Cio meringis kesakitan saat ia mencoba menggerakan kakinya. Kakinya memang sudah tidak terlalu bengkak tapi masih terasa ngilu jika digerakan.
Dengan bersusah payah Cio turun dari tempat tidurnya dan meraih handuk nya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Baru saja tangannya hendak membuka pintu tapi seseorang menahannya, siapa lagi kalau bukan Shani.
"Mau ngapain?" tanya Shani
"Mau mandi Ci, badan aku lengket banget. Ga enak"
Shani memapah Cio untuk kembali keatas tempat tidur.
"Ci, badan aku udah ga enak banget nih" Cio merengek karena ia tau Shani pasti melarangnya untuk mandi dulu.
"aku udah siapin air hangat, kamu tiduran dulu ya, sekarang mandinya di lap dulu, supaya luka kamu ga kena air"
Cio hanya bisa pasrah mengikuti perintah Shani, ia kembali merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil memperhatikan wajah lelah Shani yang kini terlihat serius saat memeras lap yang sebelumnya di celupkan pada air hangat dari wadah yang dibawanya. Walaupun Shani selalu melayaninya dengan tersenyum tapi Shani tak bisa menyembunyikan wajah lelahnya.
"Ci.."
"Buka baju kamu sayang"
Cio langsung mengerutkan keningnya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kamu mau ngapain aku Ci?"
Shani tersenyum gemas melihat wajah parno suaminya itu, bahkan kini Shani mencubit gemas hidung mancung Cio.
"Kan mau dilap badannya, ayo buka"
Cio hanya menunjukan cengirannya lalu mulai membuka bajunya sedangkan Shani kembali mempersiapkan baju Cio.
"Udah sayang" ucap Cio yang telah selesai melepas pakaiannya walaupun dengan susah payah karena posisinya yang terlentang di tempat tidur.
"Oke" Shani meletakan pakaian Cio diatas nakas lalu menoleh kearah suaminya itu.
"Yaaaaaaaaaaakk!!" Shani berteriak sambil menutup mata dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memukul-mukul tubuh Cio dengan bantal.
"Aw, aduh Ci sakit"
"Ngapain telanjang segala?!"
"Katanya badan aku mau dilap" Cio terus saja berusaha menahan serangan bantal yang bertubi-tubi dari istrinya itu.
"Ya ga harus kamu buka celananya juga Cio!!"
"Ya bilang dong, kalau bagian itu dilap sama celananya juga"
"Bukan gitu Cioooo, pake celananya cepeeet!!"
"Iya..iya, udah dong mukulnya. aku kan jadi susah mau pakai celananya"
Shani mendengus sebal lalu menghentikan pukulan nya, ia membalikan badannya membelakangi Cio, sungguh jantungnya berdetak tak karuan saat ini.
"Aw, sssh.. pake kena yang luka lagi" gerutu Cio karena ia cukup kesulitan memakai celananya lagi hingga menyentuh kakinya yang luka.
"Pelan-pelan pakainya" ucap Shani dengan tubuh yang masih membelakangi Cio
"Iya"
"Jangan cuma celana dalam doang, boxer nya juga di pakai"
"Iya Ci iya, nih udah nih"
Dengan perlahan Shani membalikan tubuhnya dan bernafas lega saat Cio sudah memakai celananya, setidaknya dengan seperti ini jantungnya tak akan berulah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terbaik
FanfictionKita menikah tanpa didasari oleh rasa cinta sebelumnya, bagimu aku adalah suatu kesalahan tapi bagiku kamu lebih dari suatu kebahagiaan.