Part 32

231 20 13
                                    

"Halo Jiminie."

"H-halo Ra."

"Bagaimana kabarmu disana?"

"A-aku baik baik saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik baik saja,"

"Aku,"

"Merindukanmu."

Seketika raut wajah Jimin berubah. Yang tadinya ia benar benar gugup, sekarang raut wajahnya berubah menjadi tersenyum. Menampilkan raut wajah bahagia.

"Aku juga."

"Oh ya, kenapa kau jam segini belum tidur?"

"Aku tidak bisa tidur. Entah kenapa."

"Selalu saja. Nanti jika kau sakit bagaimana."

"Ah, tenang saja. Aku akan baik baik saja disini."

"Jim."

"Ya?"

"Kapan kita bisa bertemu kembali? Dan kapan kita juga seperti dulu?"

"Aku merindukan hal itu."

"M-mungkin, suatu saat."

Tak terasa air mata Jimin keluar. Bagaimana tidak, Jimin juga merindukan suasana disaat ia bersama Sora seperti dulu. Jimin juga menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya mengingat masa masa itu, dimana mereka masih bersama. Lalu, Jimin juga mendengarkan suara isakan dari sebrang sana, siapa lagi jika bukan Sora. Itu membuat Jimin mengangkat kepalanya.

"Ah, Jiminie. S-sepertinya, aku harus tidur sekarang. Selamat malam."

Panggilan pun di tutup oleh Sora. Belum juga Jimin mengucapkan kata 'Selamat Malam' pada Sora, Sora sudah menutupnya terlebih dahulu.

"Selamat malam, Ra."

***

1 bulan kemudian...

"Aah, akhirnya..."

Kini Jimin dan Namjoon tengah berada di Seoul. Ya, mereka benar benar berangkat ke Seoul untuk menemui bos besar mereka. Sekarang Jimin dan Namjoon berada di sebuah hotel yang terletak di kota Seoul. Padahal hari ini adalah bukan hari libur mereka. Mereka benar benar membolos sekolah agar bisa pergi ke Seoul.

"Jadi, kapan kau akan bertemu bos besar itu?" Tanya Jimin pada Namjoon yang sedang berbaring di kasur king size itu. Tetapi, mereka tidak akan tidur berdua di atas kasur king size itu. Mereka menyewa hotel yang memiliki dua kamar tidur.

"Hmm, entahlah. Aku akan mengabari bos besar dulu sebelum bertemu dengannya."

Namjoon pun mengeluarkan ponselnya yang sedari tadi berada di saku celananya dan mengirimi pesan pada bos besarnya. Sedangkan Jimin kini sedang menata baju baju yang ada di kopernya. Mereka akan berada di Seoul selama 2 minggu tentunya, sekaligus untuk liburan mereka. Kemudian, Jimin membaringkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya di kamar yang berbeda tentunya sembari menatap langit langit kamar.

"Jim."

"Hm?"

"Kata bos besar, ia akan mengabari lagi jika ingin bertemu. Ia sedang sibuk sekarang."

Jimin hanya mengangguk anggukkan kepalanya meskipun Namjoon tidak akan tahu. Lalu, Jimin bangkit dari kasurnya dan keluar dari kamarnya hendak pergi. Namjoon yang mengetahui hal itu tentu heran dengan Jimin.

"Kau mau kemana Jim?" Tanya Namjoon yang kini melihat ke arah Jimin yang hendak membuka pintu hotel.

"Aku ingin jalan jalan sebentar diluar menikmati udara segar. Kau mau ikut?"

"Tidak. Aku ingin beristirahat saja disini."

***

Sekarang Jimin tengah berada di kawasan sungai Han. Di jam makan siang seperti ini, masih ada saja yang berkunjung meskipun cuaca cukup panas. Jimin baru pertama kali ini berkunjung ke tempat yang seindah ini. Tapi tidak seindah tempat lahirnya di Busan.

Jimin pun memperhatikan sungai Han yang jernih itu sembari berjalan yang entah kemana arahnya. Lama kelamaan Jimin juga mulai bosan di tempat ini. Jimin pun mengalihkan pemandangan ke arah lain, ia melihat seseorang yang sangat familiar sekali baginya. Orang itu membelakanginya dengan rambut panjang terurai menutupi punggungnya.

Jimin terus menerus memperhatikan wanita itu tanpa kedip, dan akhirnya wanita itu membalikkan badannya menghadap Jimin. Sepertinya wanita itu juga terkejut dengan adanya Jimin disini. Wanita itu tetap melihat apa yang ada disebrangnya kini dengan wajah bertanya tanya.

Kemudian, Jimin mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menekan nomer seseorang disana. Lalu, ia meletakkannya pada telinganya. Tak lama setelah itu, ponsel wanita yang ada di sebrangnya itu berbunyi dan wanita itu melihat siapa yang meneleponnya. Setelah itu, wanita itu meletakkan teleponnya di telinganya, memastikan jika itu benar benar dirinya.

"Jimin..."











































"Sora..."




Tbc...

Revenge ;pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang