TWELVE

562 39 6
                                    

Bersamamu sedetik saja itu sangat berharga bagiku. Jadi, kumohon jangan pernah kamu pergi tanpa memberitahu aku

-RVSG-

"Hana kenapa?"

Tasya datang dengan pertanyaannya yang tertuju pada Gilang. Gilang yang tadi menemukan Hana di rooftop dengan keadaan yang sudah pingsan langsung membawanya ke UKS sendirian. Himma yang tadi setelah istirahat memang sudah ada di UKS, langsung memeriksa Hana dengan kemampuan yang ia punya. Dan nyatanya, Hana tengah pingsan.

"Dia pingsan," jawab Gilang lirih sambil tetap memandang Hana yang matanya masih terpejam.

Tasya yang merasa iba, ikut duduk di kursi kosong sebelah Gilang sambil memandang Hana sedih. Pipinya yang sedikit basah menambahkan keyakinannya kalau Hana terus menangis dari istirahat tadi.

"Emang bener Hana pernah mabuk-mabukan?" tanya Gilang tiba-tiba, membuat Tasya menoleh menatapnya.

"Enggak. Itu pasti ga bener. Itu cuma gosip mereka," jawab Tasya yang mendukung Hana. "Katanya, ada dua botol wine di laci meja Hana, itu awal mula gosip itu muncul."

"Kenapa bisa ada?" tanya Gilang.

"Gue juga ga tau. Tapi, kayaknya ada yang sengaja naruh itu di situ. Karena pas gue piket pagi tadi, di laci Hana itu ga ada apa-apa. Kosong blong," jawab Tasya menjelaskan.

Gilang tak menyahuti ucapan Tasya. Cowok itu masih sibuk berfikir siapa yang memang sengaja membuat Hana seperti ini. Gilang benar-benar tak habis fikir, kenapa banyak orang yang sangat membenci Hana.

"Lang," panggil Tasya.

Gilang tetap diam, tak menyahuti panggilan Tasya di sebelahnya.

"Gilang," panggil Tasya sekali lagi.

Masih tetap sama. Cowok itu seperti sedang melamun saja.

"Gilang," panggil Tasya lagi sambil menepuk sekilas bahu cowok itu.

"Ha? Iya?" Gilang merespon pada akhirnya.

"Lo kenapa sih? Gue panggilin ga nyahut-nyahut. Ngelamunin apaan lu?" Tasya bertanya.

Gilang menggeleng. "Ga, gue ga apa-apa."

"Lo cemas Hana kayak gini?"

Pertanyaan Tasya yang seperti itu membuat Gilang langsung menatap Tasya dengan tatapan heran.

"Gue lihat, lo itu cemas banget pas tau Hana ga ada di kelas. Dan sekarang aja, muka lo nunjukin kecemasan yang terlalu," ujar Tasya.

Gilang menunduk, tak tau harus berkata apa untuk menyahuti ucapan satu cewek berambut cokelat di sebelahnya ini.

"Lang, gue mau tanya sesuatu, boleh ga?"

Gilang menengadah, menoleh ke arah Tasya lalu mengangguk.

"Lo suka sama Hana?"

Tubuh Gilang mendadak kaku. Lidahnya kelu. Inginnya ia menjawab pertanyaan dari Tasya itu, tapi rasanya susah. Cowok itu hanya diam, menunduk menatap tangannya yang sedang ia mainkan sendiri.

"Lang, jujur sama gue. Lo suka kan sama Hana?"

Lagi dan lagi Tasya bertanya.

Gilang menghela nafasnya. "Mungkin bisa dibilang gitu."

"Ish! Lo jangan mungkin mungkin mulu. Kalo lo emang suka sama dia, langsung bilang aja. Ga usah pake pendem perasaan lama-lama. Kalo gue liat, lo itu udah lumayan deket sama Hana. Kenapa lo ga jujur aja?" kata Tasya.

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang