°•¤ Re:XXX • Chapter 50 ¤•°

2.1K 165 63
                                    

Adam menghela nafas panjang. Tangan kirinya berada di pinggangnya. Sementara tangan kanannya memegangi dahinya dengan wajah menunduk menatap lantai usai mendengarkan cerita Amar.

Dari pengakuannya, Amar menjelaskan bahwa dirinya baru saja datang sepulang dari kerja. Selama ia hidup berdua dengan Adam, porsi kerjanya memang tidak sebanyak Adam. Maka dari itu, setelah merasakan sendiri bagaimana beratnya menghidupi banyak mulut untuk diberi makan, yaitu dirinya sendiri dan ibu juga adiknya, Amar baru merasakan betapa beratnya kehidupan yang harus dijalani Adam. Meskipun begitu, Amar tidak pernah sekalipun mendengar ataupun melihat Adam berkeluh kesah. Yang Amar lihat, bahwa Adam hanya akan bermanja-manja dengan Amar setiap kali ia baru saja pulang bekerja.

Amar sedang berbaring di atas kasur tipis di kosannya. Setelah kepergian Adam, ia terpaksa harus kembali hidup di padatnya kamar kos di kawasan kumuh. Tempat ia dulu tinggal bersama dengan Adam semasa mereka masih bersama. Jauh sebelum Adam pergi meninggal dunia akibat kecelakaan tabrak lari. Saat mereka masih sama-sama hidup serba kekurangan.

Disaat seperti itu, Amar hanya bisa menangis sendirian. Tidak ada lagi tingkah jahil Adam yang selalu mengganggunya saat ia sedang beristirahat. Tidak ada lagi pijatan di kedua kaki dan di pundaknya, walaupun sebenarnya Adam-lah orang yang paling kelelahan. Tidak ada lagi hangatnya pelukan yang selalu menghangatkan punggungnya, karena Adam akan selalu memeluknya erat dari belakang. Tidak ada lagi hembusan nafas teratur di tengkuknya, yang selalu membuat Amar kegelian, hingga akhirnya ia akan membalikan badan untuk tidur berhadap-hadapan dengan Adam. Yang ada hanyalah kesendirian di tengah hawa dingin angin malam. Karena Amar harus membuka jendela kamarnya agar tidak kegerahan, mengingat kamar kosnya hanya memiliki dinding dan atap yang terbuat dari besi seng. Sementara lantainya terbuat dari kayu, yang membuatnya harus berjalan pelan dan bergerak seperlunya agar tidak mengganggu istirahat tuan rumah yang letak kamarnya berada di bawah kamar kosnya.

Amar hanya bisa memanjatkan do'a sebelum ia memejamkan matanya, agar ia bisa diberikan kesempatan sekali lagi untuk meminta maaf kepada Adam. Dan tidak pernah menyangka kalau saat ia menghembuskan nafas panjang, itulah detik terakhir ia menghembuskan nafas. Dengan air mata yang membasahi wajahnya. Dengan badan meringkuk kedinginan. Sendirian.

Maka tidak heran, saat ia membuka matanya, ia terkejut bukan main. Karena kasur tipisnya yang keras mendadak terasa sangat empuk dan nyaman. Tapi saat ia melihat seorang pria tampan berbadan sexy yang hanya mengenakan celana pendek tanpa baju, yaitu Rafael, yang sedang menatapnya cemas, Amar pun langsung panik. Kalimat pertama yang meluncur dari mulut Amar adalah berteriak meminta tolong yang memanggil nama Adam.

°Adam siapa yang elu maksud Mar?° Rafael bertanya dengan ekspresi terkejut.

°Adam... Lee...° Amar menjawab dengan ketakutan.

Dan pelukan Rafael pun mengendur. Dengan dahi berkerut, Rafael menatap Amar. Bahkan ia masih sempat menyeka air mata Amar, memintanya untuk tenang dan kembali berbaring dengan tenang. Sementara Rafael tergesa-gesa berjalan mengambil celana jeans-nya yang tergantung di pintu kamar mandi. Mengambil handphone miliknya yang berada di saku celananya. Kemudian menghubungi Adam. Memintanya untuk datang detik itu juga.

Amar bisa melihat Rafael sempat menyeka air mata disudut matanya. Dari point of view Amar, ia tentu saja bingung. Kenapa Rafael bisa menunjukan ekspresi wajah yang terlihat sedih. Sementara pada point of view di diri Rafael, tentu saja ia sangat sedih. Juga kecewa. Kenapa Amar, lagi-lagi bersikap seperti orang asing terhadap dirinya. Belum habis rasa cemburunya setiap kali ia melihat Amar yang selalu terlihat patah hati sejak di tinggalkan Adam, dan baru saja ia merasakan sedikit kebahagiaan karena celetukan Amar yang mengatakan kalau dirinya sudah menerima dan menyambut cintanya.

Amar hanya bisa meringkuk ketakutan saat melihat Rafael yang emosi. Ia berteriak dan menendang pintu kamar mandi.

°Adam lagi, Adam lagi!!° Rafael berseru penuh emosi.

°•¤ Re:XXX ¤•° [1st Seasons]Where stories live. Discover now