Syarif ke kantor dengan semangat yang baru, ia merasa baru lahir ke dunia ini lagi. Ia duduk dan langsung mengerjakan laporan yang agak menumpuk karena hari Sabtu ia pulang setengah hari.
Lelaki muda itu menghidupkan streo musik menggunakan remote. Lagu mengalun membuat pikiran Syarif tenang.
**Hei pujaan hati apa kabarmu
Ku harap kau baik-baik saja
Pujaan hati andai kau tahu
Ku sangat mencintai dirimu
**Hei pujaan hati setiap malam
Aku berdoa kepada sang Tuhan
Berharap cintaku jadi kenyataan
Agar ku tenang meniti kehidupan
Syarif bernyanyi sambil mengetik, tetapi ketika ia perhatikan di layar monitor laptopnya itu terketik nama 'AMEL', "AMELIA','KITTEN'.
Syarif terkekeh karena ulahnya sendiri itu. Ia mengdelete nama itu dari laporan kerjanya,. Semoga ia tidak bertepuk sebelah tangan, karena kalau bertepuk sebelah tangan lagu Vetty Vera akan menjadi kenyataan 'Bertepuk sebelah tangan, mana tahan, Bikin capek ah ah, Bikin repot ah ah ho...sayang'.
Ia menggigil karena makna lagu tersebut. Ia akan berusaha lagi dari awal. Ia akan mencari alamat rumah Amel dan mengunjungi ayahnya itu. Seperti kata dalam pantun yang pernah mbak Dian katakan padanya dari buku pantun milik Kusuma 'Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus!"
Ia bertepuk tangan sendiri seperti orang gila di dalam kantornya ini. Ia masih belum punya teman akrab di kantor besar kakeknya ini. Asisten pribadinya pun ia belum punya, ia menganggap bahwa ia belum terlalu repot untuk tambahan asisten pribadi.
***
Malam hari di kamar Syarif. Ia tadi siang sudah mengirimkan pesan untuk meminta data lengkap Amel pada Kusuma. Wanita itu kan mantan nyonya Amel, pasti ada data lengkap sewaktu wanita itu melamar jadi baby sisternya Amar.
Suara handphone Syarif berbunyi, ia yang lagi nonton TV sambil berbaring di tempat tidur langsung meraih handphone tanpa melihat lagi siapa yang menelpon.
"Yuuhhuuuiiiii.. Arif sayaangggg..?" suara cempreng Kusuma terdengar dari handphone. Syarif hampir melepaskan handphone ditangannya itu.
"MBAAAKKKKK KUSUUUMAAA..!" jawab Syarif dengan keki.
Suara Kusuma terkikik merespon ucapannya itu. Ada suara Rendy di belakang Kusuma menyuruh wanita itu untuk serius.
"Iya..iya,, ihh.. mas ini tidak bisa membuat saya senang sedikit karena menggoda Syarif." suara Kusuma yang manja membalas perkataan suaminya terdengar jelas di telinga Syarif.
"Haloo..halo.. kalian jangan bermesraan sambil menelphone dong. Saya ini masih perjaka ting-ting." balas Syarif dengan sangat sebal.
Syarif tidak tahu bahwa Rendy sedang tidak berpakaian sama sekali di atas tempat tidur dengan sang istri berbaring diatas tubuhnya menelpone Syarif. Kusuma pun hanya mengenakan gaun tidur tipis tanpa underware.
Kalau Syarif tahu maka lelaki itu pasti sudah mematikan handphonenya seketika.
"Maaf Rif, ini mas Rendy yang iri kalau saya bercanda dengan lelaki lain." ungkap Kusuma sambil membelai dada suaminya yang keras itu. Rendy mengeram rendah karena perbuatan sang istri. Syarif menyeringai.
Di rumah Rendy, sang istri sedang menerungkup di dada suaminya sambil menelphone temannya itu.
"Rif, nanti saya kirim data lengkap Amel memakai email atau bagaimana nih?" tutur Kusuma sambil membuat pola-pola melingkar di dada Rendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...