Film selesai di putar tetapi Syarif tidak bergerak. Ia masih berusaha membangunkan Amel yang tertidur.
"Hei.. bangun kitten, film telah usai." Syarif menyenggol lengan Amel dengan pelan.
Amel terbangun dengan terkejut. Ia menatap wajah Syarif yang sangat dekat dengan wajahnya itu.
Ia melihat Film telah usai. Dan para penonton mulai berdiri untuk keluar.
Syarif membantu Amel untuk berdiri ketika suara lelaki berkata dengan nyinyir.
"Oww.. ternyata wanita itu sangat cantik. Pantas saja kalian berisik terus dari tadi."
Syarif segera melepaskan Amel dan berlari serta meninju mulut lelaki yang berkata tidak sopan tentang Amel.
Suara pukulan Syarif terdengar keras dan menakutkan. Lelaki itu oleng tapi bisa menguasai diri. Dan mulai untuk menyerang Syarif.
Syarif langsung mengambil ancang-acang untuk kembali menghajar lelaki brengsek itu.
"Aa.. No!" Amel berkata dengan suara takut
Syarif tidak mendengarkan perkataan Amel. Ia baru memukul lelaki itu lagi, ketika security bioskop masuk dan menarik tubuh lelaki yang bermulut menyebalkan itu.
"Tahan diri kamu!" ujar security itu pada Syarif.
Syarif menarik napas dengan pendek-pendek. Ia memandang orang-orang yang penasaran dengan dirinya itu.
Ia memasang wajah dingin dan datar.
Lelaki yang ia tinju menatap dirinya dengan mata membara. Syarif hanya mengangkat alisnya untuk menantang.
"Aku tidak akan mentolerir kelakuan lelaki yang bermulut busuk seperti kamu!" ujar Syarif sangat dingin membuat lelaki itu diam.
Security bioskop juga menjadi diam tidak bergerak karena nada dingin yang keluar dari bibir Syarif itu. Ia tadi maksudnya untuk menegur Syarif yang langsung saja meninju orang seenaknya. Tapi, mendengar nada dingin serta perkataan lelaki itu tentang orang yang ditinju, ia bisa mengambil kesimpulan bahwa lelaki yang ditinju ini sudah kelewatan dalam berbicara.
"Hmm.. apa kamu mengatakan hal yang membuat lelaki ini jadi meninju mulut kamu itu?" tanya security pada lelaki yang di tinju.
Seorang penonton wanita menyeletuk iya, lalu melanjutkan bahwa lelaki yang ditinju itu menghina. secara tidak langsung pada Amel.
Sang security melihat wajah Amel dan terkesiap. Ia tahu siapa wanita itu. Ayah wanita ini memiliki sebagian investasi di gedung mall ini termasuk bioskop tempat mereka pijak ini.
"Teteh Amel..?" ucap security itu sopan dan segan.
Amel hanya menatap tenang saja pada security seusia Syarif itu.
Syarif menatap security dengan heran dan agak tidak suka karena mengenal Amel. Ia menjadi sedikit posesif pada kitten miliknya itu.
Syarif berjalan ke atas untuk menarik lengan Amel dan membimbing wanita itu untuk keluar dari bioskop.
"Kalau lelaki itu mau menuntut maka carilah keluarga Diwantoro. Aku akan datang memenuhi tuntutan jika lelaki itu bisa membuktikan aku salah."
Syarif menepuk-nepuk bahu security itu dengan bersahabat. Security itu menganggukkan kepalanya pada Syarif. Lalu, menoleh pada lelaki yang dimaksud Syarif, "Kalau ngomong itu di pikirkan dulu."
Syarif memegang pergelangan tangan Amel dengan erat. Sampai diluar ia langsung melihat sang pengawal yang memandang Amel dengan agak khawatir. Lelaki itu lalu mendekati Amel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...