"Hari ini kau pulang dengan siapa?"
"Dengan Namjoon."
"Boleh aku ikut?"
"Ah, sepertinya aku dan Namjoon ada urusan juga hari ini."
"Begitu ya. Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu."
"Tunggu sebentar,"
Sora berbalik menghadap Jimin yang menahan tangannya untuk pergi. Itu membuat Sora menjadi gugup disaat suasana seperti ini.
"Lalu, kau pulang dengan siapa?"
"Aku juga tidak tau. Aku akan bilang pada Jieun saja, mungkin dia mau mengantarku pulang."
"Ah, baiklah. Hati hati."
Sejak saat ini entah kenapa Jimin perhatian sekali. Jarang sekali ia berkata seperti itu pada Sora. Mungkin sekarang Sora sudah di bawa terbang oleh Jimin, meskipun hanya itu perkataan yang dilontarkan Jimin padanya.
"Kau juga hati hati Jim."
Jimin melepaskan tangannya yang sedari tadi menahan tangan Sora. Sebelum Sora hilang dari padangannya, Sora mengusap usap rambut Jimin seperti biasa. Hal itu sudah menjadi kebiasaan Sora pada Jimin.
***
"Bagaimana? Kau sudah siap untuk ini semua?"
Jimin masih diam ditempat tidak menjawab pertanyaan Seokjin yang sudah berada di hadapannya.
"Uhm, baiklah. Aku akan memberimu waktu 2 hari untuk melakukan ini semua."
"Tidak bisa kah kau memberiku waktu seminggu untuk melakukan ini semua? Ini semua butuh proses!"
"Sssttt! Tenang lah tuan Park. 2 hari itu sudah cukup lama bagiku. Jadi, kau harus melaksanakannya sesuai perintahku."
"Seenaknya saja kau bi--"
"Kalau kau tidak segera melaksanakannya, aku akan membunuh salah satu dari temanmu itu. Atau mungkin aku akan membunuh keduanya."
Jimin yang tadinya hendak menasehati Seokjin sekarang ia malah tertegun mendengar perkataannya. Itu membuat jantung Jimin berdebar lebih cepat. Ia tidak mungkin merelakan temannya sebagai sasaran ancamannya.
"Baiklah aku akan melaksanakan."
"Nah begitu. Aku akan memberikan berkas berkas ini semua untukmu. Hanya 6 orang saja, jangan lupa jantungnya juga."
Pria bernama Kim Seokjin itu memberikan semua berkas yang akan di bunuh oleh Jimin nantinya. Entah apa yang ada di benak Jimin sekarang. Mungkin pikirannya sudah tidak beres.
"Mulai besok kau bisa memulainya, Park Jimin."
***
Tok... Tok... Tok...
"Aish. Siapa yang datang kerumah orang malam malam seperti ini?!"
Jimin yang tadinya hendak tidur sekarang terganggu dengan suara ketukan di pintu rumahnya. Tak biasanya ia mendapat tamu malam seperti ini. Ia berjalan menuju pintu rumahnya dan membuka pintu tersebut. Jimin melihat seorang pria yang membelakanginya.
"Uhm, maaf?"
Pria itu berbalik. Ternyata ia sedang membawa sebuah kotak berlapiskan kertas berwarna coklat yang ada di tangannya.
"Ah ya. Tuan Park Jimin?"
"Iya, saya sendiri. Ada apa ya?"
"Ada kiriman untuk anda."
Kiriman? Padahal aku tidak pernah memesan barang online.
"Kiriman? Ah, tapi saya tidak memesan apa apa."
"Bukan. Seseorang mengirimkan ini untuk anda."
Pria itu memberikan kotak tersebut pada Jimin. Kemudian, pria yang tadi memberi kotak itu membungkuk pada Jimin dan berlalu pergi dengan mobil boxnya. Jimin pun membawa kotak tersebut masuk kedalam rumahnya. Ia meletakkannya di atas meja ruang tamu.
"Aish. Aku lupa menanyakan siapa yang mengirimkan benda ini padaku."
Jimin mengambil kotak itu lagi dan melihat sisi kotak tersebut, siapa tau ada nama pengirimnya. Tapi nihil, tidak ada nama pengirim sama sekali. Jimin langsung saja merobek lapisan kotak itu dan memperlihatkan sebuah kotak lagi berwarna putih. Jimin menaikkan alis kirinya. Lalu ia kembali membuka kotak itu. Didalamnya ada satu kotak coklat dan 5 Gyeran Ppang (roti telur) yang masih hangat. Dan disitu ia menemukan sepucuk surat yang bertuliskan:
Hai Jiminie^^
Aku memberimu coklat dan Gyeran Ppang untukmu. Aku tau kau sedaritadi belum makan apa apa kan? Jadi aku memberimu semua ini. By the way, Gyeran Ppang nya aku membuat sendiri special untukmu^^
Aku sengaja menyuruh orang untuk memberikan ini untukmu. Tadinya aku ingin mengantarkannya sendiri kerumahmu, tapi ibuku melarangku untuk keluar malam malam. Dan aku memberimu coklat karena sesuatu yang tidak perlu kujelaskan, haha. Semoga kau menyukainya. Oh ya, Gyeran Ppang nya masih hangat, cepat dihabiskan ya kalau dingin nanti tidak enak.
Ah, mungkin surat ini terlalu panjang untukmu. Semoga kau menikmatinya. Aku mencintaimu Jiminie><
~Sora❤️
Jimin tersenyum saat membaca surat pemberian Sora. Entah apa yang dipikirkan Jimin sekarang. Ia merasa moodnya kembali seperti semula. Surat itulah yang membuatnya melukiskan senyuman di wajahnya kembali.
"Terima kasih Ra. Aku juga mencintaimu."
Tbc...
uwu💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge ;pjm
Mystery / ThrillerSeorang laki laki hidup sederhana bersama neneknya yang dirawat di rumah sakit. Bersama seorang sahabat yaitu Jungkook dan Sora yang selalu hadir menemaninya. Ia hidup dengan ekonomi yang tidak mencukupi. Hingga Namjoon datang untuk membantu meningk...