Amel menatap dengan ngeri karena lelaki tua yang terkenal agak seram dalam dunia bisnis ini sedang berbisik pada Kusuma. Amel tahu
dengan pak Yanto karena ia mengambil kuliah jurusan bisnis manajemen dan ia dulu pernah bekerja di perusahaan ayahnya jadi setidaknya tahu banyak dengan bisnis pak Yanto itu.
"Baiklah wanita muda yang cerewet. Aku akan pastikan Syarif rajin bekerja untuk menghasilkan anak nanti. Wanita yang akan di nikahi cucuku itu akan cepat mengandung nanti." tutur pak Yanto tegas dan sambil lalu dari hadapan Kusuma.
Amel menjadi tegang mendengar perkataan kakek Syarif itu. Ia sekarang kebagian jatah dari urutan perkenalan teman-teman Syarif.
"Hmm.. maaf pak, saya mah bukan teman aa Syarif." ucap Amel mau menghindar pertanyaan kakek Syarif itu.
"Aku tahu kamu bukan teman Syarif. Karena Syarif itu agak susah berteman dengan wanita single. Yang aku asumsikan kamu
masih single karena tidak ada cincin berlian seperti yang terlihat pada wanita-wanita muda yang barusan aku lewati saja." ucap pak Yanto agak nyelekit.
Amel terkesiap karena ucapan itu. Dasar kakek jeli! batin Amel keki.
"Iya.. saya.. saya anak dari keluarga Munandar." jawab Amel cepat.
"Oww.. keluarga Munandar. Wanita muda yang imut dan aku asumsikan kamu anak kedua dari dua bersaudara. Apa kakak kamu masih mengejar prestasinya sendiri di bidang kepolisian? Aku sangat berterima kasih karena berkat Haris aku bisa menemukan cucuku ini" tanya kakek Syarif membuat semua orang terdiam.
Andi yang mendengar nama Haris di ucapkan sang kakek jadi teringat akan Haris temannya itu. Apa Haris adalah keluarga Munandar yang ini, karena teman kuliahnya itu bernama Haris Munandar batin Andi agak bingung.
"Hmm.. iya pak." balas Amel singkat.
Dan Andi pun mendengar ucapan itu. Ia berpikir ini sangat menyenangkan, ia tidak tahu bahwa Haris dari keluarga terpandang serta kaya dan juga punya perusahaan tapi memilih jalur karir di bidang kepolisian.
Syarif, Rendy, Bram juga mendengarkan pembicaraan antara Amel dan pak Yanto. Reaksi mereka beragam. Rendy tenang saja. Karena ia memang tipe lelaki yang tenang.
Bram agak melonggo karena sepertinya hubungan persahabatan mereka ini akan semakin unik dan sedikit rumit. Karena ia melihat bahwa Syarif agak tertarik dengan Amel di lihat dari cara pandangan lelaki itu pada wanita imut itu.
Sedangkan Syarif shock. Jadi, selama ini lelaki itu adalah kakak Amel yang di sewa kakeknya untuk mengawasi dirinya selama 4 bulan belakangan ini.
Rendy merasa Syarif agak tegang, ia langsung berkata, "Hei.. santai saja. Polisi juga manusia kok.. Tapi Haris sih agak galak." ungkap Rendy pada syarif malah membuat Syarif agak keder.
"Bos..bos.. sepertinya saya mau pingsan nih." ucap Syarif ngeri.
"Walah..!" Rendy memegangi lengan Syarif dengan agak kuat, takut beneran mantan anak buahnya ini pingsan mendengar ini semua. Melihat sesuatu tidak beres Andi ikutan bertindak.
"Hmm.. pak Yanto, apa kami boleh minum sejenak?" tanya Andi pada pak Yanto.
"Ohh.. iya silahkan. Maafkan aku karena tidak sopan. Silahkan minum jika kalian haus. Sepertinya aku juga butuh air minum. Nah, imut.. ambilkan saya air minum putih ya? Aku akan menunggu di kursi sana" ujar kakek Syarif pada Amel. Pak Yanto permisi pada semua teman Syarif menuju tempat duduk yang ditunjuknya tadi pada Amel.
Amel menganggukkan kepala dan langsung kabur untuk mencari air minum. Rendy membawa Syarif ke tempat duduk mereka yang memang memilih agak disudut supaya tidak terlalu di perhatian orang. Kusuma mendekati suaminya dan Syarif.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomantikAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...