Seorang Adik

4.9K 367 32
                                    

"Papa.."

Sosok lelaki paruh baya tersenyum pada sang anak yang kini tengah menatap bingung kearahnya. Lelaki itu adalah dr. Fajar yang sekarang berdiri di hadapan Kenan.

"Kenapa? Kamu tak suka Ayah berkunjung ke kantormu?"

Kenan terlihat salah tingkah, segera ia beranjak dari kursi kebesarannya untuk menghampiri sang Ayah.

"Duduk Pa, Papa mau minum apa?"

dr. Fajar duduk di sofa coklat diikuti oleh Kenan yang duduk di sampingnya.

"Tak perlu, Papa hanya ingin bicara serius padamu, hanya sebentar"

Kenan mengangguk lalu menatap lekat wajah samping Ayahnya yang masih terlihat tampan walau umurnya sudah semakin menua.

"Apa yang mau Papa bicarakan pada Ken Pa?"

"Ini tentang Vino, Papa ingin kamu segera melamarkan Naomi untuk Vino"

Kenan terdiam, ia sangat paham watak Ayahnya, sangat tak mudah menolak apapun keputusan Ayahnya.

"Vino saja belum bicara apa-apa pada Ken Pa"

"Lalu, kamu mau menunggu sampai Vino melupakan Shani?"

"Tidak Pa, bukan begitu maksud Ken, Ken hanya tak ingin memaksa Vino, akan lebih baik jika kita mencari donor mata untuk Vino dulu"

"Mencari donor mata untuk Vino? Sedangkan selama ini kamu hanya fokus pada pekerjaanmu dan kurang memperdulikan anak-anak mu, bahkan hingga Vino menghamili Shani dan mendonorkan matanya untuk Yona. Selama ini kamu hanya memberi mereka materi tanpa melihat seperti apa perkembangan mereka, aah Papa tau, kamu mungkin memang harus bekerja sangat keras untuk menghidupi dua keluarga"

Kenan tersentak saat mendengar kalimat terakhir dari Ayahnya itu. Ia terlihat gelisah bahkan lidahnya terasa kelu saat ini.

"Kenapa? Kamu kaget? Atau kamu bingung kenapa Papa bisa tau kamu punya keluarga lain?"

Kenan tertunduk, ia tak berani menatap wajah Ayahnya.

dr. Fajar beranjak dari duduknya, ia menatap lekat pada Kenan yang masih saja terdiam.

"Anak-anak mu adalah potret dirimu Ken, kamu harusnya bisa sadar saat melihat kesalahan besar yang Vino lakukan, dan Papa tak ingin Cio juga mengalaminya, jika kamu tak mau menikahkan Vino dan Naomi, biar Papa saja, Papa tak ingin Vino semakin melakukan kesalahan dengan masih mencintai Shani, setidaknya itu yang bisa Papa lakukan untuk menebus kesalahan Papa yang sudah gagal mendidikmu Ken"

dr. Fajar pergi begitu saja, meningkalkan Kenan yang sekarang tengah mengerang frustasi, bahkan ada setitik air mata yang menetes dari pelupuk matanya, ya.. Kenan menangis, ia menangisi kebodohannya sendiri.

***

"Ayo ikan, kalian harus makan yang banyak"

Cio tak melepaskan senyumannya sedikitpun saat melihat ikan-ikan peliharaannya memakan setiap makanan ikan yang ia taburkan di kolam.

"Jangan cuma ikan yang makan, kamu juga harus makan"

Cio tersenyum dan menoleh kearah Shani yang kini tengah memeluk lehernya dari belakang.

"Hari ini aku lagi pengen nanas muda deh yank"

Shani bergidik saat membayangkan betapa asamnya nanas muda yang diinginkan suaminya itu.

"Makan dulu sayang, nanti aku belikan nanas tapi jangan yang muda ya" bujuk Shani

"Ga mau yank, aku mau yang muda"

Cinta TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang