Prologue

1.5K 89 10
                                    

"Ayah!Hentikan!!"

"Diam kau! Jangan ikut campur!"

Pria itu mendorong seorang anak laki laki berumur 12 tahun yang sedang menghadang seorang wanita dihadapannya. Hingga membuat anak laki laki itu tersungkur jatuh, kemudian kakinya terbentur lemari dan membuat kaki anak laki laki itu memerah.

Pria itu hanya melihat anak laki laki tersebut dengan tatapan yang sangat benci. Lalu, pria tersebut berjalan menuju seorang wanita yang terduduk didepannya sambil menangis.

"Kumohon, hentikan yah!"

Anak laki laki itu berusaha untuk berdiri, tetapi kakinya yang baru saja terbentur lemari membuatnya hingga terduduk kembali.

"Diam kau anak brengsek!"

Sangat sakit jika seorang pria yang ia sayangi sebagai ayah kandungnya membentak dan mengumpat seperti itu padanya. Membuat anak laki laki itu mengeluarkan setetes air mata.

Pria tersebut mengambil pisau yang berada di atas nakas meja tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kemudian, mengarahkannya pada wanita yang berada di hadapannya sambil menangis tersedu sedu.

"Jangan..."

Suara samar samar keluar dari mulut wanita itu.

"Tidak!!!"

Benda tajam itu menancap sangat dalam di dada wanita tersebut. Banyak sekali darah yang keluar dari dada wanita itu. Sehingga membuat wanita itu sudah kehilangan nyawanya akibat tusukan pisau tepat di dadanya dan mengeluarkan banyak darah.

"Ibuu!!"

Anak laki laki itu merangkak menuju wanita yang sudah tak bernyawa yang tak jauh dari hadapannya. Sedangkan pria yang baru saja menusuk wanita itu hanya diam dan benafas lega.

"Urus saja ibumu yang tak bernyawa itu! Dasar brengsek!"

Lalu pria itu berjalan menjauh. Entah kemana.

"Ayah jahat!"

Teriak anak laki laki tersebut dengan keras kepada pria yang sudah menjauh dari tempatnya. Pria itu masih bisa mendengar teriakan anak laki laki tersebut, tetapi ia hanya menghiraukan saja.

"Bu, bangun. Jangan tinggalkan aku disini sendiri bu. Hiks."

Anak laki laki itu memeluk wanita yang sudah tergeletak tak bernyawa, dengan pisau yang masih menancap di dadanya, serta darah dimana mana dan baunya yang sudah menyebar keseluruh ruangan.

***

Anak laki laki itu berjalan menuju ruang tamu untuk bersantai sebentar. Lalu ia melihat sebuah kertas, tapi sepertinya itu bukan kertas biasa, melainkan sebuah tiket kereta.

Ia mengambil tiket tersebut untuk meneliti lebih lanjut.

"Seoul?"

Ucapnya lirih. Ia heran, di tiket itu terdapat nama pria yang sudah membunuh wanita itu tadi malam dan terdapat tulisan kota Seoul.

Apakah pria itu akan pergi ke Seoul?

Pertanyaan pertanyaan aneh melintasi pikiran anak laki laki itu. Ia masih belum paham apa yang ada pada secarik tiket itu.

Tiba tiba pintu kamar terbuka menampakkan sesosok pria dengan koper yang berada di tangan kanannya dengan jas hitam yang indah.

"Ayah mau kemana?"

Tanya laki laki itu pada sang pria yang menatap datar kepada laki laki 12 tahun itu. Laki laki itu masih memegang tiket yang sudah pasti milik pria tersebut.

"Bukan urusanmu."

"Ayah akan pergi? Bagaimana denganku?"

"Kau tinggal saja bersama nenek tua brengsekmu itu!"

"Tin... Tin..."

"Aku akan pergi."

Pria itu berjalan menuju kearah laki laki tersebut sambil menggeret koper yang ada di tangan kanannya. Pria itu mengambil tiket yang berada di tangan anak laki laki itu dengan kasar. Sehingga anak tersebut menatapnya dengan tatapan bersedih. Ia akan tinggal sendiri di Busan, tidak ada lagi ocehan dari pria itu, dan ia akan tinggal bersama neneknya juga.

"Brak!!!"

Pintu ditutup dengan keras saat pria itu sudah keluar dari rumah sederhana ini. Anak laki laki itu berlari menuju jendela melihat pria itu yang sudah masuk kedalam sebuah taxi dan taxi itu pergi begitu saja.

Air matanya keluar dengan seketika. Ia sangat sedih sekali dengan kehidupannya. Wanita itu sudah meninggal karena pria itu, dan pria itu berhasil kabur dari rumah ini.

Rasanya ia ingin sekali mengakhiri hidupnya. Tetapi, ia tak akan menyerah dengan kehidupan ini. Ia harus berusaha. Ini semua pasti rencana yang sudah dibuat oleh tuhan.

Hingga akhirnya kesedihan dari hati laki laki itu berubah menjadi seringaian di bibirnya. Entah apa yang ia pikirkan sekarang. Yang pasti ia sudah tidak mepedulikan hal ini lagi.

Tbc...

A/n
Sebelum membaca chapter selanjutnya, budidayakan membaca deskripsi terlebih dahulu^^

Mohon dukungan vomments nya ya^^

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang