Part 5

568 51 37
                                    

Sudah 5 hari berlalu, korban meninggal dunia di sekolah semakin banyak. Tiap harinya ada 2 korban yang meninggal. Salah satunya adalah anak anak orang kaya dan sombong. Dan ditubuhnya terdapat semacam bekas luka.

"Jiminie!!"

"Ada apa lagi??"

Jimin yang membaca novel terganggu dengan suara seseorang yang familiar ini. Siapa lagi kalau bukan Sora. Sepertinya Sora sangat menyukai Jimin.

"Aku takut. Kenapa setiap hari banyak yang meninggal di sekolah ini. Apa jangan jangan sekolah ini angker."

Ucap Sora sambil memasang wajah ketakutan. Sedangkan Jimin memasang muka datar di hadapan Sora. Jimin tidak sebegitu pedulinya pada orang disekitar selain orang orang yang dicintainya.

"Aku tidak peduli."

Selalu saja Jimin mengucapkan kata kata itu disaat seseorang berbincang padanya. Lalu, Jimin bangkit dari bangkunya menuju luar kelas untuk mencari udara segar. Tetapi, seseorang yang selalu bersamanya itu juga mengikuti Jimin. Siapa lagi kalau bukan Sora.

"Ya! Jiminie! Kenapa kau selalu seperti itu? Dari awal saat kau berada di kelas ini, kau begitu jutek sekali. Ada apa denganmu?"

"Tidak usah mempedulikanku Ra."

Jimin bukan orang yang pemarah. Meskipun ia jutek, ia tetap sabar dengan apa yang dihadapinya sekarang.

"Kalau kau jutek terus seperti itu, nanti tidak ada yang menyukaimu!"

"Ada."

"Siapa?"

"Kau."

Aish. Kenapa dia tau jika aku menyukainya. Apa dia peramal? Aneh sekali. Batin Sora yang terkejut saat Jimin menebak jika Sora menyukainya.

"Aish. P-percaya diri sekali kau. Aku tidak menyukaimu."

Jimin hanya melirik Sora dengan sekilas, kemudian Jimin berjalan menuju taman sekolah. Jarang sekali Jimin keluar kelas saat jam istirahat seperti ini. Biasanya saat jam istirahat ia gunakan hanya untuk tidur dikelas atau membaca buku.

"Ya! Jiminie. Kenapa kau bisa tau kalau aku menyukaimu?"

Sora masih terus mengikuti Jimin sampai ke taman sekolah ini. Sepertinya Sora ingin sekali diperhatikan oleh Jimin. Jimin jarang sekali memperhatikan orang disekitarnya.

"Memangnya kenapa?"

"A-ah, aku hanya ingin tau saja. Memangnya tidak boleh?"

"Tidak boleh."

"Dasar!"

Sora memukul lengan Jimin karena perilaku Jimin membuat Sora menahan malunya itu. Saat Sora hendak memukul Jimin yang kedua kalinya, Jimin menahan tangan Sora agar berhenti memukulinya. Mungkin sekarang hati Sora sudah berdegup kencang karena tangannya yang dipegang oleh Jimin.

"Hentikan. Kau mau jika aku kesakitan ha?"

Sora terkejut saat Jimin berbicara seperti itu padanya, dan tatapan Jimin yang membuat Sora semakin membeku seketika.

"L-lepaskan Jim."

Wajah Jimin semakin mendekat ke wajah Sora hingga tersisa 10 senti. Rasanya Sora ingin mati ditempat.

"A-apa yang akan kau lakukan Jim! M-menjauhlah."

Jimin semakin mendekat ke wajah Sora. Tersisa 5 senti. Wajah mereka hampir bersentuhan. Dan tatapan mereka tidak lepas satu sama lain. Hingga akhirnya Jimin menjauhkan wajahnya dari Sora yang masih membeku atas perilaku Jimin.

"Hoam. Aku mengantuk."

Jimin berbalik memunggungi Sora yang membeku. Sora tau jika Jimin mengantuk ia akan kembali ke kelas dan melanjutkan tidurnya itu.

"H-hey! Jiminie, tunggu aku!"

***

"Apa yang kau lakukan tadi padaku!"

"Lupakan."

Jimin melanjutkan tidurnya di bangku kesayangannya. Hari ini tidak ada guru yang masuk kelas karena semua guru masih sibuk mengurus para siswa yang meninggal di sekolah ini.

"Menjengkelkan sekali kau Jim."

Jimin memejamkan mata sambil memasuki alam mimpinya. Tetapi, bunyi bel pulang berbunyi membuat Jimin semangat untuk bangkit dan pergi kerumah sakit untuk menemui neneknya.

"Jim. Hari ini kita belajar?"

"Lain kali saja. Urusanku masih belum selesai."

Jimin menggendong tasnya kemudian berlalu begitu saja di depan Sora. Jimin pun menemui Jungkook untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Setiap hari mereka sudah seperti itu.

"Jimin."

Jungkook memegang pundak Jimin dari belakang, membuat Jimin terkejut seketika.

"Ya Kook. Kau membuatku terkejut saja."

"Hehe. Maaf. Kau jadi pulang bersamaku?"

"Iya. Antarkan aku ke rumah sakit seperti biasa saja Kook."

"Oke."

Tbc...

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang