Cio memarkirkan mobil kesayangan istrinya di parkiran kampus. Biasanya ia pergi ke kampus menggunakan motor sport nya, tapi karena ia harus mengantarkan Shani ke kantor dan Ayah mertuanya pasti akan marah jika Cio mengantar Shani menggunakan motor, jadi dengan terpaksa ia memakai mobil istrinya itu untuk pergi ke kampus.
"Widiiih, kinclong bener ni mobil" Ucap Mario sambil menatap takjub pada mobil Shani.
"Jangan pegang-pegang, kesayangan istri gue nih" Ucap Cio.
"iya deh, yang punya bini cakep mah bebas" cibir Mario lalu merangkul pundak Cio.
"Bro, tadi gue ketemu mantan kesayangan lo" Ucap Mario.
"Nadse?"
"Waah berarti bener, mantan kesayangan lo Nadse, gue kudu aduin ini ke Ci Shani"
"Aduin aja, dia ga akan cemburu ko, istri gue itu super pengertian"
"Bukan pengertian tapi emang dasarnya yang dicinta Ci Shani itu Kak Vino, bukan lo"
Cio langsung menghentikan langkahnya, wajahnya kini berubah memerah.
"Ga usah lo sebut nama itu depan gue" Tegas Cio. Mario langsung bergidik ngeri mendapat tatapan tajam dari sahabatnya itu.
"Wiih, santai bro, santai.. gue cuman bercanda ko"
Cio memutar bola matanya malas lalu berlalu meninggalkan Mario.
"Eh ko gue di tinggal, yaelah tu anak kesel sama abangnya atau cemburu sih sebenernya, Yo.. Tungguin gue!"
***
Shani memasukin ruang kerjanya setelah tadi baru saja ia selesai rapat dengan beberapa staf kerja nya. Shani menghela nafas lelah saat melihat beberapa file yang menumpuk di meja kerjanya.
"Jangan terlalu cape ya Ci, kalau ada apa-apa telepon aku aja, kalau mau sesuatu juga langsung telepon aku, biasanya kan kalau wanita hamil suka banyak maunya, tapi jangan yang aneh-aneh ya Ci, aku ga mau Cici jadi janda gara-gara aku mati karena stres"
Shani tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saat mengingat perkataan Cio tadi pagi, setidaknya itu bisa membuat ia semangat kembali, tapi senyuman itu luntur seketika saat matanya menatap sebuah foto yang sengaja ia simpan rapi di meja kerjanya. Fotonya bersama Vino, lelaki yang sangat ia cintai sekaligus Ayah dari anak yang dikandungnya.
"3 tahun menjalin hubungan tapi hanya karena aku hamil sekarang kamu pergi meninggalkanku, padahal ini adalah kesalahan kita berdua dan anak kita tak punya salah apa-apa" Setetes air mata menetes membasahi pipinya, bahkan tangis nya tambah pecah saat ia menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, cincin pernikahannya dengan Cio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terbaik
FanfictionKita menikah tanpa didasari oleh rasa cinta sebelumnya, bagimu aku adalah suatu kesalahan tapi bagiku kamu lebih dari suatu kebahagiaan.