EIGHT

716 43 1
                                    

Setelah semua pasta tadi sudah habis dimakan oleh keempat remaja itu, Hana berjalan menuju dapur dengan piring-piring kotor bekas makan tadi di tangannya. Cewek itu menaruh piring-piring itu di wastafel.

"Sini, kak. Biar aku aja yang cuci," ujar Bitha cepat ketika melihat Hana akan mengambil spon cuci piring.

Mendengar suara adiknya, Hana menoleh lantas tersenyum. Piring-piring itu dicuci oleh Bitha, dan dirinya yang akan memotong-motong kue brownis yang saat mereka sedang makan sudah ia ambil dari oven.

Ridho membuka tutup botol sirup yang tadi ia beli, selanjutnya cowok itu menuangkan sebagian isi botol itu ke dalam baskom yang sudah berisi potongan buah yang berbentuk dadu.

Setelah itu, Ridho memasukkan beberapa sendok nata de coco ke dalam baskom itu lalu ia aduk sambil menuangkan air dingin dari kulkas. Selesai, cowok itu menambahkan es batu agar es buah itu tetap dingin.

Di waktu yang sama, Hana menambahkan tepung terigu ke dalam adonan kue kastangelnya tadi, lalu ia aduk rata menggunakan tangannya yang sudah terbalut plastik.

Sampai adonan itu sudah tidak lengket, Hana menipiskan adonan itu menggunakan roll hingga ketipisan adonan pas. Setelahnya cewek itu mencetak adonan yang tipis tadi hingga berbentuk persegi panjang.

Setelahnya, Hana meletakkan adonan tadi pelan-pelan di atas loyang yang sudah ia lapisi dengan margarin di sekitar loyang. Cewek itu melapisi adonan paling atas dengan telur lalu ia taburi keju lagi.

Selanjutnya, Hana memindahkan loyang itu ke dalam oven dengan suhu yang sudah ia atur.

Sedangkan Gilang, cowok itu sudah duduk manis di kursi bar sambil memandang Hana yang tengah membuat kue kastangel lekat-lekat.

Beruntung deh gue jatuh hati ke Hana, ga ke cewek lain. Udah pinter, jago masak. Kalo gue udah nikah sama dia, pasti masakannya enak-enak, ujar Gilang dalam benaknya sambil senyam-senyum sendiri.

Merasa bosan, Gilang berdiri, mengambil sekantong tepung terigu yang tersisa. Ia mengambil sedikit tepung terigu itu lalu ia colek di pipi Hana yang baru saja menutup oven itu terkejut.

"Gilang!"

Gilang berlari memutari meja dapur guna menjauhi Hana. Hana yang mengejar cowok itu sambil membawa kantong berisi sisa tepung yang tadinya dibiarkan begitu saja oleh Gilang.

Entah karena apa, tiba-tiba Gilang terjatuh membuat Hana ikut terjatuh menimpa Gilang karena tersandung kaki cowok itu. Sisa tepung yang ada di plastik itupun tumpah mengenai sebagian rambut dan wajah Gilang.

Hana berdiri dari posisi jatuhnya disusul Gilang sambil membersihkan rambut dan wajahnya dari tepung.

"Lo ga apa-apa, kan?"

Gilang menggeleng, lalu tersenyum miring seketika. Cowok itu meraupkan tangannya yang sudah putih karena tepung ke wajah Hana.

Gilang tertawa. "Ciee yang wajahnya putih," ledek Gilang sambil terus tertawa melihat wajah Hana yang sudah putih karena ulahnya tak memperdulikan Ridho dan Bitha yang melihat mereka sambil geleng-geleng kepala.

Hana mengusap kasar wajahnya guna menghilangkan tepung yang melekat di wajahnya. Setelahnya, cewek itu langsung mencubit perut Gilang sekuat tenaganya membuat cowok itu berteriak kesakitan.

"AAAWWWHH! HAN UDAH, HAN! SAKIT TAU, AUUUWWW!!!"

"Lo kok nakal banget sih! Enak kan gue cubit!"

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang