Part 28

243 18 8
                                    

Hari ini, hari terakhir dimana Jimin yang harus segera menyelesaikan hukumannya. Ia baru saja mendapatkan 1 jantung dalam sehari. Bagaimana nantinya, apakah Seokjin akan marah lagi padanya?

"Jimin."

Namjoon menghampiri Jimin yang berada di bangku taman belakang sekolah. Semakin hari hidup Jimin semakin entah kemana jalannya. Jimin yang melihat Namjoon menghampirinya hanya mengalihkan pandangan menghadap kearah yang lain.

"Kau kenapa? Suram sekali."

Namjoon duduk di samping Jimin sambil memperhatikan Jimin yang sedari tadi hanya merenung diri dan tidak berbicara apapun padanya.

"By the way, aku sudah membantumu membunuh 3 orang. Jadi sekarang hanya tinggal 2 orang yang belum terbunuh, sisanya kau saja."

Jimin tetap diam tidak bersuara dengan wajah yang biasa saja. Namjoon yang menyadari hal itu bingung dengan temannya sendiri.

"Kau sebenarnya kenapa sih? Sedari tadi diam terus. Kau ada masalah? Cerita padaku."

Tidak biasanya juga Namjoon seperti ini. Jika ia melihat temannya sedang seperti Jimin saat ini, ia hanya mengabaikannya saja. Tidak peduli apapun nasib temannya. Tapi entah, ada apa dengan Namjoon yang sekarang.

"Bukan urusanmu."

Namjoon tertawa kecil sambil mengalihkan pemandangan menuju yang lain. Kemudian ia melihat sesuatu yang ganjal dari Jimin.

"Sejak kapan kau memakai gelang?"

Namjoon mengangkat tangan Jimin yang memakai gelang pemberian Sora untuknya. Itu membuat Jimin menatap Namjoon dengan tatapan mematikannya. Sedangkan Namjoon hanya mengeluarkan smirk andalannya. Jimin langsung melepaskan kasar tangan Namjoon yang memegang tangannya.

"Ini semua bukan urusanmu!"

Jimin bangkit dari duduknya dan meninggalkan Namjoon yang masih berada di taman sendirian.

***

"Hey, Jimin. Tumben kau pergi ke kantin disaat jam istirahat seperti ini. Biasanya aku tidak pernah melihatmu ke kantin sebelumnya."

Jungkook menghampiri Jimin yang sedang duduk di kursi kantin sembari memakan ramyeon nya. Jungkook pun duduk di sebelah kanan Jimin.

"Uhm, Sora pindah ke Seoul ya?"

Jimin terkejut dalam hatinya meskipun ia tetap mengabaikan perkataan Jungkook barusan. Jadi Sora tidak memberitahukan Jimin saja jika dia hendak ke Seoul.

"Aku dengar dari Lee Jieun. Siswa baru dikelasmu itu."

Hufft...

Tebakan Jimin kali ini salah. Sora hanya memberitahu pada dirinya dan juga Jieun, teman dekatnya. Ia hanya diam saja sedari Jungkook berbicara padanya.

"Oh, jadi Sora pindah ke Seoul?"

Tiba tiba seseorang datang dan duduk di sebelah kiri Jimin yang masih memakan ramyeonnya. Siapa lagi jika bukan seorang Kim Namjoon yang tiba tiba datang. Itu membuat Jimin dan Jungkook terkejut saat melihat kehadiran Namjoon.

"Ya, Sora pindah ke Seoul. Padahal aku menyanyanginya, hufft." Jawab Jungkook dengan menghembuskan nafasnya. Jimin yang mendengar perkataan itu pun membelalakkan matanya. Jadi benar dugaannya.

"Pantas saja kau sedari tadi diam."

Namjoon meletakkan tangannya pada bahu Jimin. Jimin yang merasakan tidak nyaman pada dirinya pun bangkit dari duduknya, meninggalkan Namjoon dan Jungkook yang masih tetap dengan duduknya. Seketika mereka bingung dengan Jimin.

"Ada apa dengan Jimin?" Tanya Jungkook dengan raut wajah yang prihatin dan penasaran.

"Uhm, aku juga tidak tahu. Mungkin dia butuh waktu untuk sendiri."

Namjoon bangkit dari duduknya kemudian ia meninggalkan Jungkook sendiri, ia segera menyusul Jimin yang entah berlari kemana.

***

"Kumohon berikan aku waktu satu hari lagi."

Pria itu masih diam ditempatnya dengan raut wajah kesal. Bagaimana tidak, ia menghukum Jimin tetapi Jimin tidak menyelesaikan hukumannya tepat pada waktunya.

"Ayolah Jin. Ini terakhir. Kumohon berikan aku waktu sehari lagi. Berilah aku kesempatan terakhir. Jangan bunuh teman temanku."

"Ayolah. Kasihani dia. Mana mungkin kan lelaki lemah sepertinya bisa membunuh 6 orang dalam 2 hari? Ia saja baru membunuh 4 orang, hanya sisa 2 orang lagi,"

Seokjin melirik Namjoon yang ikut membantu Jimin merayu. Jimin yang di katakan seperti itu oleh Namjoon hanya menatap tajam ke arah Namjoon. Sepertinya pria itu akan memberi kesempatan lagi pada Jimin karena perkataan Namjoon baru saja.

"Sekalian, aku ingin mengizinkan Jimin untuk ikut bertemu bos besar bersamaku nanti. Bolehkah?"

"Aish. Baiklah baiklah! Aku akan memberimu kesempatan satu kali lagi. Jika kau tidak menyelesaikannya dalam sehari itu, aku tidak segan segan membunuh temanmu!"

"Terima kasih."

"Lalu, bagaimana denganku? Apa kau memperbolehkan Jimin ikut padaku nanti?"


Tbc...

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang