"Jiminie."
Sapa Sora dengan riang saat ia baru saja datang kesekolah. Jimin tersenyum sebentar sembari membalas sapaan Sora padanya. Sora meletakkan tas nya di bangku kemudian ia menghampiri Jimin yang sedang berdiam di bangku.
Sekarang Sora sudah duduk berhadapan dengannya. Mata mereka memandang satu sama lain. Sora memandang Jimin dengan senyuman khas miliknya, sedangkan Jimin dengan muka datarnya ia memandang Sora.
"Kenapa kau diam saja?"
Sora mempoutkan bibirnya sembari menatap Jimin yang masih tetap dengan wajah datarnya. Kini Jimin hanya mengangkat kedua bahunya menjawab pertanyaan Sora baru saja.
"Apakah tadi malam kau menikmatinya?"
"Ya, terima kasih coklat dan juga Gyeran Ppangnya."
"Apakah masih hangat saat kau memakan Gyeran Ppang buatanku?"
Jimin menganggukkan kepalanya.
"Kau menghabiskan coklatku?"
"Sayangnya aku tidak suka yang manis manis seperti itu."
"Ah, maaf. Aku tidak tau jika kau tidak menyukai hal semacam itu." Sora menundukkan wajahnya enggan menatap Jimin lagi. Sora merasa bersalah saat memberi coklat kepada Jimin yang tidak suka hal yang berbau seperti itu. Jimin pun sama, ia juga merasa bersalah saat mengatakan hal itu pada Sora sampai membuat Sora mengurungkan niatnya menatap mata Jimin lagi.
"Tapi, jika manisnya sepertimu aku menyukainya."
Sora mengangkat kepalanya melihat kearah Jimin. Ia menggaruk telinganya dan menatap aneh ke arah Jimin. Jimin yang melihat Sora tiba tiba seperti itu tersentak kaget.
"K-kau bilang apa barusan?"
Sora menggaruk garuk telinganya, ia memastikan perkataan tadi ia tidak salah dengar. Jarang sekali bukan seorang Park Jimin mengatakan kalimat seperti itu pada perempuan.
"Ah, t-tidak ada."
"Tidak! Aku mendengarnya sendiri. Kau bilang apa barusan?"
"A-aku hanya bilang jika aku tidak suka yang manis manis."
"Hufft..."
Sora menghembuskan nafasnya lega. Jadi benar, ia salah dengar dengan perkataan Jimin tadi. Jika itu benar terjadi, pasti kali ini Sora sudah tidak bisa bernafas lagi.
Sebenarnya aku berbohong.
***
"Kau Jang Nara?"
"Ya. Ada apa?"
"Boleh aku minta nomer telponmu?"
Wanita itu memberi nomer telponnya pada laki laki yang baru saja meminta. Ia mengetik pada ponsel laki laki itu tanpa ekspresi sama sekali.
"Terima kasih."
Laki laki itu berhasil mendapatkan nomer telpon dari wanita bernama Jang Nara itu. Kemudian, lelaki itu menghampiri temannya yang sedari tadi menunggu di bangku taman belakang sekolah.
"Bagaimana? Kau mendapatkannya?"
"Ya, aku sudah mendapatkannya."
"Yasudah, kau tinggal mengajaknya bertemu, lalu kau bisa membunuhnya."
"Ini semua tidak semudah yang kau pikirkan. Masih ada 5 orang lagi yang belum ku selesaikan. Dan aku, baru saja mendapatkan 1 orang dalam sehari ini. Argh!"
Lelaki itu memberantakan rambutnya dengan kasar. Ia benar benar merasa telah disiksa selama ini. Kini temannya hanya tersenyum dan tertawa licik.
"Siapa suruh kau melawan Seokjin waktu itu."
"Mana ku tau! Dia membuatku muak."
"Yasudah jalankan saja hukumanmu itu."
"Tolong bantu aku. Aku tidak bisa melakukannya sendiri tanpamu, Namjoon. Kau yang mengajariku semua ini."
Namjoon memutar bola matanya malas. Ia berdiri menghampiri Jimin yang meraung raung untuk meminta bantuan padanya.
"Baiklah, aku akan membantumu. Tapi,"
Namjoon menggantung kalimatnya. Itu membuat Jimin penasaran. Jantung Jimin berpacu lebih cepat. Hawa dingin menyelimutinya.
"Kau harus ikut aku."
Jimin menghembuskan napas nya lega. Untung saja Namjoon tidak menyuruhnya yang tidak tidak.
"Kapan?"
"1 bulan lagi."
"Ah baiklah. Ngomong ngomong kenapa kau tiba tiba mengajakku? Ingin bertemu seseorang atau ingin berlibur?"
"Tidak."
"Lalu?"
"Seokjin menyuruhku untuk bertemu bos besar. Kata Seokjin aku akan di naikkan pangkat jika aku bertemu dengannya. Jadi, kau temani aku nanti. Dan aku akan mengizinkanmu pada Seokjin agar kau bisa ikut padaku."
"Bos besar?"
"Ya, bos besar. Bos kita dan bos dari Seokjin."
"Kenapa dia berada di sana?"
"Aish. Kau banyak bertanya sekali."
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge ;pjm
Mystery / ThrillerSeorang laki laki hidup sederhana bersama neneknya yang dirawat di rumah sakit. Bersama seorang sahabat yaitu Jungkook dan Sora yang selalu hadir menemaninya. Ia hidup dengan ekonomi yang tidak mencukupi. Hingga Namjoon datang untuk membantu meningk...