Dikacangin orang itu sakit, apalagi dikacangin sama orang yang kita sayangi, itu jauh lebih sakit
(Himmbrt's Quote)-RVSG-
Bulan-bulan telah berlalu, kenaikan kelas pun sudah terlewati. Ketua OSIS juga sudah digantikan oleh Rafif, most wanted sekolah dari kelas XII Bahasa 2. Iuran perkelas pun sudah lunas untuk acara pensi yang akan dilaksanakan di SMA Garuda 1 beberapa bulan lagi.
Kini, Hana asik membaca novel online di ponselnya sambil mencomot batagor yang dibelikan oleh Gilang tadi. Dan disebelahnya sudah ada Gilang yang juga ikut membaca cerita itu sambil memakan rakus batagornya yang penuh itu.
"Gemes deh sama cowok ini. Dinginnya kelebihan banget!" gerutu Hana.
"Tapi perasaan, gue ga dingin deh, Ibu Ratu," ujar Gilang.
"Ih, lo emang ga dingin. Yang gue maksud itu cowok di cerita ini," ucap Hana.
"Emang sedingin apa?"
"Sedingin hati gue," jawab Hana, ketus.
"Serah Ibu Ratu deh ya," sahut Gilang membuat Hana tersenyum licik dalam kemenangan.
"Eh, Ibu Ratu. Cuma mau bilang, aku ini orangnya kan care, jadi ga mungkin bisa jadi dingin," ucap Gilang.
"Ya, sih. Lo care-nya mah cuma sama game," ucap Hana.
"Tumben pinter?"
"Dari dulu kali!"
Gilang tertawa bahagia. Begitu juga dengan Hana.
Setiap istirahat Gilang selalu saja mampir ke kelas Hana. Melarang cewek itu keluar lalu menemani cewek itu makan di kelas. Meski sudah ada kantin, tetap saja Gilang tak mau kesana. Entah karena apa, Hana mau-mau saja.
Istirahat kali ini terlihat berbeda. Gilang yang baru saja masuk ke kelas Hana itu, tak menemukan keberadaan cewek berambut panjang yang menjadi sahabatnya. Ia hanya menemukan keadaan kelas yang kosong plong ga ada orang.
Berpikir lagi, Gilang mencari Hana ke kantin. Ya, kali cewek itu makan bersama teman-temannya tapi hasilnya nihil. Ia menuju ke ruang OSIS karena ia lihat Hana paling sering kesana pun tak ada.
Tempat terakhir yang belum ia jelajahi dan termasuk tempat yang sangat dibencinya. Perpustakaan.
Ya. Meskipun Gilang itu pintar. Entah kenapa melihat beribu buku berjajar rapi di rak yang tinggi-tinggi itu langsung membuatnya pusing. Ia belajar memang dengan membaca buku. Tapi cukup dua sampai tiga buku saja. Lebih dari itu, lebih baik ia main game.
Gilang berkeliling di rak buku-buku yang seketika membuatnya mulai pusing. Akhirnya ia pun menemukan cewek itu tengah membaca buku yang kelihatannya tebal di sofa pojok perpus. Pusing yang hampir menyerang pun serasa memantul menjauh karena terlihat tampang doi yang tampak cantik di matanya.
"Ibu Ratu, daritadi disini?" tanya Gilang ketika dirinya sudah menjatuhkan bokongnya di sofa sebelah Hana.
"Hm." Hana menjawab pertanyaan cowok itu hanya dengan deheman karena terlalu fokus dengan bacaannya.
"KACANG MAHAL! KACANG MAHAL!"
Gilang berteriak keras ketika melihat Hana yang hanya diam sibuk membaca buku itu. Dikacangin orang itu sangat sakit, apalagi dikacangin sama orang yang kita sayangi, itu lebih menyakitkan.
"Yang disana! Tolong jangan ramai! Ini perpustakaan," ujar penjaga perpustakaan itu ketika mendengar Gilang berteriak.
Gilang menyengir, lantas melihat Hana yang masih juga diam tak berkutik dari kegiatannya itu. Ia menghembuskan nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reader Vs Gamer
Teen Fiction[[COMPLETED]] Cowok rusuh dan jahil seperti Gilang harus berjuang dalam diam untuk menjaga Hana, gadis kutu buku yang jutek dan sedikit pendiam. Hana selalu risih dengan kelakuan Gilang yang selalu menganggu dan menggombalinya, berlagak kalau ia ada...