°•¤ Re:XXX • Chapter 14 ¤•°

4.5K 170 15
                                    

"FUUUUQQQQQ!!!"

BRAKKK!!!

Joshua cuma bisa bengong melihat tingkah Adam lima hari ini. Dua hari yang lalu, Adam bahkan tidak mau di ganggu. Sekarang, Adam tidak mau menemui dan melihat Joshua.

Joshua tidak marah. Masalahnya, kalau memang dia punya salah, Joshua merasa Adam harus menjelaskan padanya.

Pada akhirnya, Joshua cuma bisa melangkah lunglai menuju lift. Dibilang khawatir, Joshua memang khawatir. Dibilang sedih, jujur saja, Joshua rasanya sudah hampir menangis mendapat perlakuan seperti ini selama dua hari terakhir.

Saat pintu lift terbuka, Joshua berpapasan dengan Mike dan Felix. Melihat kemesraan yang ditunjukan oleh mereka berdua, membuat hati Joshua sakit. Ditambah, sikap keduanya saat melihat Joshua langsung berubah. Tadinya mereka sedang tertawa. Lalu saat melihat Joshua, keduanya langsung terdiam.

Malahan keduanya ngeloyor pergi tanpa membalas sapaan Joshua.

Saat Joshua masuk ke dalam lift, dan pintu tertutup, Joshua memukul keras dinding lift. Ia kesal. Ia sedih. Ingin marah pun percuma. Ia tidak tau harus marah pada siapa.

Jadilah, Joshua hanya bisa bengong sampai lift naik sendiri menuju lantai 25. Kemudian turun sendiri sampai lantai 2. Naik lagi ke lantai 4. Turun lagi ke lantai 1. Naik lagi ke lantai 5. Naik lagi ke lantai entah berapa.

Dan saat tersadar, Joshua segera menekan tombol basement. Ia mau pulang saja ke rumahnya. Padahal sudah sejak dua bulan terakhir, Joshua tinggal bersama dengan Adam di apartemennya. Ia juga sudah susah payah minta ijin dengan kedua orang tuanya kalau ia akan tinggal bersama dengan temannya. Meskipun awalnya di tentang, tapi setelah memberitahukan lokasi tempat tinggal Adam, orang tuanya mengijinkan Joshua.

Meskipun ia tinggal bersama dengan Adam, bukan berarti rumahnya yang ia tinggalkan menjadi kosong. Hanya saja, Joshua merasa malas harus pulang kesana.

Pertama, karena disana ia hanya tinggal bersama dengan para asisten rumah tangga. Kedua, tidak ada Adam disana.

"P-permisi Dek..."

Joshua menoleh menatap pria yang baru saja menegurnya. "Iya Bang. Ada apa?"

"Anu Dek... Saya mau ke lantai... Sebentar..." pria itu melihat kelayar handphone-nya. "Ah! Maaf. Saya mau ke sini..." Pria itu menunjukan layar ponselnya pada Joshua.

Sementara Joshua, hanya bisa mengerutkan dahinya. 'Bukannya itu tempat tinggal Adam?' Joshua membatin.

"Abang mau ketemu ama siapa?"

"Saya mau ketemu dengan... Sebentar... Ah iya! Adam... Adek kenal?"

Mendengar nama Adam disebut, Joshua langsung merasa darahnya mendidih. Bukan karena marah. Ia hanya cemburu. Kenapa Adam tidak mau menemuinya? Apa karena dia ada janji dengan Abang-abang ganteng ini?

"... Mau saya yang antar Bang?" tanya Joshua kalem. Meskipun begitu, ia tidak bisa menutupi ekspresi wajahnya yang kaku.

Meskipun sungkan, pria yang menanyakan tempat tinggal Adam itu mendadak merasa aneh dengan perubahan sikap pemuda yang ia temui. Tapi dari pada dia nyasar dan salah masuk tower lagi, pikirnya, akhirnya pria itu pun mengikuti Joshua.

"Abang ada keperluan apa dengan Adam?" tanya Joshua sambil bersandar ke dinding lift.

"Anu... Saya disuruh kemari oleh temannya Adam, Dek"

Joshua mengerutkan dahinya. "Siapa? Mike?"

Pria itu menggeleng. "Bukan Dek. Tapi Jun. Nama dia Arjuna. Tapi biasa dipanggil Jun"

°•¤ Re:XXX ¤•° [1st Seasons]Where stories live. Discover now