Syarif tersenyum dengan senang hati. Semua teman-temannya sudah menghubungi dirinya.
Syarif mengambil makan siang untuk istrinya yang sudah di sediakan oleh Linda di meja samping tempat tidur.
"Ayo sayang.. kita makan dulu.. sarapan pagi yang terlewatkan." ujar Syarif sambil menyuapi istrinya.
"Aa.. juga makan dong..?"
"Aku sudah makan buah apel tadi, ibu banyak bawa buah-buahan. Aku juga sudah makan roti di koridor tadi ketika ayah kamu mengobrol dengan kakekku."
"Oohh.. "
"Ayolah.. buka mulut manis kamu ini sayang..?"
Amel pun menuruti perintah suaminya. Makannya terdiri dari nasi sangat lembut.
Syarif dengan tekun dan perlahan menyuapi istrinya.
"Aa..?"
"Hmm..!"
"Mau itu sop ayam.."
"Iya.. baiklah.. "
"Linda baik pisan ya aa.."
"Maksudnya..?"
"Ini.. semua makanan ini tersaji dengan sangat lezat. Ia tahu bahwa saya suka sekali sop ayam."
Syarif mengangguk setuju tapi tidak membalas komentar istrinya itu.
"Aa..?"
"Apa lagi..?"
"Besok saya mau pulang ya.. tidak enak lama-lama tinggal di sini. Memang enaknya di rumah."
Amel meminta kepada suaminya itu supaya segera pulang.
"Iya.. nanti aku kompromikan kepada bu dokter. Sekarang makanlah supaya kamu kuat untuk memberikan minum kepada kedua anak kita itu." tutur Syarif.
"Tapi.. usahakan ya aa.. "
"Iya.."
"Baiklah.. ayo makan lagi.. perutku sangat lapar. Melahirkan dua anak sekaligus secara normal bikin tenagaku terkuras. Nanti ibu sudah membawa baby sister kan?"
"Iya sayang..sudah ada."
***
Dua bulan telah berlalu, kehidupan semua makhluk di dunia ini bergulir entah ke arah yang baik atau malah sebaliknya.
Syarif membawa para si kembar keluar dari klinik. Si kembar habis pemeriksaan seperti timbang badan, cek kesehatan, imunisasi, dll.
Amel berjalan di belakang suaminya yang tinggi dan tegap sambil membawa keranjang bayi mereka. Suamiku sangat keren pikir Amel sambil mengambil foto kekasihnya itu dari belakang.
"Apa yang kamu lakukan kitten?" tanya Syarif sambil menoleh ke belakang.
"Hmm.. hanya foto para baby saja." balas Amel.
"Ohhh.. kok aku yang tampan tidak di foto juga sih?"
Syarif nyengir sewaktu berkata seperti itu. Amel ikutan nyengir lalu mulai menyusul suaminya yang bergegas masuk ke dalam mobil. Dua baby sister sudah berada di dalam mobil mereka menunggu anak-anak.
Dua bulan ini lumayan berat bagi Syarif dan Amel. Mereka harus bangun di malam hari. Syarif membangunkan Amel yang tertidur untuk memberikan ASI pada anak mereka. Terkadang sambil terkantuk-kantuk istrinya itu tetap harus menyusui, mana ada dua lagi.
Amel mengakali pemberian ASI sekarang mengikuti cara Kusuma, yaitu di peras selagi sore dan menyimpan di lemari khusus penyimpanan ASI supaya tetap fresh dan terhindar dari bakteri. Dengan cara seperti itu, Amel tidak terlalu susah lagi karena para baby sister bisa membantu jika ia tak kuasa untuk menahan dirinya tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomantikAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...