Mandi

1.6K 89 0
                                    

Gaun Amel tipe gaun yang terdapat kancing di depan. Wanita itu menambahkan leging panjang tadi supaya lebih sopan turun ke ruang makan dan ruang keluarga.

"Aa.. bantuin dong buka gaun ini. Tangan saya mah sebelah masih ngilu sedikit." uajr Amel pada Syarif yang menunggui air hangat di bathtub penuh.

"Iya.. sebentar. Lagi menabur arom terapi dan sabun cair ke dalam air." balas Syarif dengan lengan bergetar karena mendengar permintaan istrinya.

"Baiklah, saya lepas dulu saja ya kancingnya." lanjut Amel sambil mengamati punggung lebar suaminya itu. Punggung Syarif memang menghadap wajah Amel, lelaki itu sibuk mengaduk air yang berisi sabun cair. Busa membumbung dari dalam bathtub.

Lalu, Syarif berbalik dan hampir saja terjebur ke dalam bathtub karena sang istri sudah melepas semua kancing sampai bawah menampakkan kulit mulus bagian depan tubuh wanita itu. Syarif menelan air ludah dengan gugup.

Sebenarnya Amel juga sangat gugup, ia tidak pernah membuka baju di hadapan siapapun sebelumnya. Punggungnya bergetar dan merinding. Ia melihat wajah suaminya yang shock melihat tubuh bagian depannya ini.

"Aa..? apa tubuh saya jelek?" tanya Amel hampir saja tersedak sangkin gugupnya.

Syarif langsung melesat ke arah Amel, ketika istrinya it seakan mau merajuk dan menutup kembali gaunnya.

"Tidak.. iya... eh.. maksud saya mah tubuh kamu sangat indah kitten. No.. Jangan di tutupi, kamu mau mandi kan? Apa mau memakai baju saja supaya tidak singkuh?" tanya Syarif dengan lemah lembut.

Amel jadi bingung sendiri. Lelaki di depannya ini tidak bisa di tebak jalan pikirnya. Ia kira seorang lelaki akan langsung nyosor ketika seorang wanita membuka baju di depan lelaki itu, tapi suaminya ini tidak seperti itu batin Amel resah.

"Saya.. saya..?" Amel jadi ragu untuk bicara.

"Kalau kamu malu ..tidak apa-apa memakai gaun. Aku juga tidak mau membuat kamu tidak enak hati. Aku lelaki dewasa kitten, aku akan menegang langsung melihat kamu membuka baju, tapi aku tidak akan menyakiti kamu ataupun langsung memaku kamu di sini sekarang juga. Aku akan sangat menantikan hari dimana kita bisa menyatu dengan sangat pelan dan terkadang nanti aku akan melakukannya dengan sangat cepat." balas Syarif jelas dan logis.

Amel memperhatikan bahwa celana panjang sang suami sudah mengetat di bagian depannya. Ia tahu soldier sudah bertingkah di dalam sana membuat dirinya tersenyum samar. Ternyata, tubuh lelaki itu sangat menyukai tubuhnya batin Amel lebih tenang.

"Kalau begitu bantu saya melepaskan leging ini saja ya A'. Saya mah akan tetap memakai gaun ini untuk mandi." ucap Amel dengan pelan.

Syarif mengangguk dan menunduk untuk menarik leging berwarna coklat milik sang istri. Ia mendesah melihat kaki mulus istrinya itu. Soldier tersentak-sentak sendiri di dalam boxer membuat dirinya mengerutu tentang tubuh nakal yang tidak tahu sopan santun.

"Ada apa Aa..? Aa berkata sesuatu tentang nakal?" tanya Amel karena lelaki itu bergumam sendirian.

"Ehh,,.. tidak imut. Tidak ada apa-apa."

Syarif mengangkat Amel pelan menuju bathtub. Ia menurunkan wanita itu ke dalam lautan buih sabun. Amel mendesah senang, lengan kanannya di angkat agak tinggi supaya tidak membasahi perban.

Syarif jonggok dan mulai membantu wanita itu mandi dengan membasuh tubuh sang kekasih memakai spon mandi. Ia membersihkan Amel dengan menggigil senang karena ia dipercayakan oleh sang istri menyentuh tubuhnya itu walaupun Amel memakai gaun. Toh, tetap saja ia harus merogoh ke bagian dalam gaun untuk membasuh.

Wajah Amel merah padam, ia mengawasi wajah sang suami yang juga memerah karena memandang tubuhnya ini.

"Apa dada saya terlalu kecil?" tanya Amel tiba-tiba membuat mata Syarif kemasukan air sabun dari bathtub.

MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang