Syarif Pahlepi Diwantoro, pria berusia 30 tahun yang masih single, cucu dari seorang pengusaha terkenal di Bogor sedang berjalan bersama sang kakek di depan meja para staff kakeknya itu.
Wajah Syarif sangat datar dan dingin sama dengan raut wajah sang kakek yang menjaga image di depan staff. Ketika melewati koridor salah satu staff terdengar suara lagu di streo musik.
**Aku bete sama kamu
Aku sebel sama kamu
Aku kegi sama kamu
Aku bete bete bete
Wajah Syarif seketika mengkerut dan sontak tertawa terbahak-bahak mendengar lagu tersebut.
Ia memang sangat bete dengan kakeknya ini. Ia sebenarnya sih mau bersikap dingin pada sang kakek. Tapi, mendengar suara penyanyi dangdut itu, Syarif malah mau ikutan menyanyi.
"Siapa yang menghidupkan lagu dengan suara keras seperti itu?!" suara pak Suryanto terdengar dingin dan seram membuat sang pemilik streo musik segera mematikan sumber suara yang bikin keki sang big boss.
"Hmm.. maaf atuh pak Yanto. Saya.. itu.. tadi.. " staff wanita itu jadi terbata-bata mau menjelaskan tapi segera di potong sang bos.
"Enough! Tidak di larang untuk mendengarkan musik, tapi sebaiknya jangan terlalu keras begitu atuh. Nanti, saya jadi mau ikutan bergoyang." suara kakek Syarif di ujungnya jadi mau bercanda membuat Syarif mendengus di samping sang kakek.
Ternyata jiwa penyuka lagu dangdut turun dari sang kakek batin Syarif merinding.
"Dasar kakek tua genit!" rutuk Syarif pada kakeknya.
Sang kakek mendengar rutukan cucunya itu, ia lalu mendesis di dekat Syarif, "Sstss.. jangan berbicara seperti itu padaku, aku ini memang sudah tua tapi berjiwa muda."
Syarif kali ini menahan senyum yang akan terbit di bibirnya itu. Dasar aki-aki batin Syarif geli.
Para staff menjadi bingung karena melihat big boss dengan sang cucu tampan yang baru saja datang sekitar sebulan yang lalu itu untuk memegang perusahaan sang kakek.
"Hmm.. sudah! Kembali bekerja. Dan ingat jangan membuka musik terlalu keras. Hormati yang lain supaya tidak terganggu. Mana tahu ada yang tidak terlalu suka dengan aliran musik itu." suara pak Yanto kali ini benar-benar tegas membuat staff pemilik streo musik tadi mengangguk.
"Baiklah pak." jawab staff itu.
Pak Yanto dan Syarif berlalu dari hadapan mereka menuju ruang Syarif yang baru yaitu di seberang ruang sang kakek.
***
Syarif segera sibuk saja dengan urusan barunya di kantor. Sekarang ia sudah harus memegang perusahaan itu secara penuh. Kakeknya tidak mau menunggu lama-lama dalam urusan kerja ini.
Syarif teringat ucapan teman-temannya dalam hal bisnis ini minggu lalu via telephon yang bisa membuat percakapan menjadi group.
"Rif.. jangan kamu lupa ya bahwa perusahaan kamu ini harus ikut bergabung dalam perusahaanku. Kami menyediakan layanan pengawasan menyeluruh pada perusahaan kamu nanti."suara Rendy terdengar tegas ditelinga Syarif seolah anak buahnya itu belum pernah atau mengerti tentang sistem jasa pengawasan dari perusahaan Rendy.
Ia jadi rindu pada bosnya tersebut.
"Hmm.. dan kamu juga harus memasok linen ke hotelku nanti ya Syarif." suara Bram ikutan nimbrung pada sambungan telepon itu.
"Ehh..eehh.. bro.. kamu tentu tahu kan bahwa perusahan kamu itu membutuhkan pasokan dari perusahaanku dalam hal minyak. Ya minyak untuk kebutuhan truk-truk pengangkut barang dari perusahaanmu itu Rif." Andi jadi agak sebal karena kedua temannya itu sudah menyerobot serta memborbardir Syarif dengan segala urusan bisnis mereka.
"Sudah..sudah.. saya mah baru memegang perusahan ini sebulan atuh. Please, bantu saya karena kepalaku ini mah pecah setiap kali harus memanange segala urusan yang berhubungan dengan bisnis." rutuk Syarif pada ketiga temannya itu.
Semua teman Syarif terkekeh senang karena mendengar keluh kesah teman mereka yang satu ini.
Akhirnya mereka semua dengan pelan berdiskusi untuk membantu Syarif dalam menangangi urusan bisnis tersebut.
***
Pak Suryanto tersenyum puas didalam kantornya yang bersebrangan dengan ruangan cucunya itu.
"Kamu sangat tampan nak, pasti semua wanita akan mengejar-ngejar kamu kalau mereka tahu kamu ini juga sangat kaya."
"Maka dari itu, aku sudah menetapkan seorang wanita untuk di jadikan istri kamu. Wanita dari anak teman bisnisku itu akan membuat perusahaan kita nanti semakin berkembang pesat."
Itu semua ucapan kakek Syarif pada dirinya sendiri. Ia tahu bahwa rencananya ini berhasil. Anak dari temannya itu seorang model. Ia sih tidak keberatan bahwa calon menantunya nanti seorang model. Ia akan memastikan wanita itu menjadi ibu rumah tangga setelah menikah dengan cucunya. Hmmm..siapa ya nama anak dari temanku itu pikir pak Yanto rada lupa. Ia akan menelpon saja nanti temannya itu.
Sekarang ia sibuk dengan melimpahkan semua pekerjaan kantornya ini untuk sang cucu supaya Syarif cepat menyesuaikan dirinya pada perusahaan ini.
***
Sampai sore hari Syarif sibuk di ruangannya itu. Ia langsung menjadi esmud karena kejatuhan durian beserta duri-duri yang tajam dari perusahaan kakeknya ini.
"Dasar kakek tua seram."
"Saya mah sakit kepala sepanjangan melihat angka serta proposal kerja ini."
"Sewaktu saya kerja sama si bos Rendy, tidak sulit-sulit amat seperti ini mengurus proposal. Kenapa jadi seperti ini ya?"
Semua itu rutukan Syarif untuk sang kakek yang duduk santai di seberang ruangannya sambil membaca berita bisnis saja.
Syarif berdiri dari kursi panasnya itu.
"Sumpah, pinggulku bisa terbakar kalau lama-lama duduk seperti ini, dan jadi tidak seksi lagi nanti."
"Bagaimana nanti seorang wanita bisa menyukaiku ini apa adanya."
Syarif kembali menggerutu kali ini berjalan sambil merentangkan kedua lengannya ke atas dan mengeliat. Bunyi tulangnya yang berkertak seolah dirinya sudah tua saja membuat Syarif keki. Ia akan rajin-rajin berolahraga supaya tubuh tetap fit.
Tidak keren kan punya perusahan sebesar ini kok tubuh tidak terawat pikir Syarif dengan penuh semangat. Lalu, ia kembali untuk mengerjakan penutup dari proposal.
****
Hai guyss.. Welcome to my story again!
*Jangan lupa ya.. ini cerita hanya khayalan penulis saja.
*Siap-siap untuk terbuai oleh cerita yang akan saya bagikan pada kalian semua.
*Jangan terbawa suasana alias BAPER kalau para tokoh di karakter ini bisa membuat kalian tertawa, sedih atau bahkan galau.
*Untuk yang 'Steamy' mohon pengertian kalian semua. Buatlah pemikiran yang jauh ke depan. Alias mengkhayal tingkat tinggi. Tapi, jangan terlalu di bayangkan sampai meresap. Hahaha..
*Don't forget to vote. Berilah komentar yang mendukung saya sebagai penulis jika berkenan, jangan komentar asal nyeplos tanpa di saring dulu karena apa yang keluar dari mulut kalian itu menandakan tingkat kecerdasan kalian sebagai manusia.
Love you all,
CitraNyiet2
****
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...