Kalo udah deket sama orang yang kita sukai itu, rasanya ga pengen jauh-jauh lagi, ya? Dan rasanya pengen waktu berhenti disitu aja biar dia ada didekat kita terus.
☺☺☺-RVSG-
Selesai upacara, bukannya langsung pergi ke kelas, kedua cewek berbeda warna rambut itu berjalan beriringan menuju toilet perempuan dengan candaan yang mereka buat di sepanjang koridor.
Sesampainya di dalam toilet, mereka menutup pintu toilet rapat-rapat. Membiarkan mereka berdua saja di dalam toilet itu tanpa ada orang lain lagi di dalamnya. Gadis-gadis yang tadinya berada di dalam, mereka usir secara kasar begitu saja.
"Gimana?" tanya cewek berambut poni berwarna cokelat kemerahan yang baru saja keluar dari salah satu bilik toilet.
Merasa diajak ngobrol, cewek berambut cokelat dengan kombinasi warna hijau di beberapa helainya menoleh ke belakang. Cewek itu mengubah arah pandangannya kembali menghadap cermin di depannya, sembari mengambil bedak yang akan ia pakai dari dalam tempat make up yang tadi ia bawa. "Gimana apanya?" tanyanya.
Cewek berambut poni tadi pun berdecih pelan. "Tugas yang gue beri ke elo kemaren."
"Oh." Cewek berambut cokelat bercampur hijau ber-oh ria sambil masih sibuk dengan dirinya sendiri.
"Ga usah pake bedak berlebihan deh elo, udah putih juga. Kayak mayat idup lo nanti," ujar Rany memperingatkan kepadanya sahabatnya.
Shelly menoleh. "Ya deh iya, bawel."
Rany cemberut. "Gue ga bawel!"
Shelly terbahak sesaat, hingga ia memandang Rany lekat.
"Lo yakin rencana lo bakal berhasil?" tanya Shelly yang tampak ragu dengan rencana yang diberikan oleh Rany untuk mengerjai Hana.
"Yakin banget malah." Rany menjawab dengan entengnya.
Shelly menghela nafas berat. Cewek itu kembali menatap pantulan dirinya sendiri di cermin itu. Menatap lekat bibirnya yang sudah lumayan merah karena tadi ia olesi dengan lipstik.
"Gue tadi udah ambil topinya, sampe dia masuk di barisan murid pelanggar aturan," ujar Shelly sambil mengemasi tempat make up-nya.
"Terus? Rencana utamanya gimana?" tanya Rany yang sedikit tak sabar.
"Gue belum lakuin itu. Lagian gue ga tau mana bangkunya Hana, tadi aja yang ngambil topinya Hana itu Alina. Soalnya kan, dia anak kelas situ," jawab Shelly lengkap dengan santainya.
Rany berdecih. "Kenapa Alina lo suruh? Bukannya gue udah bilang, jangan ada anak lain yang ikut rencana ini?"
Shelly menunduk. "Gue tahu. Tapi, gue saat itu lagi ada urusan sama si Tasya, jadi gue terpaksa nyuruh Alina."
"Emang ada urusan apa lo sama si Tasya?" tanya Rany yang bingung.
Shelly menatap Rany tepat di retina mata cewek itu, menyalurkan jawaban lewat isyarat mata yang jarang orang ketahui maksudnya. Tapi, setelah Shelly menatap Rany seperti itu, Rany malah tertawa kecil lalu mengangguk-angguk.
"Ngerti, ngerti," ujar Rany di sela tawa kecilnya. "Emang lo apain anak orang itu?" tanya Rany lagi.
"Gue tuker bangku dia pas mau baca di perpus sama bangku yang udah rusak, sampe dia jatuh." Shelly tertawa keras ketika bercerita seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reader Vs Gamer
Teen Fiction[[COMPLETED]] Cowok rusuh dan jahil seperti Gilang harus berjuang dalam diam untuk menjaga Hana, gadis kutu buku yang jutek dan sedikit pendiam. Hana selalu risih dengan kelakuan Gilang yang selalu menganggu dan menggombalinya, berlagak kalau ia ada...