SIXTEEN

479 30 4
                                    

Terserah kau akan menganggap diriku ini siapa. Tapi, yang pasti. Kau adalah manusia terpenting setelah kedua orangtuaku. Dan ketiga di hatiku.

-RVSG-

"Ke Gramedia yuk!"

Hana menarik tangan Gilang antusias di atas lantai gedung pusat perbelanjaan itu. Saat menaiki eskalator, ia melepaskan tangan Gilang. Mulai berjalan sendiri dengan gembira membiarkan Gilang menyusulnya dari belakang.

Hana berjalan masuk ke sebuah tempat yang terasa hangat dengan banyak rak yang tersusun rapi dan tak lupa, beribu buku yang mengisinya. Ia melangkah mendekati tiap rak untuk mencari apakah ada buku yang bisa menarik perhatiannya.

Gilang yang tadi menyusul Hana, kini tak ikut membuntuti cewek itu lagi yang sekarang sudah sibuk mengitari beberapa rak buku. Ia melangkah mendekati sebuah bangku kosong sebelah rak buku tentang teknologi lalu mendudukkan dirinya di bangku kosong tersebut.

Ia merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah benda pipih yang sering disebut orang dengan nama handphone. Gilang menyalakan handphonenya, membuka game yang sering ia mainkan bersama dengan geng gamernya saat ada waktu luang. Mobile Legends.

Beberapa menit berlalu. Hana yang sudah cukup puas dengan buku-buku yang ia ambil, langsung berjalan menuju meja kasir. Belum juga sampai ke meja kasir, ia melihat Gilang yang asik duduk di sebuah bangku dengab tangan yang memegang handphone. Sudah ia ketahui, cowok itu pasti tengah bermain game.

Hana memutar bola matanya malas sambil menghela nafas berat. Ia melangkah mendekati Gilang, yang langsung membuatnya terkejut ketika ia akan memanggil cowok itu.

"Yes! Gue menang!!"

Sorot mata pengunjung Gramedia langsung tertuju kepada Gilang dan Hana yang tiba-tiba saja membuat ramai sendiri. Gilang menanggapi dengan cengiran di bibirnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo bisa ga sih, ga bikin diri lo sendiri malu di depan banyak orang?" Hana berdecak sebal karena Gilang.

Lagi-lagi, Gilang menyengir.

Hana berbalik badan, berjalan menuju meja kasir untuk membayar seluruh buku yang ia ambil. Setelah semua harga buku di jumlah, Hana merogoh saku celananya, mengambil uang yang tadi ia bawa dari rumah.

Gilang memegang pundak Hana, membuat cewek itu menoleh ke arahnya. "Biar gue aja."

"Nih, mas. Uangnya." Gilang menyerahkan dua lembar uang berwarna merah muda itu ke penjaga kasir.

Penjaga kasir itu menerimanya, lalu memberikan kantong berisi buku-buku tadi dan uang kembalian. "Kamu ternyata peka ya sama pacarnya."

Karena ucapan sang penjaga kasir, Gilang dan Hana menatap terkejut penjaga kasir itu yang baru bilang kalau mereka itu pacaran. Padahal, mereka hanya bersahabat.

"Eee... tap-tapi––"

"Ya dong, mas. Kalo saya ga peka gimana mau punya hubungan. Kan pacarannya berawal dari kepekaan." Gilang mengedipkan sebelah matanya ke arah Hana yang kini tampak bertambah sebal dengan Gilang.

Penjaga kasir itu tampak tertawa kecil. "Lucu deh liat kalian. Cowoknya ganteng, ceweknya cantik. Moga-moga langgeng deh sampe nikah."

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang