Melihatmu tersenyum saja, itu sudah bisa membuatku bahagia. Apalagi membuatmu tertawa dan alasan tawa dan senyum di wajahmu adalah diriku. -Gilang
-RVSG-
Matahari tampak bersembunyi di balik awan. Tak mau menampakkan cahayanya karena malu. Sehingga pagi itu, langit tampak seperti akan hujan saja.
Hana berjalan dengan senyuman yang cerah. Mengalahkan cerahnya langit pagi itu. Ia berjalan menuju kelasnya melewati koridor kelas X. Beberapa siswi yang mengenalnya menyapa cewek itu seperti hari-hari yang lalu.
Hana melambaikan tangannya kecil, membalas sapaan siswi itu sambil tetap tersenyum. Ia bersyukur, gosip itu akhirnya bisa lenyap seiring berjalannya waktu. Cewek itu tetap melanjutkan langkahnya hingga sampai di kelasnya yang berada di lantai dua.
"Ibu Ratu!" sapa Gilang sambil melambaikan sebelah tangannya dari balik jendela.
Hana hanya menatap cowok itu sebentar lalu berjalan lagi menuju pintu kelasnya.
"Yah... Ibu Ratu kok kacang, sih!?"
Hana memasang wajah datarnya ketika mendapat rengekan dari Gilang. Senyumnya yang cerah tadi seketika luntur ketika bertemu dengan wajah Gilang.
"Ibu Ratu, udah siap belum?" tanya Gilang seraya mendudukkan dirinya di bangku belakang Hana.
Hana menoleh ke belakang, dimana Gilang sedang duduk. Alisnya mengernyit, menatap Gilang yang menunjukkan wajah cerianya seperti biasa. "Siap apa?"
Gilang tersenyum jahil. "Siap jadi pacar akuh..."
"Jijik!"
Hana membuka resleting tas ranselnya, mengambil buku paket bahasa Indonesia dari sana. Ia berniat membaca dan mempelajarinya lagi. Supaya siap menghadapi soal-soal di akhir semester ini.
Hana sibuk membaca, berbeda dengan Gilang yang tampak asik menatap ponselnya lekat. Tak ada kegiatan yang lebih seru dibandingkan bermain game pagi ini. Namanya juga gamer, kegiatan mutlaknya pasti main game.
Beberapa menit berlalu, kelas yang tadinya sepi langsung ramai, diisi dengan kegaduhan unfaedah oleh siswa di kelas itu.
📕📖📗
Kelas hening, karena penilaian akhir semester tengah berlangsung. Hana yang duduk di bangku barisan ketiga pada ruangan itu tampak tenang dalam mengerjakan soal-soal yang terpampang jelas di layar komputer.
Berbanding terbalik dengan Gilang yang sedari tadi terus menggaruk kepalanya yang gatal karena bingung. Bingung mau menjawab apa atas pertanyaan yang sedang dia baca sekarang.
"Haduh... ini jawabannya apaan sih?" gerutu Gilang sambil menggaruk lagi kepalanya. Gilang celingak-celinguk ke depan dan ke belakang. Melihat semua siswa maupun siswi di ruangan itu tampak tenang-tenang saja di tempat duduknya.
Gilang menatap depan kelas dari bangku barisan kedua. Memperhatikan gerak-gerik seorang guru yang tengah asik membaca koran di meja guru.
Diam-diam Gilang mengambil selembar kertas bekas dari dalam tasnya. Meskipun kertas itu sudah banyak terlipat, kertas itu bisa ia pakai sebagai alas menulis.
Gilang mengambil pulpen hitam dari tempat alat tulisnya. Mulai menggerakkan jarinya hingga terbentuk sebuah kalimat yang tertuju pada seseorang. Selesai menulis, Gilang melipat kertas itu sembarangan. Kemudian memutar badannya menghadap ke belakang, menatap satu cewek yang akan menjadi sasaran lemparannya.
Sambil membidik, Gilang juga melirik ke arah guru pengawas yang wajahnya sekarang tertutup oleh koran. Dalam kesempatan yang baik itu, Gilang langsung melemparkan kertas itu hingga mengenai pelipis Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reader Vs Gamer
Teen Fiction[[COMPLETED]] Cowok rusuh dan jahil seperti Gilang harus berjuang dalam diam untuk menjaga Hana, gadis kutu buku yang jutek dan sedikit pendiam. Hana selalu risih dengan kelakuan Gilang yang selalu menganggu dan menggombalinya, berlagak kalau ia ada...