Setelah Amel terbangun gara-gara ia mengeliatkan pinggulnya dan tentu saja mengenai sang suami yang langsung merespon cepat. Sepasang insan di tempat tidur itu seperti mengejar setoran karena keduanya sama-sama tidak ada yang mau mengalah.
Mereka bergelut menyebabkan selimut serta bantal-bantal berserakan serta berjatuhan ke lantai. Amel terkikik senang karena bisa membuat suaminya berteriak terus menerus.
Syarif juga gantian menindih tubuh istrinya dari belakang, sehingga sang istri tidak bergerak ketika ia menyelinap kali ini dengan lebih mudah.
Keduanya mendesah bersamaan karena posisi memandu kasih itu membuat Syarif tercebur sangat dalam di tubuhnya sang istri.
Amel memegang pinggiran tempat tidur sambil mengeram. Suaminya ini melancarkan agresinya tidak tanggung-tanggung. Lengan sang suami menahan pinggulnya supaya ia tidak bergerak-gerak. Jari lincah sang suami juga mengelus stabil membuat matanya berputar-putar merasakan hal luar biasa tersebut.
"More..?" suara Syarif terdengar serak di telinga Amel. Istrinya menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan sang suami.
Maka Syarif pun melanjutkan kerja kerasnya sampai Amel merintih dan mereka sama-sama lagi melambung ke angkasa dan jatuh dengan perlahan ke bumi.
Istirahat sebentar, giliran Amel yang memegang kendali. Kali Syarif yang dibuat kewalahan karena istrinya cepat sekali pintar. Syarif mendesis senang. Malam boleh larut tapi mereka tidak larut dalam tidur. Semoga besok mereka tidak mata panda.
Syarif bekerja dengan perasaan riang gembira. Ia berjoget mengikuti lagu yang berdendang di streo musik di dalam kantornya.
Lagu kesukaannya tentu saja dari raja dangdut Rhoma Irama mengalun merdu membuat Syarif bernyanyi.
Pagi hari tadi dirinya sudah mendapatkan 'bonus' dari sang istri di kamar mandi. Busyet dah.. kalau di ingat lagi maka ia bisa saja pulang dan menemui istrinya sekarang minta tambahan. Tapi, apa daya ia harus mencari rezeki supaya keuangan mereka stabil.
'Tok..tok..!' ketokan di pintu terdengar berirama. Syarif mengecilkan bunyi streo musik.
"Masuk..?!" sahut Syarif ceria.
Seorang wanita cantik masuk ke. dalam kantor Syarif. Lelaki itu mengernyit karena belum pernah bertemu dengan sang wanita.
"Maaf.. siapa ya..?" tanya Syarif dengan nada datar tapi sopan.
Wanita itu menelan ludah samar. Ia tidak menyangka lelaki di depannya ini sangat tampan dan tentu saja sangat kaya.
"Hmm.. saya sekretaris pak Yogi. Mau mengantarkan berkas serta meminta tanda tangan yang sudah di pesan oleh pak Yogi katanya kepada bapak." ujar wanita itu sopan dan sedikit mendesah.
Syarif tidak terlalu memperhatikan desahan wanita itu. Ia mengambil proposal yang sudah di tanda tangan oleh dirinya dan Bram kemarin. Ia menyerahkan proposal itu pada sang wanita dari atas meja. Wanita itu mendekati meja Syarif dan duduk setelah di persilahkan oleh Syarif.
"Ini pak berkasnya. Mohon di baca dulu. Jika ada yang kurang, akan saya sampaikan pada pak Yogi." ujar si wanita.
Syarif mengambil bekas dari tangan wanita itu. Ia membaca dengan perlahan dan menyeluruh. Tidak melihat ke arah wanita yang menatapnya dengan tatapan pemangsa dan perayu.
"Kalau saya bisa mendekati lelaki ini, pasti pak Yogi menambahkan bonus untukku nanti."
"Saya mah ngences melihat lelaki tampan ini."
"Dengan tubuh berototnya dan wajah mulus serta tampan itu, pasti lelaki ini sangat jago serta jantan."
Ucapan itu semua berasal dari pikiran si wanita yang memandang Syarif sambil menggigiti bibir bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomantikAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...