Perasaan Takut

4.1K 340 39
                                    

Saat ini Cio bekerja di perusahaan milik Ayahnya, awalnya dia memang menolak tapi karena bujukan Veranda dan Shani ia akhirnya luluh dan mau bekerja di perusahaan Kenan dengan jabatan yang cukup tinggi, itu pun karena kondisi Kenan yang akhir-akhir ini sering jatuh sakit.

kehamilan Shani pun sudah menginjak 4 bulan dan Cio semakin dibuat pusing dengan sikap Shani yang selalu berubah-ubah, kadang tiba-tiba marah, manja, menangis dan itu semua selalu berujung Cio yang meminta maaf.

***

"Hmm, hari ini katanya ada sekertaris baru, gue harus tampil lebih berwibawa" gumam Cio yang saat ini tengah berdiri di depan cermin untuk sedikit merapikan penampilannya.

"Aaaeeeeeh, ganteng banget sih gue"

Cio terus saja memamerkan senyum terbaiknya didepan cermin tanpa menghiraukan sang istri yang terlihat sedang kesal pagi ini.

Buuugh!!

"Adaaaw"  pekik Cio saat sebuah bantal mendarat tepat mengenai kepala nya.

"Kok aku ditimpuk sih Ci?"

"Berisik tau, lagian kamu pasti sengaja kan tampil lebih rapi karena mau genit sama sekertaris baru"

"Idiih suudzan, ga boleh suudzan sama suami Ci" ucap Cio yang kembali melihat menapilannya di cermin.

Melihat sikap Cio yang seperti itu, Shani langsung menghentakkan kakinya lalu berjalan dan duduk di tepi ranjang.

Cio melirik sekilas pada Shani, entah kenapa hamil yang kedua Shani menjadi lebih rewel dan mudah sekali tersinggung.

"Aku itu cuman takut, banyak banget kasus suami yang selingkuh sama sekertarisnya di kantor"

Cio membulatkan matanya, ia sedikit tak percaya jika Shani mempunyai pemikiran sejauh itu terhadapnya.

"Wajah imut begini mana ada tampang-tampang selingkuh" gumam Cio 

"Kamu kan tengil,genit, suka keganjenan" 

Shani menggeram kesal sambil terus memukul-mukul bantal dihadapannya. Melihat istrinya seperti itu Cio justru terkekeh pelan karena merasa gemas dengan tingkah wanita yang dicintainya itu.

"Marah-marah terus sih, nanti keriputnya nambah loh" 

"Enak aja, aku belum setua itu ya"

Cio melirik sekilas pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah waktunya ia berangkat ke kantor sementara Shani masih cemberut dengan bantal yang terus menjadi korban kekesalannya. 

"Aku ga akan genit, janji"
Ucap Cio namun Shani masih tetap saja memalingkan wajahnya dengan mimik wajah yang terlihat kesal.

"Oke, sekarang kesayangan aku ini mau apa? Ayo bilang"

"Jangan kerja hari ini"

Cio tersenyum, ia membungkukkan sedikit badannya untuk mencium perut Shani yang sedikit terlihat membuncit.

"Kesayangan papa jangan rewel dong nak, kasian bunda kalau dedek selalu ga mau ditinggal Papa"

Cio mengelus pelan perut Shani, hal sekecil itu ternyata sangat mampu membuat senyuman terukir indah di bibir Shani.

Tapi tetap saja hal itu tidak membuat keinginan Shani untuk ditemani sang suami seharian ini berubah.

"Aku berangkat sekarang ya sayang" ucap Cio namun Shani langsung menggelengkan kepalanya.

"Sehari aja Yo, hari ini aku mau sama kamu"

"Ga bisa Ci"

"Yaudah sana, urus tuh sekertaris kamu"

Cinta TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang