Gara-gara Asinan

4.6K 395 33
                                    

Cio benar-benar pergi dari kehidupan Shani, bahkan sudah berbulan-bulan lamanya Shani tak melihat Cio sekalipun. Semenjak di tinggal Cio Shani jadi banyak berubah, ia tak seceria dulu. Bahkan keramahannya di kantor seolah hilang entah kemana, Tak ada lagi Shani yang ramah dan di sukai oleh seluruh karyawannya, yang ada hanya Shani yang dingin dan sering marah-marah, hingga akhirnya Indra memutuskan untuk Shani mengambil cuti. Walaupun awalnya Shani menolak tapi akhirnya ia mengikuti saran Ayahnya, terlebih lagi karena perutnya yang kini semakin membesar.

Karena sudah tak lagi pergi ke kantor, Shani jadi lebih sering diam di rumah, seperti sekarang ini, ia sedang asik membaca majalah di halaman belakang rumahnya.

"Dek, ada Mami Ve dibawah" Ucap Henry yang entah sejak kapan sudah ada di hadapannya. Mendengar mertuanya datang, Shani langsung menyimpan majalahnya dan bergegas menemui Veranda.

Senyuman Shani mengembang saat melihat Veranda yang kini sedang berbincang-bincang dengan ibunya di ruang tamu.

"Mamiii"

Veranda menoleh dan tersenyum saat melihat Shani berjalan ke arahnya. Shani duduk di samping Veranda lalu memeluk nya dari samping, persis seperti yang sering dilakukan Cio dulu.

Anita yang melihat itu hanya mampu geleng-geleng kepala.

"Shan, jangan gitu ah. Kasian Mami kamu baru datang" Ucap Anita karena merasa tidak enak dengan sikap manja putrinya pada Veranda.

"Engga apa-apa, Mami juga lagi kangen Shani" Veranda membalas pelukan Shani, entah kenapa akhir-akhir ini Shani menjadi sangat manja padanya dan itu selalu mengingatkannya pada Cio. Walaupun Cio masih sering menghubunginya tapi tak bisa di pungkiri kalau ia amat sangat merindukan putra bungsunya itu.

"Mami bawa apa?" Shani bertanya dengan posisi yang masih memeluk Veranda.

"Mami bawa kue nih, kamu mau?"

Shani mengelengkan kepalanya.

"Aku lagi mau asinan Mih"

"Ya udah, gimana kalau kita bikin aja sekarang?" Anita memberi usul, tapi lagi-lagi Shani menggelengkan kepalanya.

"Aku mau asinan Bogor"

"Mami bisa ko buat asinan bogor" Ucap Veranda.

"Aku mau dari Bogor langsung Mih"

Anita dan Veranda saling tatap, Shani memang manja tapi baru kali ini ia ngidam hal yang cukup sulit untuk dikabulkan.

"Udah tenang, biar aku aja yang ke Bogor" Sahut Henry yang baru saja muncul.

"Kamu yakin? Jauh loh itu?" Tanya Anita, Henry hanya mengangguk lalu berjalan menghampiri Shani.

"Mau beli berapa?" Henry bertanya pada Shani yang sekarang menatapnya dengan mata yang berbinar.

"Satu aja" Jawab Shani

"Yaah, jauh-jauh masa cuman beli satu"

"Ya masa aku harus makan sepuluh"

Shani langsung menatap Henry dengan cemberut membuat Kakaknya itu terkekeh geli.

"iya deh.. Iya aku beli satu, tapi satu gerobak ya"

"Kakak!"

Henry berlari keluar dengan tawa puasnya karena telah menjahili adik kesayangannya itu, hal yang sepertinya sudah sangat lama tak ia lakukan, apalagi setelah Shani menikah mereka bahkan terlihat jarang sekali bercanda seperti ini.

Henry telah memasuki mobilnya tapi sebelum ia melajukan mobilnya, ia mengetik sesuatu pada layar handphonenya.

Bocah tengil

Cinta TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang