Kembar?

1.5K 75 6
                                    

Syarif tiba di rumah dengan perasaan lapang. Kakak iparnya ikut ke rumah kakeknya itu karena tidak sanggup untuk mengemudi. Mengantuk kata Haris tadi. Ya sudah Haris sekarang berada di kamar tamu rumah kakek Syarif di lantai atas.

syarif terpaksa bolos kerja hari ini. Lagian sudah nanggung juga, sudah jam 2 siang. Ia mau istirahat saja. Jamu tadi sudah membawa efek segar, tapi matanya mau merem.

"Kitten.. aku mau tidur ya.. jangan di ganggu. Awas kamu ganggu aku." peringat Syarif pada istrinya yang nyengir lebar karena paham maksud perkataan suaminya itu.

Mereka berdua memang sudah berada di kamar tidur. Amel pulang setengah hari dari kantor karena mau mendengar kabar langsung dari Syarif dan juga kakaknya. Tapi kedua lelaki itu tidur dengan nyenyak sekarang. Meninggalkan dirinya bete sendirian di kamar ini.

"Apa yang harus saya lakukan ya? Mau mengajak ngobrol akang Tony, lelaki itu juga mungkin sibuk mengawasi rumah ini dan urusan yang lain. Bu Marta tadi sedang keluar mau ke salon." Amel ngedumel sendirian di samping suaminya yang tidur dengan tenang.

Ia mengamati wajah suaminya yang tampan itu tertidur pulas dengan sangat cepat. Ia mengelus perutnya dan segera berkomunikasi dengan sang jabang baby.

"Nak.. kalian baik-baik saja ya di dalam? Atau lagi bobo juga? Tuh lihat abi kalian tidak mengajak umi tidur. Jadi kesel deh sendirian. Apa kalian mau umi bacakan buku, supaya pintar seperti anak-anaknya teteh Kusuma. Hmm.. umi belum kasih tahu abi kalau kalian ada dua."

Amel tersenyum sendirian. Ia memang belum memebritahukan pada suaminya kalau ada dua jabang bayi di perutnya ini. Ia tadi pagi mengunjungi dokter kandungan tanpa Syarif tapi di temani oleh pengawal pribadinya. Perutnya tadi pagi agak tidak enak, biasanya ia tidak mual-mual. Tapi tadi pagi ia merasa mual. Ia segera ke dokter sekalian untuk melihat apakah kandunganya baik-baik saja. Umur kandunganya sih baru sekitar 6 minggu, belum kelihatan.

Sampai di tempat dokter kandungan ternyata menurut keterangan dari dokter itu ada dua penampakan bayi di dalam perut Amel, tapi itu nanti akan di pastikan lagi setelah janin Amel berkembang dan sehat. Amel sih sudah yakin ada dua di dalam perutnya karena ia menggingat si kembar anaknya Rendy dan Kusuma ketika memeluk serta mengambil semuanya dari sang suami. Ia berdoa dalam hati agar di berikan kembar supaya cepat ramai rumah ini.

Amel mulai mengambil buku cerita anak-anak. Ia kan punya pengalaman mendongeng untuk Amar. So pasti ia tidak kesulitan untuk berdongeng pada anaknya sendiri. Suara Amel yang lembut menghantarkan siang itu tenang dan nyaman. Sang suami tersenyum dalam tidurnya entah sedang bermimpi atau apa, hanya lelaki itu yang tahu. Amel yang bersuara lembut jadi ikutan mengantuk. Ia berbaring sambil mengusap wajah Syarif yang tidur menoleh ke arahnya sambil tersenyum.

"Saya sangat mencintai kamu suamiku. Anak-anak kita juga akan mencintai ayahnya ini yang sangat keren." tutur Amel lembut sambil menutup matanya dan tidur.

****

Haris merenggangkan tubuhnya di tempat tidur empuk itu. Ia membuka matanya karena perutnya berbunyi kriuk-kriuk.. Ia teringat bahwa ia memang belum makan siang. Ia bangun dan melihat sekeliling bahwa ini bukan rumahnya ataupun rumahnya yang di Bekasi.

"Kamar siapa ini?" rutuk Haris agak keki, otaknya kenapa jadi buntu seperti itu. Apa karena belum makan ya pikirnya sebal.

"OMG! Ini.. ini..?!

Haris terlonjak dari tempat tidur dan berdiri memandangi kamar tidur itu sekali lagi.

"Ini kamar tidur sewaktu aku sama wanita model cantik itu.. Sh*t!"

Haris mengumpat sendirian di kamar sambil menarik rambutnya seperti lelaki hilang akal.

"Kenapa sampai aku memilih kamar ini sih?"

MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang