THIRTY

327 23 0
                                    

Kau pergi, aku sendiri.
Sendiri merindukan semua tentang dirimu. Apapun itu.

-RVSG-

"Han, lo dimana?"

Semua mendekat ke arah Rania yang kini tengah memegang ponselnya yang terhubung dengan ponsel Hana yang entah dimana sekarang.

"Woi! Jawab!" teriak Rania.

"Gue ga ikut latihan. Gue sekarang lagi ada acara sendiri," ucap Hana di seberang sana.

"Ih, lo kaptennya. Dan ini latihan terakhir kita, lo-nya malah ga masuk. Gimana sih, lo?!"

"Lah, gue-nya emang ga bisa dateng buat latihan. Mau gimana, dong? Masa gue harus terbang dari sini?"

"Sebenarnya lo dimana, sih?" tanya Rania kesal.

"Gue ada di sebuah tempat yang sudah berisi dengan para sohib gue."

Mendengar suara dari arah belakang, kompak mereka semua menoleh ke belakang. Menampakkan sosok gadis yang kini tengah tersenyum lebar dengan dua jarinya yang terangkat menunjukkan bentuk 'peace'

"Katanya lo ga bisa ikut latihan?" tanya Rania.

"Ya ga bisa. Soalnya gue tadi lagi makan," jawab Hana enteng.

"Gue kira lo pergi kemana gitu sama siapa," ujar Haqi kesal.

"Wei, bro!"

Suara familiar itu membuat mereka menoleh kompak ke sumber suara. Terlihat, Zaqi yang juga tersenyum lebar seperti Hana dan tangannya terangkat menyapa mereka.

"Nyariin artis tampan, ya?" Zaqi bertanya dengan percaya diri tingkat dewanya.

"Jijik gue. Lo kemana aja, sih?"

"Habis ngisi perut, lah. Ya kan, Han?" Hana mengangguki ucapan Zaqi sambil tersenyum.

"Makan ga ngajak-ngajak nih. Jahat lo, Riz!"

"Salah sendiri gue panggil tadi dari lantai atas ga nyahut-nyahut," ujar Zaqi.

"Udah, udah. Ga usah debat mulu. Mending kita latihan lagi. Dua lawan dua," usul Dani.

"Oke, sip. Gue ga usah ikut. Karena gue udah jago pake banget," ujar Haqi percaya diri sambil melangkah menuju kursi penonton. "Cepet, dah. Kalian main!" suruhnya.

Semua menghela nafas sabar. Lalu mengambil bola, dan memulai latihan.

📕📖📗

Lapangan basket sekolah tampak ramai di kerumuni siswa dan siswi yang tampak tak sabar menunggu pertandingan basket itu. Tim Hana sudah siap dengan tekad dan pakaian olahraga mereka masing-masing.

"Bismillahirrahmanirrahim," ujar mereka semua lantas mengusap wajahnya.

"Yuk, keluar!"

Semua mengangguki Hana. Sorakan dan tepuk tangan langsung menggema di seluruh penjuru lapangan karena tim dari kelas IPA 1 sudah memasuki lapangan.

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang