Part 22

288 20 8
                                    

"Ada apa memanggilku?"

"Akhir akhir ini kenapa kau tidak hadir?"

"Aku tidak enak badan."

"Meskipun kau tidak enak badan, seharusnya kau memaksakan dirimu agar tetap hadir."

Lama kelamaan Jimin benar benar muak dengan pria yang ada dihadapannya saat ini. Sedari tadi ia mengomeli dirinya. Padahal Jimin hanya tidak hadir 2 hari saja, itu pun masih kena marah.

"Baiklah, maafkan aku."

"Hahaha,"

Pria itu malah tertawa. Entah apa yang sedang ia tertawakan. Jimin hanya menatap dengan tatapan bingung pada pria di hadapannya ini. Dasar aneh.

"Kali ini, aku akan memberimu hukuman."

Jimin mebelalakkan matanya terkejut saat pria itu berkata jika ia akan memberikan hukuman padanya. Jimin berharap hukuman yang ia beri tidak akan merengut nyawanya.

"A-apa hukumannya?"

"Kau harus membunuh orang yang ada di berkas berkas ini. Tenang saja, tidak akan banyak, hanya 6 orang saja. Tapi, tugasmu bukan hanya membunuhnya saja,"

Pria itu menggantungkan ucapannya. Jimin yang ada dihadapannya menelan ludahnya kasar.

"Kau juga harus mengambil jantung mereka. Dan aku memberimu waktu 1 hari untuk melakukan ini semua. Jika kau tidak menyelesaikan hukumanmu selama sehari..."

Apa maksudnya 1 hari?!

Pria itu menggantungkan ucapannya lagi. Ia membuka laci yang ada di nakas, lalu mengambil sesuatu. Ia memperlihatkannya pada Jimin. Jimin membuka matanya lebar lebar saat melihat sesuatu itu.

"Sora... Jungkook..." Jimin bersuara pelan.

"Salah satu dari mereka akan kubunuh."

"Apa maksudmu memberiku hukuman seperti ini?! Aku tidak akan pernah bisa mengambil jantung dan membunuh 6 orang sekaligus dalam sehari! Dan kau mengancamku, jika aku tidak menyelesaikannya dalam sehari kau akan membunuh kedua temanku!!"

Jimin tidak bisa menahan emosinya lagi. Ia benar benar marah kali ini.

"Wow, tenang tuan Park. Kau bilang Jungkook itu temanmu? Hahaha. Teman macam apa jika ia berusaha mengambil Sora dalam hidupmu. Hmm?"

Hey, kenapa dia tau tentang ini semua?

Jimin mengepalkan tangannya. Jimin berusaha memukul pria yang ada didahapannya saat ini. Saat ia hendak memukul, sesuatu menahannya.

"Arggh. Lepaskan aku, Namjoon! Aku akan menghabisi pria ini!!"

"Kau pintar, Namjoon. Kau bilang, kau akan menghabisiku? Hahaha." Pria itu mendekat ke arah Jimin dengan smirk nya. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah pisau besi yang tajam. Ia mengarahkan pisau itu tepat di pipi kanan Jimin.

"Jika kau berkata sekali lagi. Aku akan membunuhmu!"

Kali ini Namjoon menahan kedua tangan Jimin dengan erat, agar ia tidak lepas. Sedangkan Jimin masih meronta ronta ingin dilepaskan.

"Lepaskan aku!"

"Namjoon tidak akan menuruti perkataanmu selain diriku."

Pria itu menggoreskan pisaunya tepat di pipi kanan Jimin hingga membuat Jimin kesakitan. Darah keluar bercucuran dari pipi Jimin. Kulitnya pun robek dan mengeluarkan banyak darah.

"Aarghh...!!"

Pria itu menggoreskannya cukup panjang. Sedangkan Jimin masih nenahan rasa sakitnya.

"Masukan dia dalam gudang!"

Namjoon menggeret Jimin menuju gudang bawah tanah. Meskipun Jimin meronta ronta ingin dilepaskan, Namjoon tetap saja menggeret Jimin sampai gudang bawah tanah. Dan Namjoon mendorong Jimin sampai tersungkur di bawah.

"N-Namjoon.."

Tubuh Jimin menjadi lemas seketika. Namjoon yang masih berada di ambang pintu gudang hanya melihat Jimin yang lemas itu tanpa ada rasa kasihan. Tangan Jimin bergerak menuju Namjoon, Jimin ingin meminta bantuan pada Namjoon. Kemudian, Namjoon menutup gudang itu dengan keras dan menguncinya.

"Arggh..."

Jimin memegang pipi kananya yang tergores pisau pria brengsek itu. Masih banyak darah yang keluar dari pipinya. Lalu ia menggunakan seragammnya untuk membersihkan darah yang masih bercucuran di pipinya. Walaupun darah itu tak henti hentinya keluar.

Tolong aku.

***

Tok... Tok... Tok...

"Jiminie!!!"

Tok... Tok... Tok...

Tidak ada seseorang yang menjawab. Sora datang kerumah Jimin untuk meminta maaf dengan perbuatannya yang tadi. Kali ini Sora paham apa yang dimaksud Namjoon. Mungkin Jimin melihat dirinya bersama Jungkook yang waktu itu berdua di taman belakang sekolah.

"Jiminie!! Keluarlah! Aku minta maaf dengan hal yang tadi!!"

Sora masih berteriak memanggil Jimin. Agar Jimin membukakan pintunya padanya. Jika Jimin keluar, Sora akan langsung memelukknya. Itu yang akan ia lakukan.

Sudah 20 menit Sora berdiam diri didepan rumah Jimin. Tetapi masih belum terlihat tanda tanda jika Jimin berada di rumah. Ini membuat Sora semakin khawatir. Sora membuka pintu Jimin yang ternyata tidak terkunci. Kemudian ia masuk ke dalam rumah Jimin yang sepi.

"Jiminie?"

Sora dengan perlahan menyusuri ruangan ruangan di dalam rumah ini. Tidak ada siapapun kecuali dirinya saat ini. Sora merasakan hatinya tidak enak. Ia mencoba untuk menelpon Jimin. Tetapi Jimin tidak mengangkat telpon darinya.

"Jiminie, kau dimana?!"

Tbc...

Maapkeun daku yg lama apdet:)

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang