THIRTY EIGHT

310 24 1
                                    

"Karena hati tahu dimana ia harus tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena hati tahu dimana ia harus tinggal."

-RVSG-

"Tembak, Lang! Arah 300!"

"Mana?"

Gilang yang sejatinya masih baru main game tersebut hanya mengikuti ucapan Zaqi yang memang sudah tahu. Meskipun ia sendiri masih gemetaran saat menekan tombol-tombol di layar ponselnya. Takut salah.

"Eh, darah lo! Isi cepet! Punya med kit ga?"

"Med kit?"

"Masyaallah! Kotak ijo yang ada tanda kepalangmerahan. Lo punya ga?" tanya Haqi dengan kesal. Cowok itu masih fokus ke layar ponselnya. Menembak musuh hingga mati.

"Enggak."

"Masyaallah! Sini lo! Lo dimana?" Arsya bertanya.

"Di rumah lah goblok, kalian juga ada di sofa yang sama." Faiz yang tengah membaca soal-soal olimpiade milik Gilang mengomentari.

"Kita nge-game, anjir!"

"Biasalah! Ngegas aja kalian semua!"

"Arsya! Gue di rumah dua lantai. Di luar ada musuh. Lo dimana?" tanya Gilang dengan nada takut. Entah takut karena apa.

"Tenang, tenang. Gue kesana. Eh, ada musuh. Bentar. Aduh, dua lagi," celutuk Arsya.

"Heh, Haqi! Red zone!" seru Zaqi.

"Yakh! Gue mati!"

"Karena orang yang mati di red zone adalah orang noob," ejek Arsya ke arah Haqi.

Haqi menatap Arsya tajam. "Awas aja lu mati dikepung musuh."

"Arsya!"

"Iye, bentar. Gue lari," sahut Arsya.

"Eh, masyaallah! Ada musuh!"

"Arsya, gue mati." Gilang pasrah.

"Zaq, lu dimana?" tanya Arsya sambil mencoba membidik musuhnya.

"Intinya kita jauh. Gue ada di rumah L. Aman, bro," jawab Zaqi, agak sombong.

"Sombong lu!"

"Ih, ih, ih. Hayo. Mati lo. Eh, masyaallah! Di belakang gue." Arsya mengoceh sendiri. Haqi dan Gilang yang sudah mati hanya melihat permainan kedua cowok itu dari layar ponsel mereka.

"Yah, yah. YAAA! GUE MATI!" seru Arsya tak terima. Ia menarik rambut dan kulit mukanya ke bawah, menampakkan wajah menjijikkan ala dirinya.

"Syukur lo! Apa gue bilang. Mati dikepung musuh mampus lu!" Haqi menyahut. Tak terima dirinya dibilang noob oleh seorang Arsya.

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang