Linda

1.2K 65 1
                                    

Amel mengamati pakaian perawat yang di kenakan Linda. Wanita cantik itu berpakaian dengan sopan, tidak ketat dan tidak memakai rok. Linda memakai celana panjang serta baju lengan panjang. Rambut Linda dicepol dengan profesional.

"Apa kamu membawa saya makanan?" tanya Amel lembut. Ia percaya Linda memulai hidup baru. Itu semua terlihat dari pancaran matanya Linda yang bersih serta tulus.

Linda tersenyum lebar dan berkaca-kaca karena Amel sudah mengerti dirinya.

"Iya.. teteh.. ini makanan yang di pesan pak Syarif tadi. Makanan khusus untuk ibu hamil." ujar Linda lembut.

Syarif agak ragu dengan Linda. Ia memasang wajah datar dan curiga.

"Apa bapak curiga saya meracuni teteh Amel?" tanya Linda dengan hati sakit.

"Aaa...?! Amel jadi keki karena suaminya ini curiga.

"Iya.. wajar saja aku curiga cintaku.. wanita ini..?"

"Saya tidak akan membuat kehidupan saya menjadi kotor lagi pak Syarif. Kalau memang saya ingin melakukan sesuatu yang jahat, sudah saya lakukan sedari tadi. Ketika teteh Amel masih tertidur. Toh, saya yang bertugas hari ini." suara Linda terdengar tegas dan tidak mau menyerah.

Syarif menarik napas panjang.

"Kemarikan makanan itu, biar aku duluan yang makan. Toh, walaupun itu makanan khusus ibu hamil, aku adalah suami dari ibu hamil itu sendiri." ucap Syarif dengan nada kompromi pada Linda.

Linda tersenyum senang. Ia menjulurkan nampan berisi makan pada Syarif.

"Saya ada juga makanan yang lain, jika yang ini teteh Amel tidak selera."

Ketika Linda datang lagi. Syarif kembali makan duluan makanan yang di antar.

"Maaf Linda.. aku hanya antisipasi. Aku tidak mau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan karena kami mau punya anak kembar. Kalau kamu juga hamil, kamu pasti akan menjaga anak kamu dengan sebaik mungkin." tutur Syarif sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.

Refleks Linda memegang perutnya yang datar. Anak..? Semoga ia tidak hamil jika hamil ia akan dicap wanita tidak bermoral karena orang memandang dirinya yang tidak bersuami. Padahal 'sang suami' pergi meninggalkan dirinya yang berjuang sendiri. Untungnya ada bu Puspa yang mau menerima dirinya bekerja sebagai staff administrasi perawat walaupun dirinya tidak punya basic ilmu keperawatan.

"Linda.. halooo?" Syarif menyentak lamunan Linda lagi.

"Ehh.. iya.. sini saya makan juga." tutur Linda sambil mau mengambil sendok lain.

"Eiitss.. jangan coba-coba mengurangi jatah saya ya.. " Amel langsung mengambil piring di Syarif membuat Linda tersenyum geli.

"Maaf teh.. hanya mau membuat memastikan saja.." balas Linda dengan hati berbunga-bunga karena Amel percaya padanya.

"Memastikan terus.. bisa habis lagi ini.. kan tidak mungkin mau minta tambah lagi." lanjut Amel sambil meminta suap pada suaminya.

"Iya tidak apa-apa sayang kalau kamu ingin menambah, iya kan Lin?"

"Iya pak.. tidak apa-apa. Hmm.. kalau begitu jika tidak ada yang mau di bantu saya akan menunggu di luar saja. Kalian mungkin ingin makan lebih nyaman dan privasi. Saya permisi dulu."

Syarif mengangguk pelan setelah makan punya Amel dan menunggu setidaknya sekitar 5 menit kalau ada reaksi. Dari bau sih tidak ada yang curiga. Ia sedari tadi membuka handphone dan meletakkan handphone yang dalam keadaan menyalahkan untuk membuat video ke arah makanan serta ke arah Linda. Ia sih agak paranoid. Bukankah kejahatan itu selagi ada kesempatan. Jadi, Syarif waspada. Jika terjadi sesuatu pada mereka, ya ia ada bukti. Berabe kan kalau terjadi kasus keracunan.

MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang