TWENTY THREE

364 26 0
                                    

Melihat dirinya dengan orang lain itu, rasanya seperti ada tangan transparan yang meremas hatiku dari dalam dan rasanya itu SESAK.
-Gilang

-RVSG-

Setelah turun dari mobil ayahnya, Hana berjalan santai dengan senyum yang mengembang di wajah cantiknya. Melewati koridor kelas X yang dimana para adik kelas yang mengenalnya menyapa dirinya lembut.

Hana memasuki kelasnya, menemukan hanya beberapa siswa yang sudah hadir di kelas itu. Mengingat hari ini adalah hari Selasa, Hana langsung bergegas ke pojok kelas, mengambil sapu lantas menyapu lantai kelas yang dipenuhi debu dan tanah.

Setelah membuang debu tanah itu ke luar kelas, ketika Hana akan memasuki kelas lagi, entah kebetulan atau tidak, ia melihat Gilang yang juga melihatnya saat ini. Tak butuh waktu lama, Hana langsung memutus kontak mata itu kemudian masuk ke kelasnya yang mulai ramai dengan perasaan aneh yang bergejolak

Sungguh, ia menjadi aneh akhir-akhir ini.

📕📖📗

"Han, ada yang nyariin lo tuh!"

Teriakan seorang cewek sekelasnya membuat dirinya yang masih asik berbincang-bincang dengan ketiga temannya itu buyar seketika. Ia berdiri lalu mendekati cewek itu.

"Siapa emang?"

"Pak ketos," jawab cewek itu singkat. Hana berjalan mendekati pintu, lalu menemukan cowok tinggi berambut cokelat itu berada di dekat pintu kelas.

"Kamu Hana kan?" tanya cowok yang belum dikenalnya itu.

"I-iya, a-ada a-apa ya?" jawab Hana kikuk. Entah kenapa.

"Kamu bendahara kelas XI IPA 1, kan?" tanya cowok itu lagi.

Hana mengangguk lagi dengan gugup melihat cowok berparas tampan yang kini ada di hadapannya itu.

"Ikut kakak ke ruang OSIS. Oh, ya kakak lupa. Kenalin, nama kakak Bagas. Panggil aja seperti namaku, oke?"

Sekali lagi, Hana mengangguk. Bagas berjalan menuju ruang OSIS diikuti Hana yang berada di belakang cowok itu. Setelah memasuki ruangan itu, Bagas menyuruh Hana untuk duduk di depannya.

"Urunan kelas kamu belum lunas untuk kepentingan pensi tahun depan. Karena tahun ini anggota OSIS masih fokus pada ujian dan kami belum memilih siapa yang akan melanjutkan, jadi pensi tahun ini tidak berlangsung," jelas Bagas sambil berjalan menuju meja ketua OSIS.

"Kira-kira, harus di kumpulin kapan ya, kak?" tanya Hana.

"Secepatnya kalau bisa. Acara pensi masih lama. Mungkin, setelah kalian ujian kelulusan nanti." Bagas menjawab panjang lebar sambil mencari seberkas urunan untuk pensi.

"Ya, sudah. Kakak cuma ingetin, sebelum kalian ujian nantinya, uang urunan sudah harus berada di tangan saya. Karena setelah itu, saya akan mengundurkan diri dan mencari ketua OSIS yang baru." Setelah berbicara seperti itu, Bagas langsung berdiri disusul Hana kemudian berlalu pergi.

Baru saja Hana berdiri di ambang pintu, Bagas mencegat cewek itu dengan memanggil namanya.

"Kakak bareng ya? Lagian kakak juga mau beritau bendahara kelas XI IPA 2," ujar Bagas sambil berjalan di sisi Hana.

Sesampainya di depan kelas, Hana yang akan masuk ke kelas di cekal tangannya oleh Bagas. Hana menoleh, menatap cowok itu lagi yang entah kenapa membuatnya tak nyaman.

"Semoga saja, ketua OSIS tahun ini kamu," ujar Bagas sambil mengunci manik mata coklat teduh yang sebenarnya telah menyukai manik mata cowok lain. Hana menunduk lalu menengadahkan kepalanya lagi setelah beberapa detik mengambil nafas.

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang