ELEVEN

624 37 2
                                    

Seperti judul lagu, Asalkan kau bahagia. Itulah yang aku inginkan, meski aku tak bahagia juga diwaktu yang bersamaan.

-RVSG-

Suasana kantin saat itu sangat ramai. Antrian makanan pun tampak mencapai pintu masuk kantin. Untunglah tadi Gilang sudah memesan makanan terlebih dahulu, jadi Hana dan Tasya tak perlu mengantri sampai pintu kantin.

Keempat remaja itu duduk di bangku kantin yang sama. Sambil asik dengan makanannya yang dipesan oleh Gilang tadi.

"Gue keren ya tadi!" celutuk Gilang tiba-tiba membuat ketiga remaja yang makan bersamanya langsung menatapnya aneh.

"Gue juga kali," sahut Haqi menimpali Gilang.

"Tapi, gue yang paling keren tadi. Buktinya banyak anak bilang 'kalian keren banget' ke gue sambil tepuk tangan," ujar Gilang tak masuk akal.

"Bego lo! Kalian itu maksudnya kita berdua. Bukan lo aja. Ga lulus TK ya lo?" sahut Haqi membalas Gilang.

"Eh, eh. Pinter-pinter gini dibilang ga lulus TK. Gue punya kok ijazah TK gue sebagai tanda kelulusan gue. Mau gue tunjukin?" Gilang bertanya.

"Ga deh, ga penting," tolak Haqi mentah-mentah dengan gaya sok jual mahal.

Hana dan Tasya yang melihat perdebatan antara kedua cowok itu hanya bisa geleng-geleng kepala tanpa niat menyahut apalagi melerai mereka. Toh, mereka palingan nanti juga nempel lagi kayak lem.

Tasya menatap lurus ke depan, menatap figur cewek yang mungkin adalah musuhnya itu yang menatapnya sinis. Tapi, Tasya tak membalas tatapan sinis Shelly itu, ia hanya menatapnya datar sambil memasukkan batagornya ke dalam mulutnya.

Kini, Tasya menatap Shelly yang berjalan melewatinya dengan tatapan datar. Tasya pikir, Shelly akan mengerjainya lagi, tapi cewek itu hanya berlalu begitu saja lalu keluar dari hilang entah kemana.

Tumbenan cuma natep doang, biasanya langsung labrak. Aneh...

📕📖📗

Di dalam toilet wanita, kedua remaja itu menunggu teman mereka dengan rasa bosan yang sudah melanda. Hingga sekitar sepuluh menit, pintu toilet terbuka. Menampilkan figur seorang gadis yang memang adalah teman mereka.

"Gimana, Shell?" tanya Rany kepada Shelly setelah cewek itu masuk ke dalam toilet.

"Bangku Hana yang di barisan kedua itu kan? Yang punya tas warna dasar hitam sama warna pink?" tanya Shelly menebak apakah ia tak salah taruh tadi.

"Ya itu emang tas Hana. Dia kan blink, ya pasti tasnya kek gitu," ujar Alina membenarkan ucapan Shelly.

"Lo udah taruh?"

Shelly mengangguk. Cewek itu berjalan menuju wastafel. Membasuh mukanya yang lusuh dengan air lalu mengeringkannya dengan tisu. Cewek itu mengambil tempat make up-nya yang tergeletak di samping wastafel. Mengambil bedak lalu mengoles tipis wajahnya dengan bedak itu. Selesai cewek itu langsung mengembalikan tempat make up-nya ke tempat asalnya tadi.

"Al, amati Hana terus ya? Lo kan sekelas ma dia. Nah nanti pas di rumah gue, lo cerita panjang lebar. Oke?"

"Siap, Rany!"

Reader Vs GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang