Part 31

254 20 12
                                    

Jimin berjalan menuju dapur untuk membuat sesuatu yang hangat. Kemudian ia membawanya menuju ruang tamu dan meminumnya selagi hangat sembari menyalakan televisi.

Seperti biasa, Jimin terbangun tengah malam hanya karena cuaca yang dingin membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Jimin pun mematikan televisinya kembali karena acaranya sangat membosankan baginya.

"Huftt..."

Jimin menghembuskan nafasnya saat merasakan jika teh hangatnya sudah habis olehnya. Kemudian ia mengambil sweater di lemarinya dan keluar dari rumah dengan cuaca yang dingin dan sepi ini. Entah apa yang membawanya keluar rumah tengah malam seperti ini.

Tak lama setelah itu, hujan turun mengguyur kota ini. Dimana Jimin masih berada tak jauh dari rumahnya. Lalu, ia pun bergegas untuk kembali menuju rumahnya yang tak jauh darinya saat ini. Mungkin neneknya menolak Jimin agar tetap di dalam rumah pada saat tengah malam seperti ini, batinnya.

Jimin pun merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamunya. Sembari menatap layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 1.25 AM. Kemudian ia membuka ponselnya dan membuka kontak pada ponselnya. Disana ia menemukan nomer milik Sora. Jimin benar benar merindukan perempuan itu. Ingin sekali ia menelponnya.

Jimin pun menutup matanya dan menarik nafas dalam dalam. Lalu ia membuka matanya kembali. Tangannya sudah hendak memencet nomer milik Sora. Oh ayolah, kau pasti bisa, batinnya. Kemudian ia memencet nomer itu dan meletakkan ponselnya tepat di telinganya.

Aish. Mana mungkin ia mengangkat telepon malam malam begini. Sora pasti sudah tertidur nyenyak disana.

Jimin terkekeh kecil. Benar apa kata batinnya. Sora tak akan mengangkat teleponnya tengah malam seperti ini.

"Aish. Han Sora! Aku merindukanmu!! Angkat teleponku, Ra. Apakah kau tidak merindukanku? Hahaha. Aku saja merindukanmu. Kapan kau kembali ke Busan? Aku merindukan wajah cantikmu. Andai aku bisa bertemu dirimu, aku akan memperhatikan wajah cantikmu itu terus. Dan suaramu, aku merindukannya. Disaat kau mengajakku untuk ke kantin, tetapi aku selalu bermalas malasan di bangku. Haha, aku memang pemalas,"

Jimin menghentikan perkataannya sebentar. Air matanya menetes perlahan keluar dari mata indahnya. Ponsel miliknya masih berada di telinganya, menunggu jawaban Sora. Mungkin kini ia benar benar merindukan Sora.

"Aku mencintaimu Han Sora."

"Aku juga mencintaimu Jiminie. Aku juga merindukanmu."

Seketika raut wajah Jimin yang tadinya bersedih kini berubah dengan raut wajah yang terkejut. Bagaimana tidak, tiba tiba saja Sora menjawab panggilan Jimin. Dengan segera, Jimin menghapus air matanya dan melihat ke layar ponsel miliknya. Mulut dan matanya langsung terbuka lebar. Sepertinya Sora mendengarkan semua ucapan Jimin yang ia ucapkan hanya untuknya.

"Ya, aku mendengarkan semuanya Jim."

Jimin tidak bisa berkata apa apa kali ini. Ia hanya bisa diam mematung tanpa bergerak. Jantungnya berdegub dua kali lebih cepat dari biasanya. Kemudian, Jimin pun mematikan panggilan Sora, mungkin karena ia gugup atas ini semua. Ponselnya di lempar ke meja dihadapannya.

"Aah! Bagaimana ini. Sora mendengar semua ucapanku. A-apa yang harus kulakukan? Aargh! Andai waktu bisa di putar kembali, aku tidak akan menelpon Sora jika begini jadinya."

Jimin pikir Sora tidak akan mengangkat telponnya tengah malam seperti ini. Tapi perkataan Jimin salah, Sora mengangkat panggilannya. Apa mungkin Sora tahu jika biasanya Jimin tidak bisa tidur tengah malam seperti ini. Dan apa mungkin Sora berdoa agar Jimin menelponnya malam ini, dan doa Sora terkabulkan.

Ting!

Ponsel Jimin berbunyi pertanda ada pesan masuk. Jimin yang sedang gugup karena kejadian itu pun mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. Dan melihat siapa yang mengiriminya pesan tengah malam seperti ini. Ah, mungkin saja itu dari operator yang mengiriminya pesan karena kuota malamnya sudah hampir habis, batinnya.

 Ah, mungkin saja itu dari operator yang mengiriminya pesan karena kuota malamnya sudah hampir habis, batinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tebakan Jimin kali ini salah lagi. Sora benar benar mengiriminya pesan. Mungkin Sora juga terkejut saat Jimin mengatakan perkataan yang tidak pernah keluar dari mulut Jimin. Itu sangat mustahil bagi Sora.

Aku harus menjawab apa pada Sora.

Tak lama setelah itu, Sora benar benar menelpon Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama setelah itu, Sora benar benar menelpon Jimin. Di layar ponsel milik Jimin sudah tertera nama Sora disana. Mau tidak mau Jimin harus mengangkat panggilan Sora. Jimin pun menekan tombol berwarna hijau di ponselnya dan meletakkan ponselnya pada telinganya.

"H-halo?"







Tbc...

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang