"Masakan nyokap lo enak bener!" komentar Arsya setelah dirinya berbaring di atas kasur Gilang.
Kelima cowok itu tengah bersama di kamar Gilang yang nyaman. Mereka merilekskan diri, setelah kenyang menghabiskan makanan di meja makan tadi. Rahma berada di ruang keluarga bersama Agra, asik berbincang-bincang. Sedangkan Ridho, cowok itu berkutat dengan tugas kuliahnya yang menumpuk.
"Lang, duo kuy!" ajak Zaqi. Gilang hanya mengangguk sebagai respon.
"Iz, Qi. Main ML yuk!"
"Ayok!"
"Ga dah, batere gue abis," tolak Haqi. Cowok itu beranjak ke meja belajar Gilang, yang tampak penuh dengan buku-buku paket tebal.
"Lang, gue pinjem buku paket!" ujar Haqi meminta izin kepada sang pemilik buku.
"Iye, bace aje semue. Kalo lo emang sanggup," jawab Gilang.
Haqi tak merespon jawaban Gilang. Ia langsung saja mengambil satu buku paket yang bertumpuk-tumpuk itu. Pertama ia membaca tentang Fisika. Rumus-rumus langsung menyapanya saat lembar per lembar ia balik. Haqi hanya membacanya sekilas, tak mungkin juga ia akan membaca seluruh isi buku itu yang jumlah halamannya hampir setengah rim.
Beralih ke buku lain, Haqi melakukan hal yang sama. Membuka halaman per halaman, membaca sekilas, lalu menutupnya dan meletakkannya kembali.
Begitu ia akan mengambil buku keempat dalam tumpukan itu, secarik kertas yang terlipat menarik perhatiannya. Ia mengambil kertas itu, membuka lalu membaca isinya.
Dear, Hana.
Pertama kali gue lihat lo waktu masa MOS, gue terasa tertarik. Kalo emang lo inget, waktu itu kita satu grup saat ada pencarian berkelompok. Lo orangnya care, gue akui itu. Lo juga seru, lo bikin gue nyaman ada di dekat lo waktu itu.
Sampai akhirnya waktu berlalu, gue nyadar gue suka sama lo. Rasa suka, karena nyaman dan kagum karena pesona lo. Ya, itu wajar lah. Semua orang pasti pernah ngerasain itu.
Tapi, waktu kita sekelas saat kelas sebelas, rasa suka gue naik sederajat jadi sayang. Gue sayang lo. Gue pengen jagain lo. Mungkin cara gue salah karena gombalin lo, gangguin lo setiap saat. Jadi, gue minta maaf soal itu.
Entah apa yang gue rasain waktu itu, Han. Saat lo deket sama Rafif karena masalah pensi, hati gue sakit. Dada gue terasa sesak. Dan lebih parahnya lagi, saat lo berdua sama cowok yang terlihat lebih macho daripada gue. Lebih dewasa daripada gue. Lebih menarik perhatian lo daripada gue.
Jujur, gue ga kuat hari itu, Han. Dan soal gue ga beritahu lo kalo gue ikutan olimpiade di Palembang, gue minta maaf. Gue ga mau lo jadi ngejauh gara-gara ga mau ganggu fokus gue belajar. Tapi apa? Gue yang malah harus ngejauh karena sakitnya hati gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reader Vs Gamer
Teen Fiction[[COMPLETED]] Cowok rusuh dan jahil seperti Gilang harus berjuang dalam diam untuk menjaga Hana, gadis kutu buku yang jutek dan sedikit pendiam. Hana selalu risih dengan kelakuan Gilang yang selalu menganggu dan menggombalinya, berlagak kalau ia ada...