Part 34

239 21 7
                                    

"Jim, boleh aku bertanya?"

"Boleh. Memangnya kau ingin bertanya tentang apa?"

Sekarang Jimin dan Sora sedang berjalan, mengantarkan Sora ke tempat pemberhentian bis.

"Uhm, bagaimana kabar Jieun di Busan?"

Seketika jantung Jimin berhenti berdetak saat mendengar nama Jieun disebut oleh sahabatnya. Ia takut jika Sora tau kalau Jieun sudah meninggal dibunuh oleh seseorang yang kini bersamanya.

"Aku khawatir padanya. Akhir akhir ini Jieun tidak pernah membalas pesanku dan ia juga tidak pernah mengangkat panggilan teleponku. Aku kira Jieun sudah mengganti nomernya."

Ah, bagaimana ini. Aku harus bicara apa pada Sora jika Jieun telah tiada. Apa aku harus jujur padanya? Ah tidak! Aku tidak akan jujur padanya! Aku tidak ingin membuat Sora sedih.

"Ah, kemarin Jieun baik baik saja saat dikelas. Aku kasian padanya, ia kesepian tidak ada siapapun yang menemaninya. Biasanya kan kau yang selalu bersama Jieun."

"Iya aku tau. Tapi kenapa ia tidak pernah membalas pesanku. Padahal aku sudah mengiriminya pesan berkali kali."

Tak lama kemudian, mereka berhenti di tempat pemberhentian bis. Setelah itu, bis yang mengarah pada rumah Sora datang. Sora yang melihat bis itu datang, dengan cepat ia harus segera masuk kedalam bis itu. Jika tidak, ia tak akan mendapatkan tempat duduk.

"Jiminie, aku duluan ya. Nanti aku hubungi. Dah."

Jimin hanya melambaikan tangannya pada Sora yang sudah berlari masuk kedalam bis. Disana Jimin masih memperhatikan Sora yang sudah berada di dalam bis sembari tersenyum. Tak lama setelah itu, bis berjalan meninggalkan Jimin yang masih berdiri di halte.

***

"Kau dari mana saja Jim? Lama sekali."

Tanya Namjoon pada Jimin yang asik menonton televisi sembari menyantap mi instan yang ia bawa dari rumah.

Apa aku akan memberitahukan pada Namjoon jika aku baru saja bertemu Sora di sungai Han?

"Y-ya. Tadi aku tersesat di sana saat mencari makanan."

"Dasar bodoh. Begitu saja kau tersesat, apalagi jika badanmu pendek seperti itu, mana bisa terlihat."

"Sikapmu tidak pernah berubah."

Brak!

Jimin masuk kedalam kamarnya dan menutup pintunya dengan sangat keras. Sampai sampai membuat Namjoon mengeluarkan mi nya dari dalam perutnya akibat terkejut mendengar suara pintu di banting.

Jimin membaringkan badannya yang lelah di atas kasur king size yang super nyaman itu. Baru pertama kali ini Jimin berpergian seperti ini ke luar kota. Ia sangat senang sekali merasakannya.

Kemudian sesuatu terlintas di pikirannya. Tiba tiba ia memikirkan Sora. Apakah ia sudah sampai di rumahnya, apa belum. Pertanyaan itu terus melintas di pikirannya. Lalu ia mengambil ponselnya yang masih berada di saku celananya, setelah itu ia membuka obrolan dengan Sora di ponselnya.

 Lalu ia mengambil ponselnya yang masih berada di saku celananya, setelah itu ia membuka obrolan dengan Sora di ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin mengetikkan kata kata itu sambil tersenyum. Entah kenapa ia tersenyum seperti itu, apa mungkin karena hari ini ia bahagia karena bisa bertemu seseorang yang ia rindukan selama ini. Kemudian ia meletakkan ponselnya di sampingnya sembari menunggu balasan dari Sora.

Drrttt... Drrttt...

Saat Jimin sedang tersenyum tersenyum sendiri membayangkan wajah Sora, ponselnya tiba tiba bergetar menandakan ada yang meneleponnya. Dengan segera, Jimin melihat layar ponselnya siapa yang tiba tiba saja menelepon Jimin. Lalu, Jimin tersenyum saat melihat nama itu berada di layar ponselnya, setelah itu ia memencet tombol hijau di layar ponselnya.

"Halo?"

"Hm."

"Ada apa kau meneleponku?"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau mengirimiku pesan itu padaku."

"Memangnya kenapa? Tidak boleh? Hm?"

"Sepeduli apa kau padaku?"

"Yang penting aku peduli padamu. Tadi kau sempat ada di pikiranku, jadi aku mengirimi mu pesan seperti itu."

"Huh."

"Kau kenapa sih? Sudah sampai rumah?"

"Belum. Ini sebentar lagi sampai rumah."

"Yasudah hati hati."

"Tidak mau bilang apa gitu?"

"Ha? Lalu aku harus bilang apa?"

"Apa begitu?"

"Uhm,"

"Kau cantik sekali tadi, sampai sampai membuatku kepikiran terus. Mungkin nanti malam bisa bisa aku memimpikanmu."

"..."

"Halo?"

"Ra?"

"Ah, aku sudah sampai rumah. Nanti dulu ya, dah Jiminie."

Sambungan terputus. Ntah sekarang apa yang ada di pikiran Jimin saat mengatakan hal itu secara frontal di telepon. Mungkin tadi Sora sudah tidak bisa berkata apa apa sampai sampai Jimin tidak mendengar suara Sora di sebrang sana.


















Aku yakin kali ini aku akan bahagia.

Tbc...

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang