THIRTEEN

597 33 7
                                    

Setelah mengantar Hana pulang ke rumah dengan keadaan selamat, Gilang langsung melesat pulang ke rumahnya karena ada Tasya yang membuntutinya tadi dari belakang menggunakan jasa ojek.

Gilang mematikan mesin motornya setelah ia memasuki kawasan rumahnya. Ia turun dari motor, melepas helm lalu berjalan masuk ke rumahnya yang sepertinya sepi.

"Assalamualaikum," salam Gilang sambil membuka pintu lalu masuk.

Tak ada yang menjawab. Artinya, tak ada seorang pun di rumah ini selain dirinya. Kesempatan yang bagus, cowok itu langsung berlari masuk ke kamarnya lalu mengunci pintunya.

Ia membuka tas ranselnya, mengeluarkan kantong plastik berisi botol wine itu dan secarik surat yang ditemukannya tadi.

Gilang menatap botol wine itu lekat. Mencari apakah ada hal yang mencurigakan dari benda itu.

"Kalo Hana emang ga pernah mabuk-mabukan gara-gara minum ini, kenapa bisa ada botol ini di laci Hana," ujar Gilang misterius kepada dirinya sendiri.

"Dan kalo emang ada yang sengaja naruh botol ini di laci meja Hana, kira-kira siapa orang yang setega itu naruh dan bikin Hana nangis sampe pingsan kayak tadi," ujar Gilang lagi dengan tetap menggunakan nada misterius.

Gilang menaruh botol wine itu di atas kasurnya. Ia beralih ke secarik kertas yang entah dari siapa yang ia sendiri masih tak tahu apa maksudnya. Ia membaca isi surat itu lagi dengan seksama. Mencermati isinya dan juga tulisan tangan itu yang mungkin saja ia kenali.

"Kayaknya ini tulisan cewek," ujar Gilang lagi.

Gilang menatap lurus ke depan. "Tapi, siapa cewek yang berani lakuin itu?"

📕📖📗

"Assalamualaikum!!" seru Rania dan Himma memberi salam kepada penghuni rumah.

Tasya dan Hana yang asik menonton comeback stage-nya EXO dari ponsel Hana, langsung menoleh ke arah pintu utama yang diketuk beberapa kali.

Hana berdiri. "Pause dulu," ujar Hana dengan nada yang sedikit mengancam ke Tasya agar tidak menontonnya sendiri. Cewek itu berjalan menuju pintu utama, membukanya hingga terlihatlah figur dua sahabatnya yang baru datang.

"Eh, kalian. Masuk, gih. Btw, mana yang lain?"

"Tania ama Farah lagi sibuk sama cowoknya," jawab Himma yang tadi diberitahu dua cewek itu kalau katanya mereka sedang diajak 'apel' oleh cowok mereka.

"What? Tania ama Farah dah punya cowok? Kok ga bilang-bilang sih mereka," ujar Rania kaget yang baru tahu.

"Emang kenapa, Ran? Takut ga punya teman yang masih jomblo? Gue juga jomblo kok, Tasya juga," balas Hana.

"Jangan lupakan gue juga, Ran. Gue mah selalu jomblo sejak masih orok. Tau dah jodoh gua kemana. Lama amat nongolnya," ujar Himma menyahut.

Hana terkekeh. "Yodah, masuk yuk! Sekalian lesehan di dalem kamar gue," ujar Hana mempersilahkan mereka untuk kedua kalinya.

Himma yang sejatinya sudah sering ke rumah Hana, apalagi cewek itu pernah menginap, langsung saja berjalan memasuki rumah Hana menuju kamar cewek itu.

Hana menyuruh Tasya dan Rania yang baru pertama kali ke rumahnya itu untuk mengikuti dirinya menuju kamarnya. Sesampainya di kamar Hana yang lumayan luas, Himma langsung duduk di atas karpet berbulu di dekat ranjang. Sedangkan Tasya dan Rania, duduk di sebelah Hana diatas kasur yang berbalut sprei bermotif bunga mawar.

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang