini membuat Iddo panik, ia terikat dalam posisi tergantung di dinding. Kedua tangannya terangkat. Pada pergelangan tangannya diikat kencang. Tapi bukan kedua tangannya yang menjadi penopang berat tubuhnya. Ada tambang yang melingkar dan diikat dengan simpul rumit di dada dan bawah ketiaknya.

Masing-masing lutut Iddo, juga diikat dengan menggunakan tali tambang seperti pada pergelangan tangannya. Begitu juga dengan masing-masing pergelangan kakinya. Membuatnya tergantung dalam posisi mengangkang lebar. Tali-tali tambang itu, semuanya dikaitkan pada ring baja yang ditanam pada sebuah dinding batu. Dinginnya dinding batu tersebut bersentuhan secara langsung dengan tubuhnya yang bugil. Membuat dingin di sepanjang kulit punggung Iddo terasa menusuk hingga tulang sumsumnya.

Iddo meronta. Tapi semakin ia meronta, tali-tali tambang yang mengikat pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kakinya, terasa mengetat.

"TOLONG!!! TOLOOONG!!!" Iddo berteriak sekeras yang ia bisa. Tapi setiap kali ia berteriak, telinga Iddo hanya mendengar suaranya sendiri yang bergema.

Iddo mengamati suasana di sekitarnya. Ia baru menyadari, kalau ia terikat di dalam sebuah ruang seperti sel penjara. Hanya ada cahaya lampu menyorot dengan arah sedikit menyerong. Cahaya tersebut menerpa di tubuh bugilnya.

°•¤ Re:XXX ¤•° [1st Seasons]Where stories live. Discover now