"Lo?"
Hana menatap tak percaya sambil menganga seseorang yang berdiri di hadapannya. Sama halnya dengan orang itu yang berdiri tak jauh dari Hana, juga menunjuk cewek itu sambil menggumam nama Hana.
"Hana?"
"Kak Bayu!"
Hana menjatuhkan keranjang belanjaannya, berlari ke arah Bayu dan langsung memeluk orang yang sudah lama tak dijumpainya.
Bayu Radhika Gunawan, seorang kakak sepupu yang amat disayanginya setelah kedua orang tuanya dan adiknya. Sosok kakak yang selalu menemani dirinya dulu saat masih kecil hingga beranjak remaja. Setelah dirinya remaja, sosok kakak itu tak pernah ia jumpa dan hari ini, ia berjumpa lagi dengan sosok kakaknya itu.
Bayu membalas pelukan dari adiknya itu, memejamkan matanya sambil menikmati hangatnya pelukan mereka yang sempat hilang.
Hana melepas pelukannya, menatap binar kakak sepupunya yang makin tambah dewasa. "Udah punya pacar belom nih?" tanya Hana bermaksud menggoda Bayu yang baru saja sudah wisuda.
"Yaelah. Nih bocah sibuk aja ngurusin hidup gue. Hidup lo tuh urusin dulu," ujar Bayu.
Hana terkekeh. "Ya kali. Habis wisuda ada yang nyantolin elu, terus jadian deh, terus dilanjut sampai nikah," ujar Hana seraya menaik-turunkan kedua alisnya.
"Serah lo dah, Han." Bayu mengalah. "Urusin sono belanjaan lo. Diambil orang baru tahu rasa."
Hana berbalik badan, melangkah menuju keranjang biru yang sudah penuh itu lantas membawanya menuju meja kasir. Pelayan kasir itu mengambil satu persatu barang-barang Hana, menghitung semua harganya lalu memasukkannya ke dalam kantong putih bertuliskan nama toko itu.
"Ini, dek. Totalnya 203.400," ucap pelayan toko itu seraya menyerahkan kantong putih itu. Hana merogoh saku celananya, mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah muda dan selembar uang berwarna ungu lantas menyerahkannya ke pelayan toko.
"Ini kembaliannya 6.600. Terima kasih sudah berbelanja."
Hana menerima uang kembaliannya dan nota belanjaannya. Lalu menaruh uang dan notanya ke dalam kantong itu. Hana keluar dari toko, merasakan lagi panasnya udara di luar setelah dingin-dingin-an di dalam toko.
"Han, tunggu!"
Hana berbalik badan ketika ia mendengar suara itu. Ia melihat Bayi yang tengah berlari mendekatinya.
"Lo tau rumahnya Himma, kagak?" tanya Bayu setelah dirinya berdiri tepat di depan cewek itu.
"Tau lah. Emang kenapa?"
"Tunjukin dong... entar gue traktir deh," pinta Bayu.
"Ya deh iya. Tapi, masa kita harus jalan gitu dari sini ke rumah Himma? Rumah Himma jauh tau!"
"Ya naik mobil lah. Gimana sih lo?! Di sekolah diajarin apaan sih?"
"Pelajaranlah."
"Kenapa lo kok ga pinter-pinter?"
"Ngeledek gue lo?!"
"Ah, banyak bacot lo! Kuy, ke mobil gue," ajak Bayu.
📕📖📗
Setelah Hana dan Gilang keluar dari kafe, disusul Widya, Vidya, Radit, dan Vaskal, suasana kafe semakin sepi. Disana tinggal Himma dan Rania yang kini tengah sibuk memesan hidangan kafe lagi karena memang mereka akan mengobrol lagi.
Jangan lupakan para sohib Gilang yang masih berpacaran dengan handphone mereka masing-masing. Entah apa yang tengah asik mereka lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reader Vs Gamer
Teen Fiction[[COMPLETED]] Cowok rusuh dan jahil seperti Gilang harus berjuang dalam diam untuk menjaga Hana, gadis kutu buku yang jutek dan sedikit pendiam. Hana selalu risih dengan kelakuan Gilang yang selalu menganggu dan menggombalinya, berlagak kalau ia ada...