Di suatu tempat di kawasan agak sepi, seorang pria mendapatkan tugas membuat seorang wanita cacat karena sang kakak telah membuat orang yang menyuruhnya itu di penjara selama 5 tahun. Sekarang orang yang di penjara itu sudah bebas.
Lelaki yang duduk sambil merokok itu menatap wajah wanita di handphonenya yang dikirim oleh penyewanya itu melalui pesan bergambar.
"Cantik sekali wanita ini, pipi mulus, bibir seksi, tubuh proporsional, mata berwarna coklat. Sangat di sayangkan kalau wajah wanita ini rusak. Tapi, ini kan tugas. Dan aku sudah dibayar." ucap lelaki itu sambil mengusap wajah mulus sang wanita di layar handphone.
Teleponnya berdering, yang menelepon adalah lelaki yang menyewa dirinya.
"Halo?"
"Apakah kamu sudah menerima foto wanita itu?" suara lelaki itu penuh kebencian.
"Sudah bos. Sangat cantik." jawabnya jujur.
"Ya.. sangat cantik, dan kakak serta ayah wanita itu sangat menyanyanginya." balas si bos.
"Hmm.. kira-kira kapan aku harus menuntaskan tugas ini?" tanya lelaki itu penasaran.
"Secepatnya, tapi tunggu perintah dariku dulu." lanjut si bos.
"Baiklah bos, kalau begitu aku akan memantau keadaan dulu, karena wanita ini selalu di kawal jika keluar dari rumah. Dan sekarang ada si kakak yang berada di rumah itu." si lelaki menjelaskan dengan detail.
"Kalau begitu hati-hati, aku tidak mau tugas ini gagal. Jika gagal, maka setengah uang dariku tidak akan aku transfer." desis si bos pada lelaki itu.
"86, Bos!Aku akan hati-hati." jawab lelaki itu.
Amel di kamar bermain dengan kucingnya yang cantik. Ia suka sekali kucing. Bahkan sang induk sudah memiliki 4 ekor anak gembul yang mengemaskan. Ia baru saja selesai makan malam.
Ayahnya mengisyaratkan bahwa Aa Arif meminta restu dari sang ayah untuk mendekati dirinya. Amel tersenyum bahagia karena hal itu, tidak seperti kakaknya yang jutek mendengar informasi dari ayah mereka.
Amel sih tidak peduli kakaknya jutek. Aa Haris mah memang begitu. Tidak ada yang berani mendekati dirinya karena sang kakak yang galak. Kalau begini terus ia bisa-bisa jadi wanita layu sebelum berkembang. Cuma Aa Syarif yang gentelmen datang langsung le rumahnya untuk meminta izin dari ayahnya.
"Aa Arif sudah kasep, gentelmen, baik hati, pejuang keras dan rendah hati. Saya mah akan sangat beruntung bisa menjalin hubungan dengan Aa nanti." ucap Amel sambil mengelus kepala Oye si kucing induk miliknya itu.
Oye mengeong seolah mengamini omongan Amel itu.
Amel terkekeh sendiri karena ulah Oye itu. Ia memindahkan sang induk ke tempat anak-anak kucing yang tertidur dan ada satu yang masih terbuka matanya.
"Nah, Oye, kasih anak-anakmu minum. Mungkin mereka sudah pada haus." Amel bergumam pelan pada Oye. Si kucing mengeong lagi tapi di tujukan untuk anaknya.
Amel berbaring dengan mata menatap Flapon kamar, pikirannya melayang pada lelaki tampan dengan perangai riang. Amel mendesah lalu berkata sambil memejamkan matanya.
"Pinanglah Amel dengan cepat A'.. "
Amel tertidur dengan senyum manis.
****
Haris mengajak adiknya untuk refresing ke taman Bogor. Ia kan cuti jadi setidaknya rekreasi juga.
"Mel, ayo.. cepat sedikit dong. Tidak usah dandan lama, kamu sudah cantik kok." teriak Haris dari luar kamar adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...