THIRTY SIX

308 21 2
                                    

Setelah bel istirahat berbunyi, kelas terasa sepi. Hanya ada satu anak yang tengah duduk di bangkunya sambil membaca buku di hadapannya.

"Gilang!"

Gilang menengadah, menatap pintu kelasnya. Melihat keempat temannya sedang berkunjung ke kelasnya yang sepi.

Seperti biasa, Faiz, Haqi, Zaqi, dan Arsya. Mereka berjalan mendekati bangku Gilang. Mengambil kursi lain untuk mereka duduki.

"Tumben ga ke kantin?" tanya Zaqi, basi.

"Lagi males." Gilang menjawab dengan malas dan singkat, kemudian melanjutkan membaca isi novel yang ia pinjam di perpustakaan kemarin.

"Tumben baca novel?" tanya Arsya.

"Lagi pengen."

"Tumben diem aja? Ga pernah pro kalo main?" Haqi bertanya.

"Lagi ga mood."

Lagi-lagi, Gilang menjawab singkat dengan nada malas yang tak pernah ia lakukan.

"Sebenarnya lo kenapa? Ada masalah? Cerita aja." Faiz sambung bertanya. Membuat Gilang menutup novel yang ia baca kemudian menatap keempat temannya.

"Gue baik-baik aja. Kenapa sih sama kalian?"

"Lo ga baik-baik aja, Lang."

Gilang terdiam, sambil menatap keempat temannya yang memasang wajah serius.

Faiz menyahuti. "Lo jadi datar. Lo mulai noob. Lo ga kayak biasanya. Dan lo mulai ngejauh dari Hana."

Gilang menunduk. Ya, memang ia sedang ingin menjauhi Hana. Karena ia masih terlalu sakit saat melihat kejadian seminggu yang lalu.

"Gue emang mau ngejauh dari Hana," ujar Gilang dengan suara rendah.

"Kenapa?"

"Gue sakit hati. Lagian dia udah punya cowok lain. Yang pastinya lebih baik daripada gue. Gue ga sebanding dengan cowok itu," jawab Gilang.

"Cowok mana maksud lo? Rafif? Apa yang lain?"

"Cowok lain. Bukan Rafif."

"Terus, hubungan lo sama Hana yang sahabatan gimana?" tanya Zaqi.

"Kayaknya dia ga nganggep itu beneran. Jadi, mungkin udah ga ada sahabatan lagi."

Keempat teman Gilang hanya menatap Gilang dengan muka sedih. Sedih melihat teman mereka yang sedang terjebak dalam cinta segitiga.

📕📖📗

"Han, lo ga mau nyiapin sesuatu gitu?"

Hana menoleh ke arah Himma. Menatap cewek itu dengan kerutan di dahinya. Bingung.

"Nyiapin sesuatu buat apaan coba?"

Himma memutar bola matanya malas. "Minggu depan Gilang ulang tahun. Lo ga tau?"

Hana menggeleng.

"Oh ya lupa. Hana kan emang ga tau apa-apa tenang Gilang." Himma menyindir.

"Lah, lu nyindir gua?!"

"Fakta."

Hana cemberut. Cewek itu beranjak, melangkah keluar kelasnya menuju kantin. Sesampainya di kantin, ia mengantri di salah satu bilik yang menjual bakso.

Sambil menunggu, ia menyapu pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Saat ia berbalik dan menatap bilik lagi, suara familiar itu terdengar dari arah belakangnya.

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang