Part 16

380 18 28
                                    

Esok harinya, Jimin sangat berduka sekali setelah kepergian neneknya itu. Jimin jadi tidak ingin bersekolah dan tidak ingin makan. Mungkin badannya sekarang sudah lemas dan ia lebih mengurung dirinya di kamar tanpa harus melakukan aktifitas.

"Ting!"

Ponsel Jimin berbunyi pertanda pesan masuk. Ia mengambil ponselnya yang berada di nakas dengan malas. Jimin melihat ponselnya itu. Ternyata Sora mengiriminya pesan.

 Ternyata Sora mengiriminya pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aish."

Jimin melempar ponselnya ke nakas. Entah kenapa ia tiba tiba kesal seperti itu. Sepertinya ia tidak menginginkan Sora mengetahui jika ia sedang bersedih saat ini.

Jimin menutupi badannya dengan selimut tebalnya itu. Lalu, ia menutup matanya. Berharap jika ini semua akan baik baik saja padanya.

"Nek, Bu, aku merindukanmu."

Jimin mengeluarkan setetes air matanya. Saat ini ia benar benar merindukan ibu dan neneknya. Tidak dengan ayahnya. Jimin sangat membenci ayahnya. Karena ayahnya lah yang menyebabkan ibunya tiada.

***

"Tok... Tok... Tok..."

Jimin bangkit dari tidur nyenyaknya menuju pintu rumah. Sepertinya Sora dan Jungkook sudah datang.

Kemudian, Jimin membukakan pintunya. Nampaklah Sora dan Jungkook yang sudah berada di luar.

"Jim, kau tak apa?"

Sora melihat wajah Jimin yang sudah memucat. Sepertinya Sora benar benar khawatir saat ini.

"A-aku tidak apa. Masuklah."

Mereka pun masuk ke dalam rumah Jimin dan duduk di sofa ruang tamu.

"Jim, a-aku turut berduka pada n-nenekmu." Jungkook yang sedari tadi hanya diam pun membuka mulutnya.

Jimin yang berada disamping Jungkook mengangkat kepalanya menghadap Jungkook. Mungkin Jimin terkejut bila Jungkook mengetahui neneknya telah meninggal. Tanpa basa basi, Jimin memeluk Jungkook dengan erat dan menangis lagi. Jimin benar benar tidak ingin jika seseorang yang ia sayangi meninggalkannya.

"K-kenapa kau bisa tau? Hiks."

"Tadi aku dan Sora hendak menemuimu di rumah sakit. Kita menanyakan kamar nenekmu, tapi seorang dokter bilang jika seseorang yang kita cari sudah tidak ada. M-maafkan aku Jim, jika aku membicarakan hal ini padamu." Jungkook mengelus punggung Jimin.

***

"Jiminie. Aku membawakan sesuatu untukmu."

Sora memberikan Jimin japchae yang tadi ia beli bersama Jungkook saat hendak pergi ke rumah Jimin. Jimin yang terbaring diatas ranjangnya hanya menggeleng kecil. Ia tadi sempat pingsan saat berjalan. Jadi, Jungkook dan Sora membawanya menuju kamarnya.

"Kau kan belum makan Jim. Mukamu sangat pucat sekali. Aku tidak ingin melihatmu sakit."

"Tidak usah. Aku tidak apa apa."

"Aku suapin saja ya?"

Sora mengambil sendok di dapur lalu kembali lagi ke kamar Jimin.

"Buka mulutmu Jiminie."

Jimin hanya diam sambil menutupi mulutnya tidak mau. Tetapi Sora terus memaksa Jimin untuk memakan japchae nya itu. Sora pernah bilang pada Jimin, jika ia tidak ingin melihat Jimin sakit seperti waktu itu. Dan akhirnya Jimin mau memakan japchae milik Sora. Jimin memakannya dengan lahap dan menghabiskan japchaenya.

"Sekarang kau istirahat ya Jim."

Sora menaikkan selimut Jimin sampai ke lehernya. Jimin pun menutup matanya. Sepertinya jika ia dijaga oleh Sora seperti ini terus, mungkin ia cepat sembuh.

1 jam berlalu, Sora dan Jungkook masih menemani Jimin yang tertidur. Sebenarnya, Jimin tidak tertidur, melainkan ia hanya menutup matanya saja. Ia tidak bisa tidur, karena seharian ini dia sering tidur.

"Ra, sepertinya Jimin sudah tidur. Ini sudah jam 6 malam, sebaiknya kita pulang."

Jimin mendengar suara Jungkook yang hendak mengajak Sora pulang. Tetapi, Jimin tak ingin membuka matanya yang tertutup itu.

"Ah baiklah. Kau tunggu didepan dulu, setelah ini aku akan menyusulmu."

Tak lama kemudian, Jimin mendengar suara seseorang keluar dari kamarnya. Sepertinya itu Jungkook.

"Jim. Kau jangan seperti ini terus. Aku kan pernah bilang padamu, aku tidak ingin melihatmu sakit seperti ini. Kau adalah orang pertama yang aku cintai setelah orang tuaku. Kuharap kau mengerti perasaanku. Aku benar benar mencintaimu. Setiap malam aku selalu berharap jika kau mempunyai perasaan yang sama denganku. Kuharap begitu."

Jimin merasakan tangannya digenggam oleh seseorang, Sora. Sepertinya Sora menyatakan perasaannya pada Jimin kali ini. Tetapi Jimin masih menutup matanya meskipun ia tidak tidur.

"Aku harus pulang Jim. Jaga dirimu baik baik ya. Jangan terlalu banyak pikiran. Semoga kau cepat sembuh. Oh ya, aku membelikanmu beberapa makanan untuk sarapan mu besok. Aku pulang dulu ya. Aku mencintaimu Jim. Chu~"

Jimin merasakan Sora mencium pipinya. Sepertinya jantung Jimin hendak lepas dari tempatnya saat Sora menciumnya. Baru pertama kali ini Jimin merasakan seorang perempuan menciumnya. Kemudian, Sora mengusap usap rambut Jimin sebelum ia pulang.

"Ceklek..."

Suara pintu tertutup. Sepertinya Sora sudah keluar dari kamar ini. Jimin membuka matanya dan terduduk dari tidurnya. Entah apa yang dirasakan Jimin sekarang. Ia benar benar dibuat terbang oleh Sora. Baru saja Sora menyatakan perasaannya pada Jimin. Sekarang Jimin sudah merindukan Sora. Apa yang terjadi padanya.

"Aku juga mencintaimu Ra."

Tbc...

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang