THIRTY SEVEN

320 22 0
                                    

Hana membaca deretan kalimat dalam novel itu dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana membaca deretan kalimat dalam novel itu dengan tenang. Suasana sepi yang tentram dan suara penyanyi yang terasa merdu dalam lagu yang ia dengar, membuat suasana tenang yang ia suka tercipta.

Ini adalah salah satu kenikmatan surga dunia baginya.

"Hana!"

Hana mendongak ketika mendengar namanya dipanggil. Ia melihat Tasya yang tampak kelelahan karena berlari. Cewek itu menormalkan napasnya sambil menahan tubuhnya dengan tangan yang menumpu di atas bangku Hana.

Hana memandang Tasya bertanya-tanya. Mengapa cewek itu memanggil dirinya sambil berlari-lari seperti tadi.

"Aduh, capek," keluhnya.

"Kenapa?"

Tasya menatap Hana. "Han, Gilang, Han. Masyaallah! Astagfirullah! Ya Allah!"

Hana mulai bingung. "Kenapa sih sama tuh anak?"

"Gilang tengkar sama Haqi, Hana! Ber-teng-kar!" Tasya menekan setiap ejaan di akhir kalimat.

Hana langsung berdiri, melangkah dengan cepat keluar kelas. Kalang kabut, ia berlari ke kelas Gilang. Sempat menabrak bahu-bahu adik kelasnya, namun ia tak peduli. Ia sedang cemas.

Hana berhenti di depan pintu kelas Gilang, melihat Gilang dan Arsya yang sedang duduk di bangku. Fokusnya ke arah Gilang, yang tampak luka lebam di sekitar wajahnya.

Hana berjalan mendekat. Air mata lagi-lagi lolos. Sungguh, ia tak kuat melihat Gilang terluka seperti ini. Ia menjulurkan tangannya ingin menyentuh Gilang. Namun, dengan cepat Gilang menepis kasar tangan Hana.

"Sakit, bego!"

Hati Hana mencelos begitu saja. Rasanya sesak dan sakit. Matanya semakin memanas kala air mata terus mendesak keluar.

"Kenapa, Lang?"

Suara rapuh Hana keluar. Bertanya kepada cowok itu dengan hati yang terluka.

"Kenapa lo jadi kayak gini? Kenapa lo berubah? Kenapa lo jadi cuek sama gue?"

Gilang masih diam. Cowok itu membuang mukanya. Tak ingin melihat wajah Hana yang sedih.

"Gue tahu, lo udah benci sama gue. Gue sadar, Lang. Makasih untuk semuanya. Semoga lo bahagia."

Hana berucap singkat. Ia berbalik badan, melangkah keluar dari kelas dengan tampangnya yang sedih. Ia tak kuat, sungguh. Ia merasa Gilang sudah tak menganggapnya lagi. Terbukti dengan perilaku cowok itu yang membuang muka saat ia berbicara.

📕📖📗

"Rencana?"

"Iya, kami berempat udah buat rencana bikin hubungan Gilang sama Hana membaik saat ultah cowok itu," jawab Faiz menjelaskan kepada Hana.

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang