Hari Minggu telah tiba.. hore..hore..! Syarif dengan senang hati memakai setelan jas barunya berwarna abu-abu tua. Ia sudah memberitahukan bahwa acara di rumahnya Amel. Syarif yakin teman-temannya sudah meluncur dari rumah masing-masing.
"Akhirnya kamu aku ikat kitten.. " gumam Syarif sambil memasang dasi di lehernya.
Terdengar ketukan di pintu kamarnya. Syarif berteriak masuk. Ibunya masuk dengan tersenyum lebar dan bahagia.
"Nak, ibu bahagia sekali." bu Marta memeluk anaknya dari samping. Syarif membalas pelukan ibunya itu. Ia tidak canggung di peluk ibunya ini. Mereka berdua terbiasa untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
"Arif juga bahagia bu.. sangat.. " ujar Syarif lembut.
"Ayo nak.. kita segera berangkat. Cincin sudah ada di tas ibu. Nanti, kakek yang menyematkan cincin itu." lanjut bu Marta.
Ibu dan anak itu segera ke bawah. Pak Yanto sudah menunggu di ruang tamu.
"Are you ready son..?" suara kakeknya terdengar sehat dan antusias.
"Rendy, sir!" balas Syarif segera dengan raut wajah senang.
Keluarga Diwantoro masuk ke dalam mobil dengan seorang sopir yang mengemudi. Mereka berdoa semoga lancar. Keluarga dari pak Yanto sudah di beritahukam untuk segera ke rumah Amel saja. Sedangkan dari keluarga ibunya juga langsung meluncur ke sana. Semua barang bawaan untuk keluarga Amel berada di mobil satunya di belakang mereka.
"Jangan gelisah nak, semuanya sudah beres dan kita akan segera berjumpa dengan wanita imut kesukaan kamu itu. Kamu cinta padanya?"
Perkataan kakeknya Syarif itu mengejutkan lelaki itu.
"Cinta?" tanya Syarif.
"Iya cinta. Love. Mencintai.. " ulang pak. Yanto.
"Arif tidak paham apa itu cinta kakek. Tapi, Arif sangat menyanyangi wanita itu. Dan, aku tidak rela ada lelaki lain yang mendekati Amel." balas Syarif dengan nada menerawang.
"Hmm.. " respon kakeknya itu.
"Ayah.. biarkan Syarif dan Amel perlahan-lahan memahami apa arti kata cinta itu." bu Marta berusaha menengahi mereka berdua.
"Baiklah.. Tapi, sebaiknya kamu cepat-cepat menikah anakku. Karena kakek tidak mau kamu terlantar terlalu lama." ujar pak Yanto.
"Ayah.. tentu saja Arif akan mencintai Amel. Wanita itu juga akan mencintai anakku ini apa adanya. Anakku ini sangat hebat." bu Marta berkata dengan senyuman yakin seorang ibu.
Keluarga itu bercakap dengan santai. Lagu milik Rhoma Irama mengalun dari streo mobil milik kakaknya ini.
Sesekali kakek dan cucu itu bersuara mengikuti nyanyian terhebat milik musik dangdut negara kita ini.
"Suara kamu sangat oke ya nak.. " ujar kakeknya Syarif.
"Ahh.. kakek bisa aja.." balas Syarif dengan tersenyum malu.
"Loh.. beneran kok.. kamu rajin karaoke ya..?" selidik kakeknya itu seraya terkekeh.
"Hmm.. karaoke sih nggak kek, cuma kalau di kost dulu suka nyuci baju sambil bernyanyi. Beres-beres rumah juga sambil bernyanyi saja. Ya.. menghilangkan suntuk dan bikin hati riang gembira." papar Syarif pada kakeknya itu.
"Ya.. ya.. ya.. " balas pak Yanto.
Bu Marta senyum-senyum sendiri.
Rendy datang hanya bersama Kusuma. Mereka tidak membawa rombongan si kembar. Repot cinn.. batin Kusuma. Mereka sudah sampai di rumah Amel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...