SEVENTEEN

519 31 21
                                    

Ketika ada waktu yang membuat kita bisa bersama, aku akan memanfaatkan waktu itu untuk membuatmu bahagia

-RVSG-

Setelah 30 menit menempuh perjalanan, akhirnya mobil mereka sudah sampai di tempat pemancingan yang saat ini terlihat sangat ramai. Maklum lah, hari ini kan hari Minggu.

Setelah membeli karcis, mereka masuk ke dalam tempat pemancingan itu. Bukan hanya ada kolam pancing sih, ada juga wahana air dan mainan anak kecil di dalam tempat itu. Warung lesehan yang menyediakan berbagai macam ikan bakar juga ada di tempat itu.

"Lang, lo sama Hana mancing di kolam gurame. Biar gue sama Bitha yang mancing di kolam patin. Nih, alat pancing kalian berdua," ujar Ridho sembari menyerahkan dua alat pancing yang ia bawa.

"Lang, nih umpannya."

Gilang dan Hana berjalan menuju kolam gurame. Sedangkan Ridho dan Bitha berjalan menuju kolam patin.

Setelah sampai di dekat kolam gurame yang cukup ramai, Gilang meletakkan alat pancingnya di atas gazebo kecil yang berada di tepi kolam. Cowok itu mengenakan masker hitam yang ia ambil dari dalam tasnya.

"Lo bisa ga benain alat pancingnya?" tanya Gilang sambil menatap Hana yang dari tadi hanya diam menatap kolam.

Hana menoleh, tersenyum lebar dan menggeleng tanda ia tak bisa. Gilang memutar bola matanya, ia pun mengambil alat pancing milik Hana lalu membenarkannya.

Setelah itu, Gilang mengeluarkan sebuah kantong plastik dari dalam tasnya sebagai umpan untuk memancing ikan gurame. Setelah memasang satu umpan di kail pancingnya, Gilang menyodorkan kantong itu ke arah Hana yang lagi-lagi asik menatap sekitar.

Hana menoleh ketika ada sesuatu benda yang mengenai punggung tangannya. Benda itu lembab, padat dan menggeliat.

"Aaaa!!"

Hana berteriak ketakutan. Seperti melihat hantu di siang bolong. Tunggu, apakah ini sudah siang?

Hana berdiri sambil bergidik ngeri melihat apa yang ada di dalam kantong plastik bening itu. Puluhan cacing yang masih menggeliat itu berhasil membuat Hana bergidik ngeri.

Gilang tertawa terbahak-bahak. Sangat lucu melihat ekspresi takut dan geli yang terpasang di wajah cantik Hana. Gilang mengambil kantong plastik itu menaruhnya di sisi kanannya agar Hana bisa kembali duduk dengan tenang. Ia pun mengambil satu cacing yang akan ia pasang di kail pancingnya.

"Takut amat sih ama cacing," ujar Gilang sembari melempar pancingnya lalu mengambil satu cacing lagi.

Hana kembali duduk di sebelah Gilang. Ia masih was-was kalau saja Gilang langsung melemparkan cacing yang sedang ia pegang itu.

"Bukan takut, tapi geli..."

"Sama aja atuh."

Gilang mengambil alat pancing Hana, mulai memasang umpan di alat pancing Hana. Ya, ia tahu Hana tak akan bisa melakukan hal ini.

Selesai, Gilang melemparkan alat pancing itu. Lalu menaruhnya di bawah agar ia bisa sedikit bersantai.

Gilang menidurkan tubuhnya di atas gazebo dengan kaki yang masih menempel di lantai semen itu. "Hadeh... capek gue abis dikejar anjing gila itu."

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang