°•¤ Re:XXX • Chapter 62 ¤•°

1.7K 140 47
                                    

"Eh...!! Chiko... Udah pulang kerja?" Abrar bertanya saat ia melihat Chiko sedang duduk selonjoran di lantai menghadap ke arah televisi saat ia mendorong pintu kamar. Abrar lihat, Chiko masih menggunakan seragamnya.

Dua minggu sudah, Abrar tinggal bertiga dengan Chiko dan Huda. Ia pun sudah mulai hapal dengan beberapa kebiasaan semua Crew Cafe. Terutama Chiko dan Huda. Contohnya, setiap kali melihat mereka pulang kerja menggunakan seragam, artinya mereka akan mencuci seragam mereka tersebut.

"Iya nih... Duhhh... Kaki gue pegel banget..." Chiko menyahut, seraya menatap Abrar dengan wajah lesu.

"Ganti baju dululah..." Abrar mengulurkan tangannya kearah Chiko, yang langsung diraih. Detik berikutnya Abrar pun menarik tangan Chiko. Membantunya untuk berdiri.

Sementara Abrar masuk ke dalam ruang closet untuk menata sepatu dan berganti pakaian, dengan volume suara agak keras ia bertanya, "Chiko, elu mau nyuci baju kan?"

"Iya. Kenapa?"

"Gue..." Abrar terkesiap saat melihat Chiko sudah berdiri di belakangnya dengan hanya mengenakan celana dalamnya saja.

"Elu kenapa?" Chiko dengan cuek bertanya sambil garuk-garuk pantat. "Yeee... Malah ngeliat kontol gue! Mau lu?!"

Abrar meringis karena ketahuan memperhatikan jendolan di bagian depan sempak Chiko yang terlihat penuh itu. "Hehehehe... Dikasih mah gak nolak, Ko."

"Sinting!" Chiko menyahut sambil menampar pantat Abrar yang hanya terlapisi celana kolor usang saja. "Mana sini! Elu mau nitip baju kotor juga, kan?"

Abrar lantas mengulurkan semua pakaian kotor miliknya. Lalu keluar dari dalam ruang closet, sama-sama menuju kamar mandi.

"Elu ngapain ngikutin gue, Brar?" Chiko bertanya saat menyadari kalau Abrar ikut masuk ke dalam kamar mandi bersamanya.

"Gue mau mandi... Chiko!!"

Abrar menyahut santai. Tangannya sempat mampir menampar pantat Chiko kemudian sambil terkekeh, ia menuju ke shower room yang menjadi satu dengan bathtub. Menutup tirai plastik dan melepaskan kolornya. Abrar sempat terkejut saat Chiko mendadak membuka tirai tersebut.

"Ngapain elu liatin kontol gue?!"

"Mumpung bisa ngeliat, Ko. Rejeki gak boleh di sia-sia-in!" Abrar menyahut disertai dengan senyuman lebar.

Meskipun begitu, Chiko tak berusaha menutupi kontolnya yang tergantung lemas di selangkangannya dari perhatian Abrar.

Perhatian Abrar beralih saat ia yang sudah terlebih dulu membasahi badannya dengan air dari shower, mengulurkan selang shower di tangannya pada Chiko.

"Gue boleh nanya sesuatu gak, Brar?"

"Tanya aja. Ngapain minta ijin?" Abrar menyahut sambil sibuk menyabuni seluruh tubuhnya. Memunggungi Chiko yang sedang menikmati air hangat dari atas kepalanya.

"... ..."

"Malah diem. Elu niat nanya, ato mao bikin gue penasaran?"

"Hehehe... Sorry..."

"Hm!" Abrar menyahut santai. "Terus... elu mau nanya apaan?" Abrar melempar pertanyaan pada Chiko setelah ia menuangkan sabun cair ke telapak tangan Chiko.

"Gue... boleh tau alesan lu putus ama Celine?"

"... ..." Abrar memandang lurus ke mata Chiko. "Kenapa? Elu naksir Celine? Ambil aja."

"Dih! Gak gitu juga kaleee..."

"Terus?"

"Yaaa... gue penasaran aja. Soalnya selama elu tinggal disini, kayaknya elu jauh lebih santai. Gak kayak waktu pertama kali kita kenalan di pembukaan Cafe dulu."

°•¤ Re:XXX ¤•° [1st Seasons]Where stories live. Discover now